Candi Palgading yang Tersembunyi di Padukuhan Palgading

    Candi Palgading adalah salah satu candi peninggalan Agama Buddha di Yogyakarta yang ditemukan di tengah pemukiman penduduk. Lokasinya yang tersembunyi membuat Candi Palgading belum diketahui banyak orang. Keberadaan Candi Palgading sudah didokumentasikan sejak zaman pemerintahan Belanda. Namun, pemugaran untuk salah satu candi di Situs Palgading baru dilakukan pada tahun 2016. Luas dari Situs Palgading kurang lebih 1 ha. Candi Palgading adalah salah satu candi di Kabupaten Sleman yang terkubur di dalam tanah. Tanah yang mengubur candi berasal dari lahar dingin akibat erupsi gunung Merapi. Beberapa candi lain yang juga terkubur di dalam tanah akibat lahar dingin erupsi gunung Merapi, antara lain situs Klodangan, candi Kedulan, candi Kadisoka, situs Payak, candi Morangan, candi Gampingan, situs Mantup, candi Sambisari, dan candi Kimpulan.

    Keterangan: pengamatan dilakukan pada tanggal 24 September 2022

Lokasi

    Situs Palgading berada di Dusun Palgading, Desa Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Situs ini berada di tengah pemukiman penduduk sehingga cukup sulit untuk ditemukan. Kondisi jalan di Dusun Palgading sudah beraspal dan masih bagus. Namun, jalan dusun yang menuju ke Situs Palgading cukup sempit sehingga mobil tidak bisa melewatinya. Pengunjung harus mencari tempat yang cukup untuk memarkirkan mobil kemudian berjalan kaki menuju ke Candi Palgading. Jika pengunjung membawa sepeda motor, maka pengunjung bisa mendekat ke pintu masuk Situs Palgading, tetapi sepeda motor harus diparkirkan di pinggir jalan karena tidak ada tempat parkir khusus yang disediakan di dekat Situs Palgading. 

Situs Palgading di Zaman Pemerintahan Belanda

    Situs Palgading sudah didokumentasikan di dalam buku berjudul "Oudheidkundig Verslag" (OV) 1912 - 1949. Di dalam buku tersebut dicantumkan foto tentang Candi Palgading, yaitu foto relief, kepala arca, fragmen batu berelief, dan arca wanita dengan sikap tangan varamudra. Di dalam buku tersebut juga terdapat foto dan gambar yang membuktikan bahwa pernah dilakukan rekonstruksi percobaan berupa stupa dari Candi Palgading. Foto-foto tersebut dibuat oleh FDK Bosch pada tahun 1925. 

    Selain itu, berdasarkan keterangan dari Kepala Dusun Palgading, ada sebuah surat berisi dokumentasi mengenai Situs Palgading yang diperoleh dari koresponden Belanda. Nama pemilik tanah dari situs yang tercantum di dalam surat tersebut atas nama Mbah Sodimejo.

Pengungkapan Kembali

    Berdasarkan data dari Buku Hasil Pengumpulan Data Kepurbakalaan Kecamatan Ngaglik Tahun 1980 (SPSP DIY) dan Laporan Her-inventarisasi Kecamatan Ngaglik Tahun 1998 (SPSP DIY) didapatkan data temuan-temuan lepas berupa fragmen batu berelief, antefiks, fragmen batu candi bertakik, dan situs yang merupakan asal dari batu-batu tersebut. Situs Palgading juga disebutkan di dalam disertasi Mundardjito yang berjudul "Pertimbangan Ekologis Penempatan Situs Masa Hindu-Budha di Daerah Yogyakarta" pada tahun 2002. 

Penemuan Bagian Candi Palgading

    Pada tanggal 21 Mei 2006, Slamet Sugiarto berserta anak dan saudara-saudaranya menemukan arca dan batu-batu candi saat akan membuat pondasi rumah. Saat itu, mereka sedang menggali tanah hingga kedalaman 1 - 1,25 m kemudian menemukan benda keras. Setelah diangkat, ternyata benda keras tersebut adalah sebuah arca, kemuncak, dan fragmen batu-batu hitam. Arca dan kemuncak ditemukan di dalam satu lubang galian. Kondisi arca pada saat pertama kali ditemukan sudah mengalami kerusakan. Kepala arca patah dan terpisah dari badannya. Hasil temuan tersebut diamankan di kantor BP3 Yogyakarta (sekarang BPCB DIY). Setelah diidentifikasi, arca yang ditemukan adalah Arca Avalokitesvara. Arca Avalokitesvara ini memiliki tinggi 98 cm, lebar 53 cm, dan tebalnya 56 cm. 

    Pada tahun 2007 ditemukan Arca Akshobya yang memiliki tinggi 82 cm, lebar 52 cm, dan tebalnya 32 cm; arca singa, arca kera dan pinakel-pinakel kecil di pekarangan rumah dari seorang penduduk Dusun Palgading bernama Dakim Dawami Oyakahono yang berjarak sekitar 100 meter di sebelah barat Situs Palgading. 

