Mengungkap Kemegahan Candi Sambisari di Timur Kota Yogyakarta
Candi Sambisari adalah salah satu candi di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Sambisari sempat terkubur di dalam tanah sedalam 6,5 meter hingga akhirnya ditemukan pada tahun 1966. Penyebabnya adalah lahar dari erupsi gunung Merapi menimbun seluruh bagian candi di masa lalu. Nasib serupa juga dialami oleh candi Kedulan, candi Kadisoka, candi Morangan, situs Palgading, candi Gampingan, situs Klodangan, situs Mantup, situs Payak, dan candi Kimpulan.
Keterangan: Pengamatan dilakukan pada tanggal 15 Maret 2024
Daftar isi
Lokasi
Candi Sambisari berada di Jalan Candi Sambisari, Padukuhan Sambisari, Kalurahan Purwomartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 1966, saat candi Sambisari ditemukan, lokasi situs candi Sambisari adalah lahan pertanian. Saat ini, situs candi Sambisari dikelilingi oleh permukiman penduduk yang padat.
Jalan Sambisari adalah jalan utama menuju ke candi Sambisari. Dari Jalan Raya Solo-Yogyakarta, pengunjung menempuh jarak sejauh 2,3 km melalui jalan Sambisari. Jika pengunjung berangkat dari jalan Ring Road Timur, maka pengunjung dapat melewati jalan Selokan Mataram - Jalan Sambisari sejauh 2,5 km. Namun, Jalan Selokan Mataram sempit jika dilalui oleh mobil sehingga pengunjung yang mengendarai mobil disarankan untuk lewat rute pertama.
Sebuah gapura dengan tulisan "Sambisari" menjadi penanda lokasi situs candi Sambisari. Gapura tersebut berjarak 170 meter dari situs. Di sekeliling situs candi Sambisari terdapat jalan kecil yang hanya bisa dilalui oleh kendaraan beroda dua. Jalan-jalan tersebut mengarah ke permukiman warga di sekitar situs candi Sambisari. Jalan di sebelah barat situs candi sudah beraspal, sedangkan jalan di sebelah timur situs candi hanya berupa tanah berpasir. Selain itu, ada perkebunan warga dan lahan persawahan di sebelah timur situs candi.
Fasilitas
Fasilitas yang ada di situs candi Sambisari, antara lain
1. Toilet
2. Musala
3. Satu saung
4. Ruang informasi candi Sambisari
Ruang informasi candi Sambisari berisi berbagai temuan lepas, papan informasi mengenai candi Sambisari, dan maket candi Sambisari yang terbuat dari kayu.
5. Tempat parkir
Tempat parkir kendaraan bermotor berada di luar situs candi Sambisari. Sepeda motor dapat diparkir di teras rumah warga yang disediakan sebagai lahan parkir pengunjung candi Sambisari. Lokasinya berhadapan dengan pintu masuk situs candi Sambisari. Mobil dan bus bisa diparkir di pinggir jalan aspal.
Sejarah Pembangunan Candi Sambisari
Pembangunan candi Sambisari diperkirakan terjadi pada abad ke-9 M selama masa pemerintahan Raja Rakai Garung, penguasa Kerajaan Mataram Kuno dari Wangsa Syailendra. Bukti pertama yang menunjukkan perkiraan waktu pembangunan candi Sambisari adalah temuan lempengan emas bertulis (prasasti emas) yang ditemukan pada tahun 1976. Prasasti emas berukuran 2 x 1 cm tersebut ditemukan di bawah salah satu umpak yang berada di candi induk. Boechari, pakar epigrafi sejarah kuno dan arkeolog, meneliti prasasti emas tersebut. Hasil pengkajian paleografis terhadap tulisan di prasasti emas menunjukkan bahwa tulisan pada prasasti emas menggunakan huruf Jawa Kuno, yang berbunyi "Om Siwa Sthana" yang artinya adalah "hormat, pembuatan tempat (rumah) bagi Dewa Siwa." Selain itu, Boechari juga berpendapat bahwa tulisan di prasasti emas berasal dari sekitar abad ke-9 M. Dengan demikian, bukti ini menginformasikan bahwa candi Sambisari adalah candi Hindu Siwa dan dibangun sekitar abad ke-9 M.
