Sejarah Singkat Pena dari Kalam hingga Bolpoin

    Pena menjadi alat yang sangat penting untuk menulis di atas kertas dan papirus. Zaman dahulu, peradaban manusia kuno menulis dengan mengukir batu, kayu, bambu, menulis di atas daun lontar, nipah, kulit binatang, atau dengan kulit kayu Daluang (kertas Jawa), mencetak tulisan dengan media tanah liat atau logam. cara ini membutuhkan waktu lama, membutuhkan keterampilan dalam membuat media dan teknik menulisnya, serta tidak tahan lama untuk beberapa media (kecuali media logam dan batu yang lebih awet). Selain itu, media-media ini sulit dibawa kemana-mana karena berat atau mudah rusak. 

    Meskipun media daun dan kulit kayu sudah menggunakan tinta tetapi media ini tidak tahan lama dan butuh penanganan khusus untuk menyimpannya. Maka, sejak ditemukan kertas di Cina dan papirus yang banyak digunakan di sepanjang Sungai Nil, budaya menulis berkembang dengan cepat. Pena menjadi alat yang tidak terpisahkan dengan sejarah panjang kertas. 

    Juru tulis dari Mesir Kuno pada tahun ke-4 SM menggunakan kalam (Bahasa Inggris: reed pen). Dalam bahasa Indonesia, kalam berasal dari kata serapan Bahasa Arab (Qalam) yang berarti  pena. Kalam menjadi alat tulis yang lazim digunakan pada zaman kuno. Kalam dibuat dari batang bambu yang ujungnya diserut hingga memiliki ujung tajam. Bagian ujung bambu akan diserut hingga ketebalan yang cukup supaya nyaman untuk menulis. Ujungnya akan diserut berbentuk persegi kemudian dipotong diagonal (seperti ujung pena penanda berujung serong). 

    Cara menggunakannya adalah dengan mencelupkan ujungnya ke dalam tinta.  Kalam sering digunakan untuk menulis kaligrafi karena dapat menghasilkan bentuk huruf yang indah dan tebal. Namun, ujung tajam kalam tidak tahan lama sehingga kalam digantikan dengan pena bulu. Namun, ada beberapa seniman yang menggunakan kalam untuk melukis seperti Vincent van Gogh. 

    Pena bulu adalah alat tulis yang dibuat dengan menggunakan bulu burung. Pena bulu menggantikan pengguunaan kalam sekitar abad ke-7. Cara membuatnya hampir sama dengan cara meraut ujung dari kalam. Cara penggunaannya juga masih sama yaitu dengan mencelupkannya ke dalam tinta. Pena bulu ayam digunakan di Qumran, Yudea untuk menulis beberapa Gulungan Laut Mati, yang berasal dari sekitar 100 SM. Kekurangan dari pena bulu adalah ujungnya yang tajam sering merobek kertas tipis dan bisa saja melukai tangan. 

    Penggunaan kalam, kuas, atau pena bulu harus mencelupkan ujungnya ke dalam tinta. Cara ini membuat tinta sering tercecer di atas kertas dan bisa menodai baju pengguna. Untuk itu, diciptakan pena yang bisa menyimpan tinta di dalamnya sehingga tidak perlu berulang kali mencelupkan ke dalam tinta. Pena ini disebut dengan pulpen. Pulpen dapat diidentifikasi dengan ujung logam lancip dan mampu menyedot tinta. Teknik mengisi ulang pulpen dengan menyedot tinta ini disebut metode piston. Tinta akan masuk ke dalam pulpen dan disimpan di kamar tinta. Pulpen menggunakan gravitasi untuk mengalirkan tinta ke ujung pulpen. Kekurangan pulpen adalah tinta yang melebar di atas kertas saat digunakan dan ujungnya yang tajam dapat merobek kertas. 

    Pada tahun 1938, László Bíró, seorang jurnalis Hungaria dengan bantuan saudara laki-lakinya, George yang merupakan seorang ahli kimia mengembangkan sebuah pulpen dengan ujung yang memiliki bola kecil berputar yang kemudian disebut dengan pena bolpoin (Bahasa Inggris: ballpoint pen). Bola kecil ini akan berputar dan tinta yang keluar akan membasahi bola kecil ini. Penggunaan bola kecil di ujung pena menyelesaikan permasalahan kertas yang robek akibat ujung yang tajam. Bola kecil yang berputar ini juga membantu dalam merekatkan tinta ke atas kertas. 

    Penyebutan pena, pulpen, dan pena bolpoin adalah 3 hal yang berbeda sehingga penyebutan bolpoint pen (pena bolpoin) dengan pulpen yang sering dianggap sama adalah kurang tepat. Pulpen masih diproduksi hingga saat ini tetapi penggunaannya bukan untuk menulis sehari-hari melainkan untuk simbol status atau hadiah karena harganya yang mahal. Dengan demikian, pena sebagai alat tulis mengalami perkembangan yang sangat panjang dalam sejarah manusia. 

    Sumber:

1. https://id.wikipedia.org/wiki/Kalam (diakses tanggal 10/12/2020 jam 21.09 WIB)

2. http://www.historyofpencils.com/writing-instruments-history/history-of-reed-pen/ (diakses tanggal 10/12/2020 jam 21.22 WIB)

3. https://en.wikipedia.org/wiki/Pen (diakses tanggal 10/12/2020 jam 21.43 WIB)

4. https://id.wikihow.com/Menggunakan-Pulpen (diakses tanggal 10/12/2020 jam 21.51 WIB)

5. https://id.wikipedia.org/wiki/Pena_bolpoin (diakses tanggal 10/12/2020 jam 22.20 WIB)


Komentar