Candi Gebang di Balik Ingar Bingar Stadion Maguwoharjo

    Candi Gebang adalah sebuah Candi Hindu yang berada di sebelah barat Stadion Maguwoharjo. Keduanya dipisahkan oleh Sungai Larang. Tidak jauh dari Candi Gebang juga ada Wisata Embung Tambakboyo. Jadi, pengunjung bisa merasakan liburan di tiga tempat berbeda dengan suasana yang berbeda pula. Misalnya, berkunjung ke Candi Gebang di pagi hari untuk belajar sejarah. Kemudian, menikmati sore hari sambil berolahraga di Embung Tambakboyo. Terakhir, melihat acara pertandingan sepak bola yang diadakan di Stadion Maguwoharjo pada saat malam hari.  

    Keterangan: Pengamatan dilakukan pada tanggal 24 September 2022

Lokasi

    Candi Gebang berada di pinggir Sungai Larang, Dusun Gebang, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Gebang berdekatan dengan Stadion Maguwoharjo dan Embung Tambakboyo, tetapi ketiganya tidak dihubungkan langsung dengan sebuah jalan sehingga pengunjung harus lewat jalan memutar. Jalan menuju ke Candi Gebang berada di dalam pemukiman warga yang cukup padat. Namun, pengunjung tidak perlu khawatir karena aplikasi Google Maps bisa membantu menunjukkan arah dengan tepat. Beberapa jalan yang mengarah ke candi ini memiliki nama “Candi Gebang”. Selain itu, ada beberapa penunjuk jalan yang bisa meyakinkan pengunjung bahwa jalan yang dilalui sudah benar.   

    Kondisi jalan menuju ke Candi Gebang beraspal dan masih bagus. Namun, semakin mendekati pintu masuk candi, jalan aspal akan berubah menjadi jalan paving. Sesampainya di Candi Gebang, pengunjung harus memarkirkan kendaraan pribadi di luar kawasan candi karena kendaraan pengunjung dilarang masuk. 

Dokumentasi pribadi – Atap Stadion Maguwoharjo terlihat dari Candi Gebang

Fasilitas
  1. Kursi taman 
  2. Kamar mandi
Suasana di Sekitar Candi Gebang
    Candi Gebang menempati lahan seluas 2.260 m2. Di sekeliling candi terdapat rimbunan pepohonan dan taman. Di sepanjang Sungai Larang yang berada di sebelah timur candi ditumbuhi banyak pohon. Kicauan burung yang bermain di dahan pohon terdengar sangat indah, khususnya pada pagi dan sore hari. Suasana yang tenang di Candi Gebang ini didukung dengan taman yang bersih dan tertata rapi. Di dalam taman terdapat beberapa kursi taman. Di sebelah barat dan selatan kawasan candi terdapat hamparan lahan pertanian yang luas. 

Penemuan Candi Gebang
    Penemuan Candi Gebang berawal dari aktivitas penduduk yang sedang mengambil batu untuk bahan bangunan rumah pada bulan November tahun 1936. Tidak disangka, penduduk yang mencari batu menemukan sebuah Arca Ganesha. Kemudian, Dinas Purbakala Hindia Belanda melakukan penelitian dan penggalian berdasarkan temuan arca Ganesha tersebut. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Arca Ganesha yang ditemukan penduduk tidak berdiri sendiri, melainkan bagian dari sebuah candi. 

    Penggalian dilakukan untuk mencari candi dari arca Ganesha tersebut. Hasilnya ditemukan reruntuhan candi yang terdiri dari bagian atap candi, sebagian kecil tubuh candi, dan sebagian kaki candi yang masih utuh. Bagian tubuh candi sudah banyak yang hilang atau tidak ditemukan sehingga batu pengganti digunakan untuk penyusunan ulang bentuk candi. Pemugaran Candi Gebang dipimpin oleh Prof. Dr.Ir V.R. Van Romondt selama 2 tahun dimulai pada tahun 1937 sampai tahun 1939. 

Sejarah Candi Gebang
    Tidak banyak informasi yang didapatkan untuk mengungkap sejarah berdirinya Candi Gebang karena keterbatasan validitas data. Perkiraan tahun berdirinya Candi Gebang didasarkan pada bentuk kaki candi yang proporsinya tinggi yang menunjukkan bahwa candi ini berasal dari periode sekitar abad VIII - IX (kurang lebih 730 - 800 M). Menurut pemimpin pemugaran Candi Gebang, Van Romondt, candi ini berasal dari masa awal "Jawa Tengah". 

Bentuk Fisik Candi
    Candi Gebang digolongkan sebagai candi peninggalan Agama Hindu berdasarkan bukti-bukti temuan berupa lingga, yoni, dan Arca Ganesha. Bentuk Candi Gebang adalah bujur sangkar berukuran 5,25 x 5,25 m dan tinggi candi adalah 7,75 m. 

Dokumentasi pribadi – Yoni di dalam Candi Gebang

    Terdapat satu pintu masuk ke dalam bilik candi yang menghadap ke timur. Uniknya, Candi Gebang tidak mempunyai tangga untuk menuju ke dalam bilik candi. Kemungkinan tangga masuk ke dalam candi dahulu terbuat dari kayu sehingga sekarang sudah tidak ada yang tersisa. 

Dokumentasi pribadi – Pintu masuk ke dalam bilik Candi Gebang


    Di bagian dalam Candi Gebang terdapat sebuah yoni, tetapi lingga-nya sudah tidak ada. Di sisi kanan dan kiri pintu masuk ke bilik candi terdapat dua relung. Relung kiri adalah relung kosong yang seharusnya berisi arca Mahakala yang sudah hilang dan relung kanan berisi arca Nandiswara yang kepalanya sudah hilang. 

    Sisi utara dan selatan candi masing-masing memiliki sebuah relung yang tidak berisi arca. Di sisi barat candi terdapat sebuah relung yang diisi oleh Arca Ganesha yang duduk di atas yoni. Ganesha disebut juga dengan Wighneswara yang tugasnya adalah menghilangkan segala rintangan. 

Dokumentasi pribadi – Arca Ganesha di Candi Gebang

    Sebuah lingga berbentuk silinder yang dipasang di atas bantalan seroja menjadi puncak dari atap Candi Gebang. Selain itu, di atap candi dihiasi dengan Arca Kudu. Arca Kudu merupakan sebuah relief kepala yang dikelilingi oleh bingkai berukir sehingga tampak seperti kepala seseorang yang menengok keluar dari jendela kecil. Selain di Candi Gebang, Arca Kudu bisa ditemukan pada atap Candi Bima di kawasan Dataran Tinggi Dieng, candi Mantup, candi Ijo, candi Borobudur, candi Arjuna dan candi Sojiwan di Klaten

Dokumentasi pribadi – Papan informasi di Candi Gebang

    Sumber:
  1. Candi Gebang. (2020, September 21). Diakses pada September 24, 2022 dari http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/candi-gebang-2/ pukul 14.21 WIB
  2. Papan informasi di dalam kawasan Candi Gebang

Komentar