Bukti kedua adalah tata letak candi Sambisari yang konsentrik, bentuk badan candi yang cenderung tambun, memiliki beragam ornamen yang khas, dan candi terbuat dari batu andesit. Ketiga ciri candi tersebut merupakan gaya bangunan candi peninggalan kerajaan Mataram Kuno (Medang). Selain itu, konsentrasi utama dari candi-candi peninggalan masa kerajaan Mataram Kuno berada di sekitar Kedu-Yogyakarta.
Setelah ditelusuri, raja kerajaan Mataram Kuno (Medang) yang memerintah sekitar abad ke-9 M adalah Raja Rakai Garung (naik tahta pada tahun 829 M). Pendapat ini didasarkan pada isi prasasti Wanua Tengah III (berangka 830 Saka atau 908 M) yang mencantumkan daftar raja-raja Mataram Kuno sebelum Rake Watukura Dyah Balitung (naik tahta pada tahun 898 M).
Sebelum prasasti emas candi Sambisari ditemukan, penentuan tahun pembangunan candi Sambisari tidak dapat diketahui secara pasti sehingga perlu peninjauan candi dari beberapa segi. Soediman, seorang arkeolog, memberikan pendapat tentang tahun pendirian candi Sambisari berdasarkan struktur candi. Soediman berpendapat bahwa candi Sambisari dibangun sezaman dengan candi Plaosan, candi Sojiwan, dan candi Prambanan yang juga dibangun sekitar abad ke-9 M sampai dengan abad ke-10 M. Alasannya, batu isian di candi Sambisari sama dengan ketiga candi tersebut, yaitu batu padas. Pendapat lain juga dikemukakan oleh R. Soekmono, salah satu arkeolog pertama Indonesia, yang menggolongkan candi Sambisari sebagai candi abad ke-8 M berdasarkan bentuk arsitekturnya.
Sejarah Penemuan Candi Sambisari
Candi Sambisari ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang petani bernama Arjo Wiyono pada bulan Juli 1966. Pada saat Arjo mencangkul tanah milik Karyowinangun, cangkulnya tidak sengaja membentur sebuah batu berukir yang ternyata berasal dari reruntuhan candi. Berita penemuan tersebut ditanggapi oleh kantor Arkeologi di Prambanan yang segera mengamankan area penemuan candi.
Kegiatan penelitian sistematis, yaitu ekskavasi arkeologis dilaksanakan oleh kantor cabang I Lembaga Peninggalan Purbakala Nasional pada bulan September 1966 dengan dibantu oleh para mahasiswa arkeologi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ekskavasi (penggalian) dilakukan pada tahun 1975-1977 dan tahun 1984-1985. Posisi candi Sambisari berada pada kedalaman 6,5 m di bawah permukaan tanah. Candi Sambisari terkubur oleh tanah hasil endapan dari lahar akibat erupsi gunung Merapi yang terjadi berulang kali. Luapan lahar tersebut berasal dari sungai Kuning yang berada di sebelah barat candi Sambisari. Jenis tanah yang menimbun candi Sambisari sangat beragam. Jenis-jenis tanah di lingkungan sekitar candi Sambisari adalah tanah humus, pasir kasar kerikil, pasir halus, tatal batu putih, tanah liat kekuning-kuningan, lempung pasiran, tanah liat kecoklat-coklatan, dan pasir lempungan.
Kegiatan ekskavasi berhasil menampakkan satu buah bangunan induk candi dan 3 candi perwara (pendamping). Kondisi candi-candi tersebut dalam bentuk reruntuhan. Hanya bagian kaki, sebagian pagar langkan, dan sebagian tubuh candi yang kondisinya masih bagus. Pada tanggal 23 Maret 1987, penggalian dan pemugaran candi Sambisari selesai.
