RTH Monumen PETA di Kota Madiun

 

Dokumentasi pribadi

    RTH Monumen PETA berada di Jalan Diponegoro, Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, Jawa Timur. Monumen ini berada di antara deretan rumah makan yang ada di sisi selatan Jalan Diponegoro. Setiap malam hari, jalan ini menjadi pusat wisata kuliner Kota Madiun. Namun, tidak banyak orang yang tahu tentang Monumen PETA di dekat mereka. Lokasi RTH Monumen PETA berdekatan dengan kompleks bangunan Bosbow (Boschbouw) dan Monumen Tentara Genie Pelajar (TGP).

Sejarah

    PETA (Pembela Tanah Air) adalah tentara sukarelawan yang dibentuk oleh Jepang selama masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945). Kedatangan Jepang ke Indonesia membawa pengaruh perubahan yang besar, salah satunya adalah berakhirnya kekuasaan pendudukan Belanda. Selama Perang Dunia 2, Jepang ikut ambil bagian dalam Blok Poros bersama dengan Italia dan Jerman. Saat Eropa memanas dengan pergerakan pasukan gabungan Jerman dan Italia, Timur Jauh sedang berkecamuk Perang Asia Pasifik. 

    Jepang mulai menyerang dan menduduki banyak wilayah jajahan negara barat di Asia khususnya Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Jepang melakukan perjanjian pindah tangan penjajahan atas Indonesia dari Belanda di dalam Perjanjian Kalijati. Selama pendudukan Jepang, pemerintah Jepang mulai mempelajari budaya yang ada di Indonesia, melakukan perubahan dalam bidang sosial, politik, ekonomi, pendidikan, budaya, dan sebagainya. Para pemimpin politik pergerakan kemerdekaan Indonesia juga tidak luput dari program Jepang. Semua program bentukan Jepang dimaksudkan untuk memikat hati bangsa Indonesia, bahkan Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia. 

    Di dalam bidang pengamanan dan militer, Jepang membentuk PETA untuk memikat perhatian kaum muda. Gunanya adalah membela tanah air dari serangan pasukan Sekutu. Meskipun bentukan Jepang, semua pemuda yang tergabung mengalami peningkatan patriotisme dan nasionalisme untuk melawan penjajahan Jepang akibat kekejaman romusha. 

    Salah satu perlawanana PETA terjadi di Biltar. Perlawanan ini dilancarkan oleh Daidan (Batalyon) pimpinan Shodanco Supriyadi pada tanggal 14 Februari 1945. Berawal dari keberanian Shodanco Partoharjono yang mengibarkan bendera Merah Putih di lapangan yang sering digunakan untuk pengibaran bendera Jepang disusul pengibaran bendera Merah Putih, tetapi hanya sebentar saja. Tindakan Partoharjono  yang nekat dan melawan aturan membuat Jepang geram dan mulai memusuhi PETA di sana. Sekarang lokasi pengibaran bendera itu menjadi Monumen Potlot, Taman Makam Pahlawan Raden Wijaya, Kota Blitar, Jawa Timur. Keberanian dan semangat kemerdekaan yang dikobarkan oleh perlawanan pasukan PETA ini diperingati setiap tanggal 14 Februari sebagai hari pemberontakan PETA. 

Keadaan Monumen PETA di Madiun

    Monumen PETA di Madiun ini berada di dalam Kompleks Bangunan Boschbouw (atau Bosbow) Madiun yang pernah menjadi markas PETA Dai II Chiku Sireibu Iwabe Butai. Monumen ini menghadap ke utara dan dahulu memiliki pagar terali besi yang memisahkan halaman monumen dengan Jalan Diponegoro. Bentuk lahan berdirinya monumen ini adalah persegi panjang dengan halaman depan kira-kira luasnya setengah dari ukuran total lahan monumen. 