    Ada banyak blok-blok batu andesit persegi dan bertakik yang berserakan di Dusun Palgading. Bahkan, beberapa batu digunakan oleh penduduk untuk pembatas jalan. Temuan-temuan berupa Arca Avalokitesvara dan Arca Akshobya mengindikasikan bahwa situs Palgading adalah situs peninggalan Agama Buddha. 

    Untuk mengumpulkan dan mengamankan lebih banyak bagian struktur Candi Palgading, dilakukan ekskavasi penyelamatan. Ekskavasi penyelamatan tahap I dilakukan pada tanggal 20-30 November 2006 dan berhasil menemukan struktur berbentuk stupa dan batu-batu bagian kaki, tubuh, dan atap candi. Ekskavasi penyelamatan tahap II dilakukan pada tanggal 21-28 Juli 2008. Penggalian tahap II berhasil menemukan sebuah kaki candi yang menghadap ke barat dan memiliki 4 lapis dengan lebar (timur-barat) 7,8 m. Kaki candi ini kemungkinan merupakan bagian dari sebuah candi yang digunakan sebagai tempat pemujaan kepada Avalokitesvara, salah satu dari Dhyani Bodhisatwa menurut kepercayaan Agama Buddha. 

    Hasil akhir dari ekskavasi dan penelitian di situs Palgading adalah ditemukannya 3 buah candi yang menghadap ke barat, antara lain:

  • Candi bagian utara seluas 8,85 x 8,85 m
  • Candi bagian tengah seluas 8,6 x 6,35 m
  • Candi bagian selatan seluas 13,23 x 17 m
Dokumentasi pribadi – ketiga bangunan candi yang ditemukan di Situs Palgading

    Dari data-data yang sudah didapatkan rupanya masih belum bisa digunakan untuk merekonstruksi bangunan Candi Palgading sehingga perlu dilakukan kegiatan penelitian untuk studi kelayakan dan studi teknis.

Hasil Studi Kelayakan dan Studi Teknis pada Tahun 2011
Studi Kelayakan:
  1. Situs Palgading merupakan situs peninggalan Agama Buddha yang terdiri dari 4 bangunan candi dan sebuah struktur pagar yang berada di sisi timur (diberi nama A, B, C, D, dan pagar).
  2. Bangunan A (bangunan stupa) bisa dipugar karena 80,26% komponennya berhasil ditemukan
  3. Bangunan B tidak bisa dipugar karena hanya terdiri dari kaki candi dan hanya 59,25% komponen yang berhasil ditemukan
  4. Bangunan C belum dilakukan penggalian secara total
  5. Bangunan D belum dilakukan penggalian secara total karena masih dilakukan negosiasi pembebasan lahan. Di bangunan D ditemukan batu-batu umpak dan lubang bekas tiang kayu.
    Studi Teknis:
    Studi teknis yang dilakukan pada bulan Juli - Oktober tahun 2012 merekomendasikan bangunan A bisa dilakukan pemugaran total. 

Dokumentasi pribadi – Komponen candi lainnya di Situs Palgading

Pemugaran Bangunan A
    Pemugaran total yang dilakukan terhadap bangunan A berdasarkan pertimbangan data-data dan komponen yang lebih lengkap dibandingkan bangunan candi lain di Situs Palgading. Pemugaran dilakukan pada tanggal 9 Mei - 10 Oktober 2016 selama 125 hari. Pemugaran melibatkan banyak tenaga ahli dan masyarakat sekitar. Tahapan dalam melakukan pemugaran bangunan A antara lain:
  1. Ekskavasi atau penggalian: ditemukan kepala Arca Bodhisatwa, 2 batu andesit persegi, dan satu batu andesit antefiks berornamen dan pecahan kaca
  2. Memberi kode dan tanda hubung (registrasi batu) kepada setiap batu yang masih insitu
  3. Membongkar bagian bangunan yang insitu untuk melengkapi data anastylosis (susunan percobaan)
  4. Melakukan anastylosis di luar posisi asalnya sehingga bisa ditentukan bentuk candi sebenarnya dan kekurangan komponen yang perlu batu pengganti
  5. Membuat pondasi sehingga struktur candi menjadi lebih kuat
  6. Hasil anastylosis dibongkar lalu setiap komponennya dibersihkan dengan cara disikat dan disiram air
  7. Menyusun semua komponen candi di posisi sebenarnya berdasarkan kode registrasi dan data-data yang ada
  8. Melakukan penataan lingkungan sekitar candi, seperti membuat talud penahan tanah, tangga turun menuju ke bangunan candi, dan selfie point agar menambah daya tarik untuk pengunjung. 
Dokumentasi pribadi – Papan informasi tentang Situs Palgading

Dokumentasi pribadi – Papan informasi tentang pemugaran bangunan A Situs Palgading

    Sumber:
  1. Panca Putra, Indung. 2016. Pemugaran Bangunan A Situs Palgading. Buletin Narasimha No. 09/IX/2016 (hlm.3-18).
  2. Situs Palgading. (2020, Oktober 27). Diakses pada September 28, 2022 dari http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/situs-palgading/ pukul 21.01 WIB
  3. Pemugaran Candi A di Situs Palgading. (2016, Juni 5). Diakses pada September 28, 2022 dari http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/pemugaran-candi-a-situs-palgading/ pukul 21.02 WIB
  4. Papan informasi di Situs Palgading

Komentar