Beberapa kegiatan selama penggalian, pemugaran, dan studi konservasi candi Sambisari yang didokumentasikan dalam bentuk poster di dalam ruang informasi candi Sambisari, antara lain:
- Kegiatan penggalian pencarian pagar keliling II
- Kegiatan penggalian pagar sisi barat
- Percobaan penyusunan atap kemuncak, tubuh, atap, gapura pintu masuk, dan pagar langkan candi Sambisari
- Pemasangan yoni pada candi induk Sambisari
- Pembuatan gorong-gorong di luar pagar keliling II
- Pembetonan tangga kompleks percandian Sambisari pada lereng sekitar candi Sambisari
- Pembuatan lantai selasar sisi barat di luar pagar percandian Sambisari dalam rangka landscaping
- Pembuatan selasar dan bak untuk tanaman lindung dalam rangka landscaping
- Penanaman rumput dalam rangka landspacing
- Kegiatan pengamatan tingkat kerusakan dinding sisi timur candi induk
- Kegiatan pengukuran tingkat kelembaban batu sedimen pagar I candi induk
- Pengamatan tingkat kerusakan dan pengukuran pagar halaman II
- Pengambilan sampel endapan garam dan partikel-partikel batu yang mengelupas
Di dekat pintu masuk kawasan kompleks candi Sambisari terdapat sebuah prasasti peresmian yang menandai keberhasilan pemugaran candi Sambisari. Isi prasasti peresmian tersebut, yaitu:
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Purna Pemugaran
CANDI SAMBISASI
Diresmikan oleh
Direktur Jenderal Kebudayaan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Prof. Dr. Haryati Soebadio
Yogyakarta, 23 Maret 1987
![]() |
Dokumentasi pribadi: Prasasti Peresmian Purna Pemugaran Candi Sambisari |
![]() |
Dokumentasi pribadi: Searah Jarum Jam: Candi Induk, Candi Perwara Selatan, Candi Perwara Tengah, Candi Perwara Utara, Lapik Bujur Sangkar di dalam Candi Perwara Utara |
![]() |
Dokumentasi pribadi: Dua Belas Umpak di Selasar Candi Utama Sambisari |
![]() |
Dokumentasi pribadi: Relung dan Arca di Tubuh Candi Utama Sambisari |
- Arca Durga Mahisasuramardhini (sisi utara)
- Arca Agastya (sisi selatan)
- Arca Ganesa (sisi timur)
![]() |
Dokumentasi pribadi: Bilik Candi Utama Sambisari dan Ukiran Naga – Kura-Kura di Bawah Cerat Yoni |
![]() |
Dokumentasi pribadi: Temuan Lepas dan Maket Candi Sambisari |
- Indriyani, A., dkk. (2022). Medang - Sejarah dan Budaya Mataram Kuno. Yogyakarta: Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta
- Harriyadi. (2020). Makna Ragam Hias Sankha Bersayap pada Candi Hindu dan Buddha di Jawa. Purbawidya: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi. 9(2). 113-130.
- Sedyawati, E., dkk. (2013). Candi Indonesia Seri Jawa. Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
- Istari, R. (2003). Arti Simbolis Pahatan Naga Di Bawah Cerat Yoni Dari Singasari. Berkala Arkeologi. 23(1). 53–62.
- Candi Sambisari. (2023, Agustus 4). Diakses pada Maret 15, 2024 dari id.wikipedia.org: https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Sambisari pukul 00.41 WIB
- Candi Sambisari. (2022, April 5). Diakses pada Maret 15, 2024 dari kebudayaan.slemankab.go.id: https://kebudayaan.slemankab.go.id/post/candi-sambisari-1 pukul 00.48 WIB
- Boechari. (n.d.). Diakses pada Maret 15, 2024 dari esi.kemdikbud.go.id: https://esi.kemdikbud.go.id/wiki/Boechari pukul 01.08 WIB
- Sejarah Candi Sambisari yang Tak Sengaja Ditemukan Petani. (2023, Februari 2). Diakses pada Maret 15, 2024 dari www.kompas.com: https://www.kompas.com/stori/read/2023/02/02/110000579/sejarah-candi-sambisari-yang-tak-sengaja-ditemukan-petani pukul 02.33 WIB
- Arca Vajrapani. (n.d.). Diakses pada Maret 16, 2024 dari jogjacagar.jogjaprov.go.id: https://jogjacagar.jogjaprov.go.id/detail/3112/arca-vajrapani pukul 14.00 WIB
- Wajrapani. (2024, Februari 7). Diakses pada Maret 16, 2024 dari id.wikipedia.org: https://id.wikipedia.org/wiki/Wajrapani pukul 14.15 WIB
- Papan infomasi candi Sambisari
Komentar
Posting Komentar