    Di monumen terdapat relief perjuangan tentara PETA, beberapa prasasti, dan Patung Burung Garuda yang besar di atas relief. Bagian monumen tersebut dikelilingi oleh pagar terali besi sehingga terkesan tidak boleh tersentuh oleh pengunjung. Halamannya pun tidak menarik karena banyak ditumbuhi rumput liar, beberapa pohon yang menghalangi monumen, dan lantai cor semen yang sudah retak. Dengan keadaan seperti itu membuat Monumen PETA ini menjadi seakan tertelan oleh ingar bingar wisata kuliner Jalan Diponegoro. 

Rehabilitasi

    Pemerintah Kota Madiun mulai berbenah dan mengadakan banyak pembangunan salah satunya adalah rehabilitasi Monumen PETA di Jalan Diponegoro.Wali Kota Madiun, Maidi, meresmikan Monumen PETA yang baru dalam peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada tahun 2021. Harapannya adalah masyarakat menjadi lebih tertarik untuk mengenal dan menghargai perjuangan para pahlawan, khususnya perjuangan pasukan PETA dalam meraih kemerdekaan. Selain itu, Ruang Terbuka Hijau (RTH) Monumen PETA menjadi destinasi wisata baru untuk Jalan Diponegoro.

Bentuk Fisik Monumen PETA Madiun

    Monumen PETA Madiun memiliki sebuah tembok relief berukuran besar dan di atasnya terdapat Patung Burung Garuda berwarna emas. Relief tersebut dibagi menjadi dua bagian besar (kanan-kiri). Masing-masing bagian besar dibagi menjadi 2 subbagian (atas-bawah).

  1. Bagian kiri atas terdapat relief peta Indonesia dan tertera judul "Rakyat Indonesia Bersatulah!"
  2. Bagian kiri bawah terdapat relief peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia 
  3. Bagian kanan atas terdapat relief tentang perjuangan para pahlawan dalam mengalahkan penjajahan dan tertera judul "Bangsa yang Besar adalah Bangsa yang dapat Menghormati Pahlawannya."
  4. Bagian kanan bawah terdapat relief prajurit Pembela Tanah Air dengan lambang helm bintang satu di tengah dan ada keterangan di bawahnya, “Roemah Pradjoerit Pembela Tanah-Air.”

Di bagian tengah pemisah dua bagian besar relief terdapat 3 prasasti, antara lain:

1. Di bagian bawah kaki Burung Garuda

Pancasila

1.      Ketuhanan Yang Maha Esa

2.      Kemanusiaan yang adil dan beradab

3.      Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

5.      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Dokumentasi pribadi

2. Di bawah prasasti Pancasila terdapat prasasti bertuliskan:

Azimat PETA

Pertama: kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe, Tanah Air Indonesia

Kedoea: kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, Bangsa Indonesia

Ketiga: kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Soempah Pemoeda

28 Oktober 1928

Dokumentasi pribadi

3. Prasasti terbawah di bagian tengah bertuliskan:

Para Perwira

Tentara Sukarela Pembela Tanah Air

(PETA)

Dai II Chiku Sireibu

Iwabe Butai

Di Madiun tahun 1945

Daidancho Kesehatan: Dr. Soegardo

Chodancho Pendidikan: Soeharto

Chodancho Umum: Soeprapto

Shodancho Keuangan: Kooshadinoto

Shodancho Perlengkapan: Soejono & Soeradi Kandar

Budancho-Budancho:

Soeprapto – Soedarto – Soemitro Brewok

Soemitro Mentil – Soentoro – Adiwijoto

Sahar – Turman – Djaswadi – Djamrowi

Mardiono – Soepardi – Diran

Meliputi wilayah Daidan-Daidan

Karesidenan : Semarang – Kedu

Yogyakarta – Surakarta

Pati – Kediri - Madiun

Dokumentasi pribadi
  • Di sebelah kanan dan kiri relief besar terdapat masing-masing satu prasasti.

