Ngawioboro Sentra PKL Ngawi

Dokumentasi pribadi

    Ngawioboro menjadi satu dari sekian banyak kembaran Malioboro Yogyakarta. Kawasan pedestrian yang terkenal di Yogyakarta tersebut menjadi magnet bagi pengunjung dari berbagai daerah. Oleh karena itu, banyak kota dan kabupaten yang meniru konsep pedestrian ini, salah satunya Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

    Malioboro ala Ngawi ini merupakan sentra PKL yang difungsikan sebagai tempat baru berjualan PKL agar lebih tertata dan bersih. Ngawioboro ada di Jalan Yos Sudarso sepanjang 700 meter dan lebar 6 meter dari perempatan Kartonyono hingga gapura Alun-Alun Ngawi.  Namun, Ngawioboro hanya ada di sisi barat jalan raya. Untuk pembangunannya memakan biaya yang cukup besar sehingga tak heran proyek ini memancing rasa penasaran selama masa pembangunan. Ngawioboro selesai dibangun pada tanggal 15 Desember 2020.

    Fasilitas yang kita jumpai di Malioboro Yogyakarta antara lain masjid, tempat duduk, bollard yang bisa diduduki, toilet di bawah tanah, tempat parkir, lampu jalan klasik, dan lainnya. Sedangkan di Ngawioboro, terdapat kursi dengan bermacam bentuk, parkir sepeda, lampu jalan klasik, dan patung-patung yang bagus sebagai objek swafoto. Berikut fasilitas yang ada di Ngawioboro:

1. Bermacam-macam kursi dan meja 

    Tak hanya kursi dan meja yang terbuat dari rangka besi dan dudukan kayu, di Ngawioboro anda akan menemukan kursi kayu jati berukuran besar, meja dan kursi batu, kursi dengan kaki berbentuk roda besar, serta kursi berbahan besi dan kayu dengan hiasan topeng seperti terlihat pada gambar.

Dokumentasi pribadi

  Keberadaan bermacam-macam model kursi ini menjadi keunikan yang tidak akan membuat pengunjung bosan. Selain itu kursi jati besar ini sekaligus memperkenalkan kerajinan ukir Kabupaten Ngawi yaitu bonggol jati yang banyak ditemukan di daerah sekitar Pegunungan Kendeng di utara Ngawi dan Kedunggalar. Geografi Kabupaten Ngawi yang dekat kawasan kars dan hutan jati yang luas membuat karya seni ukir bonggol jati menjadi mata pencaharian sebagian penduduk Ngawi. 

2. Halte 

    Ada satu halte di Ngawioboro tepatnya di depan SDN Margomulyo 1 Ngawi. Halte ini memiliki bentuk yang unik. Ada dua kursi panjang berhadapan di dalamnya. Dari 700 meter panjang Ngawioboro, hanya ada satu halte. Kemungkinan halte ini difungsikan sebagai tempat menunggu jemputan orang tua siswa siswi SDN Margomulyo 1 Ngawi. 

Dokumentasi pribadi: Halte bus tampak depan

3. Karya seni dua dimensi dan tiga dimensi

    Ada banyak patung yang bernilai seni dan bisa menjadi spot foto menarik. 

   Pertama, seni ukir bentuk tangan dari kayu berwarna merah putih. Patung ini berada di dekat gapura Alun-Alun Ngawi atau di ujung utara Ngawioboro. Bentuk tangan yang berusaha menggapai tangan yang lain dan tangan berjabat tangan dengan warna merah putih memberikan kesan gotong royong. Karya seni simbolis tiga dimensi ini sangat cocok dengan corak kebudayaan bangsa Indonesia yang gotong royong. 

Dokumentasi pribadi

    Kedua, patung pemain akrobatik berwarna-warni. Patung pemain akrobatik ini memiliki gaya modern minimalis yang sedang mengendarai sepeda roda satu dan memegang piring di atas tongkat dengan mulut seperti pada gambar. 

Dokumentasi pribadi

    Ketiga, patung sapi menarik gerobak. Patung ini berukuran besar dan gerobaknya sering dinaiki oleh anak-anak. Ukuran gerobaknya kecil sehingga orang dewasa tidak bisa menaikinya. Namun, patung ini tidak difungsikan untuk dinaiki oleh banyak orang sehingga sebaiknya jika ingin foto sambil menaiki gerobaknya, hanya boleh anak-anak saja dengan tetap berhati-hati karena posisi gerobaknya tinggi. 

