Perpaduan Budaya yang Unik di Candi Bima Dieng
Candi Bima adalah salah satu candi yang mempunyai bentuk paling unik di antara semua candi di Dataran Tinggi Dieng. Adanya perpaduan dua budaya India, yaitu India Utara dan India Selatan, mempengaruhi bentuk atap Candi Bima. Candi Bima berada di pinggir persimpangan jalan yang mengarah ke Kawah Sikidang. Kelembapan udara yang tinggi dan pengaruh uap belerang dari Kawah Sikidang membuat batu-batu penyusun Candi Bima menjadi mudah lapuk dan rusak. Kita bisa melihat pemandangan yang indah dan menenangkan dari Candi Bima.
Keterangan: Pengamatan dilakukan pada tanggal 2 Mei 2022
Daftar isi
Lokasi
Candi Bima berada di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Candi Bima berdiri di atas sebuah bukit kecil yang di sekitarnya banyak ditumbuhi pepohonan yang hijau dan rindang. Lokasi Candi Bima sangat strategis karena berada di pinggir persimpangan jalan menuju ke Kawah Sikidang, Museum Kailasa, dan Kompleks Candi Arjuna. Oleh karena itu, wisatawan yang ingin berkunjung ke Kawah Sikidang pasti melewati Candi Bima.
Jika dilihat dari peta lokasi kompleks Candi Dieng, maka Candi Bima berada di bagian paling selatan dari kompleks Candi Dieng. Kedekatan jarak Candi Bima dengan obyek wisata Kawah Sikidang memberikan efek positif dan efek negatif. Efek positifnya adalah kepopuleran obyek wisata Kawah Sikidang diharapkan mampu memperkenalkan Candi Bima kepada wisatawan. Namun, efek negatifnya adalah pengaruh uap belerang (solfatara) yang membuat batu-batu penyusun candi menjadi lapuk.
Sejarah dan Arsitektur Candi Bima
Keberadaan kompleks Candi Dieng berkaitan dengan keyakinan bahwa Dataran Tinggi Dieng merupakan tempat tinggal para dewa atau leluhur. Ada banyak prasasti yang menyebutkan bahwa Dieng merupakan pusat kegiatan religius, khususnya agama Hindu. Banyak candi yang dibangun di Dataran Tinggi Dieng untuk mendukung kegiatan religius para pemuka agama dan masyarakat sekitar di masa lalu. Jumlah candi di Dataran Tinggi Dieng diyakini berjumlah ratusan. Namun, hingga saat ini, hanya ada sekitar 9 candi yang baru ditemukan dan terpelihara dengan baik. Penelitian dan penggalian situs candi lain masih perlu dilakukan untuk menyelamatkan dan melestarikan peninggalan kuno yang ada di Dieng.
Dokumentasi pribadi: Gambar atas: Candi Bima tampak depan; Gambar bawah: Candi Bima tampak belakang |
Dokumentasi pribadi: relief Kala di bagian belakang Candi Bima |
Dokumentasi pribadi: relief Kudu di atap Candi Bima |
Dokumentasi pribadi: vandalisme di batu bagian kaki Candi Bima |
- Candi Dieng. (2020, Oktober 29). Diakses pada Juli 19, 2023 dari bpcbjateng.id: https://bpcbjateng.id/berita/candi-dieng pukul 10.18 WIB
- Gavaksha. (2023, Maret 13). Diakses pada Juli 19, 2023 dari en.wikipedia.org: https://en.wikipedia.org/wiki/Gavaksha pukul 10.08 WIB
- Candi Dieng, Harmonisasi Dua Budaya. (2014, Februari 18). Diakses pada Juli 19, 2023 dari kebudayaan.kemdikbud.go.id: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/candi-dieng-harmonisasi-dua-budaya/ pukul 09.12 WIB
- Sedyawati, Edi dkk. (2013). Candi Indonesia Seri Jawa. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- Candi Bima Telah Dipugar. (2016, September 30). Diakses pada Juli 19, 2023 dari kebudayaan.kemdikbud.go.id: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/candi-bima-telah-dipugar/ pukul 12.47 WIB
Komentar
Posting Komentar