Dokumentasi pribadi

    Selain itu, ada juga karya seni dua dimensi berupa gambar tradisional dengan pencahayaan modern. Bidang gambar ini berbentung segitiga sehingga ada tiga sisi gambar. Ada dua karya seni dua dimensi ini di Ngawioboro.

Dokumentasi pribadi

 4. Tiang-tiang lampu gaya klasik

    Bukan hanya tiang lampu gaya klasik biasa, tetapi juga dilengkapi dengan beberapa slogan dan filosofi menarik. Salah satunya adalah "Jadi orang jangan baperan" Selain itu, ada juga yang dipasangi iklan batik khas Ngawi atau sentra produksi Ngawi lainnya. Motto “Ngawi Ramah” dipasang di hampir semua fasilitas. Kemudian, ada juga tiang lampu unik dari kayu panjang dengan tangkai lampu yang menjungkit ke atas dan lampunya ada di ujung bawah tangkai lampu. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar pertama di bawah.

Dokumentasi pribadi

5. Hiasan topeng dan tugu gading 

    Posisinya berada di depan SDN Margomulyo 1 Ngawi. Hiasan yang tinggi ini memperkenalkan kekhasan Kabupaten Ngawi dari bentuk gading dan dua topeng. Gading melambangkan peninggalan manusia purba yang ditemukan di Trinil. Anda pastinya tak asing dengan lagu Kartonyono Medot Janji. Tugu Gading atau Tugu Kartonyono yang ada di perempatan Kartonyono adalah versi ukuran besar ikon manusia purba Trinil ini. 

Dokumentasi pribadi

    Dua topeng ini menginformasikan kebudayaan asli Kabupaten Ngawi yaitu tarian tradisional Penthul Melikan yang mengenakan topeng. 

6. Bollard bentuk kepik merah

    Bollard ini difungsikan sebagai pembatas antara pedestrian dengan parkiran sepeda motor. Selain itu, bollard kepik merah ini juga bisa digunakan untuk duduk. Ada beberapa posisi bollard kepik merah ini yang tidak berada di dekat parkiran sehingga bisa untuk duduk santai.  Bollard ini dibuat dengan semen dan dicat merah dilengkapi bentuk bintik lingkaran hitam khas kepik. 

Dokumentasi pribadi

7. Tiang penunjuk tempat wisata Kabupaten Ngawi

    Tiang penunjuk tempat wisata ini digunakan untuk memperkenalkan tempat wisata lain Ngawi yang bisa dikunjungi wisatawan. Posisi kedua tiang penunjuk ini berada di ujung utara dan selatan Ngawioboro. Tempat wisata yang tertera di tiang penunjuk wisata antara lain: 

b. Kepatihan selatan
c. Pasar besar
d. Benteng Pendem
e. Gayam Park
f. Srambang Park
g. Cekok Mondol
h. Jamus
i. Kripik tempe Sadang
j. Tawun
l. Waduk Sangiran
m. Museum Trinil
n. Gembol jati Ngusalan
o. Monumen Suryo

Dokumentasi pribadi

8. Tempat sampah besi besar

    Keberadaan tempat sampah digunakan untuk menjaga kebersihan dan meningkatkan kesadaran pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya. Tempat sampah ini memiliki bentuk yang bagus dan serasi sehingga tidak tampil mencolok dan aneh karena berbeda dengan tema pedestrian. 

9. Guiding block atau jalur penunjuk jalan bagi tunanetra

    Jalur kuning ini disediakan bagi penyandang tunanetra agar nyaman dan aman mengunjungi Ngawioboro. 

10. Parkir sepeda

    Salah satu fasilitas ini tidak banyak ditemui di tempat wisata lain. Ngawioboro dan alun-alun adalah kawasan bersepeda sehingga pengunjung yang datang dengan mengendarai sepeda tidak perlu bingung dimana akan memarkirkan sepeda karena sudah disediakan. Selain itu, keberadaan fasilitas ini juga membantu menjaga kerapian di jalur pedestrian. 

Dokumentasi pribadi

    Pengunjung bisa mengunjungi Ngawioboro pada sore dan malam hari karena keindahan lampu-lampu menambah keindahan jalur pedestrian ini. 

Pengamatan 8 Agustus 2021

    Ngawioboro tampak sepi karena situasi pandemi selama PPKM Level 4. Kawasan alun-alun dan Jalan Yos Sudarso sempat ditutup karena PPKM sehingga menyebabkan beberapa penjual makanan dan minuman tidak bisa berjualan. Aksi demo yang dilakukan beberapa PKL menghasilkan solusi untuk membuka kembali kawasan tersebut, tetapi tetap akan ditutup pada pukul 20.00 - 06.00. Saat penutupan, semua lampu alun-alun dan Ngawioboro akan dimatikan. 

    Kebersihan Ngawioboro masih terjaga dan tidak ada kerusakan fasilitas. Beberapa bollard kepik merah mengalami pengelupasan cat. Kemungkinan hal ini disebabkan karena cat yang tidak tahan cuaca atau karena tindakan anak-anak yang menaiki bollard ini sehingga gesekan antara sepatu dengan permukaan bollard menyebabkan cat mengelupas. Namun, tidak semua bollard mengalami kerusakan seperti ini. 

    Keberadaan halte di depan SDN Margomulyo 1 Ngawi merupakan fasilitas untuk menunggu angkutan umum. Namun, berdasarkan pengamatan pribadi, jarang ada bus yang berhenti di halte ini. Angkutan umum yang paling banyak mondar-mandir di dalam Kota Ngawi adalah angkot dan bentor (becak motor). 

    Tidak ada PKL yang berjualan seperti di Malioboro. Beberapa sumber di internet mengatakan bahwa ada perubahan tujuan penggunaan Malioboro ala Ngawi ini dari penataan PKL biasa di dalam satu kawasan yang tertata menjadi penataan PKL cepat saji. Maksud dari cepat saji ini adalah makanan yang sudah siap dimakan atau sudah dalam kemasan tanpa proses memasak di tempat jualan. Hal ini dimaksudkan agar Ngawioboro bersih dari limbah memasak PKL yang biasanya membuat hitam trotoar dan limbah di sekitar pedestrian. Kesan menjadikan Ngawioboro cenderung seperti taman ini menyebabkan suasana yang lebih sepi dibandingkan dengan Malioboro. 

    Selain itu, beberapa toko, kantor, rumah warga, sekolah dasar, dan kawasan perum perhutani tampak kurang cocok dengan pengadaan Ngawioboro di Jalan Yos Sudarso. Memang, kemungkinan jika popularitas Ngawioboro meningkat, maka masalah ini bisa diabaikan. Namun, pada malam hari, kantor-kantor dan rumah warga terkesan gelap sehingga kawasan pedestrian ini tidak terlalu terlihat dari jalan raya seperti Malioboro yang terang dengan deretan toko dari ujung ke ujung. Tidak adanya parkiran yang luas menyebabkan beberapa jalan kecil yang ada di dekat Ngawioboro menjadi lahan parkir sementara. Hal ini menyebabkan jalan tersebut menjadi sempit pada saat Ngawioboro ramai. 

    Ornamen dan fasilitas yang ada di Ngawioboro mencerminkan ciri khas Kabupaten Ngawi. Mulai dari kesenian, budaya, dan produksi unggulan seperti mebel bonggol jati dan batik. Oleh karena itu, pengunjung bisa mengenal Ngawi dengan mudah hanya dari satu tempat wisata ini. Kota Madiun juga membuat jalur pedestrian mirip dengan Malioboro Bernama Pahlawan Street Center yang ada di Jalan Pahlawan. Namun, patung-patung di Pahlawan Street Center menggunakan tema internasional seperti Patung Merlion daripada tema tradisional seperti yang ada di Ngawioboro. 

    Pembangunan Ngawioboro dilaksanakan selama masa pemerintahan Bupati Ngawi, Ir. H. Budi Sulistyono. Berikut gambar batu peresmian pembangunan tempat PKL di depan SDN Margomulyo 1 Ngawi. 

Dokumentasi pribadi

Teks:
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PEMBANGUNAN TEMPAT PKL
JL. YOS SUDARSO NGAWI
DIRESMIKAN OLEH
BUPATI NGAWI

Ir.H.BUDI SULISTYONO

    Berdasarkan pengamatan tanggal 8 Agustus 2021, batu peresmian ini belum diberi tanda tangan Bupati Ngawi pada masa pembangunan tempat PKL, Ir. H. Budi Sulistyono hingga pergantian pemerintahan Bupati Ngawi sekarang yaitu H. Ony Anwar Harsono ST, MH.



Komentar