    Prasasti kiri:

Prasasti Yayasan Pembela Tanah Air

(YA-PETA) di Madiun

PETA adalah pejuang tanpa akhir dan tetap sebagai pembela tanah air dengan semangat proklamasi 17 Agustus 1945, Pancasila, dan UUD 1945

Jakarta, 23 Agustus 1992

Pelindung YA-PETA

 

Soeharto

Dokumentasi pribadi

    Prasasti kanan:

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

Tugu Prasasti PETA Madiun 1945

Diresmikan oleh:

Gubernur K.D.H. Tk. I Jawa Timur

 

Soelarso

Madiun, 23 Agustus 1992

Dokumentasi pribadi
  • Di tengah monumen terdapat prasasti yang bertuliskan:

Tugu Prasasti

Tentara Sukarela Pembela Tanah Air

(PETA)

Dai II Chiku Sireibu

Iwabe Butai

Di Madiun Tahun 1945

Dokumentasi pribadi
  • Di bagian depan monumen terdapat 2 prasasti, yaitu di sisi kiri dan sisi kanan. Prasasti depan monumen sisi kiri bertuliskan:

Pejuang Tanpa Akhir

Mempertahankan dan mengamankan 

Negara Kesatuan Republik Indonesia 

berlandaskan 

Pancasila dan UUD 1945


Dokumentasi pribadi
  • Prasasti depan monumen sisi kanan bertuliskan:

Padamu Negeri

Padamu negeri kami berjanji

Padamu negeri kami mengabdi

Padamu negeri kami berbakti

Bagimu negeri jiwa raga kami

Dokumentasi pribadi

Fasilitas
(Pengamatan tanggal 5 Maret 2022)
    Setelah direhabilitasi, RTH Monumen PETA memiliki beberapa fasilitas baru, antara lain:
  1. Empat set meja-kursi taman lengkap dengan payung 
  2. Tiga lampu taman bertema klasik
  3. Papan nama RTH Monumen PETA yang dapat menyala di malam hari
  4. Halaman depan monumen menjadi pedestrian yang bersih dengan permukaan paving 
  5. Lampu sorot ke arah relief dan patung Burung Garuda sehingga relief tetap terlihat jelas di malam hari
Dokumentasi pribadi: Suasana pada malam hari di RTH Monumen PETA

    Fasilitas-fasilitas tersebut bisa digunakan untuk lokasi swafoto pengunjung. Kursi-kursi taman juga bisa digunakan untuk bersantai atau menunggu anak-anak melihat-lihat dan mempelajari relief Monumen PETA. Tema dari lampu taman dan kursi-meja taman serupa dengan tema Pahlawan Street Center. Jadi, keindahan RTH Monumen PETA mampu bersaing dan tampil menonjol di deretan rumah makan sepanjang Jalan Diponegoro. 

    Sumber:
  1. Awal Kedatangan Jepang ke Indonesia, Mengapa Rakyat Sempat Menyambut Gembira? (2021, Desember 16). Diakses pada Maret 7, 2022 dari detik.com: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5857818/awal-kedatangan-jepang-ke-indonesia-mengapa-rakyat-sempat-menyambut-gembira pukul 14.35 WIB
  2. Peringatan Pemberontakan PETA. (2021, Februari 14). Diakses pada Maret 7, 2022 dari bem.fmipa.unej.ac.id: https://bem.fmipa.unej.ac.id/peringatan-pemberontakan-peta/ pukul 14.39 WIB
  3. Monumen Potlot, Dari Sini Pemberontakan PETA Blitar Berawal. (2017, Desember 15). Diakses pada Maret 7, 2022 dari news.detik.com: https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3770883/monumen-potlot-dari-sini-pemberontakan-peta-blitar-berawal pukul 14.52 WIB
  4. Peringati Hari Kesaktian Pancasila, Wali kota Resmikan Monumen PETA. (2021, Okotber 1). Diakses pada Maret 7, 2022 dari www.madiunkota.go.id: https://www.madiunkota.go.id/2021/10/01/ikuti-upacara-virtual-peringatan-hari-kesaktian-pancasila-wali-kota-pancasila-harus-jadi-pedoman/ pukul 15.11 WIB
  5. Sebuah Kisah Pasukan Pembela Tanah Air (PETA) di Madiun. (2021, Juni). Diakses pada Maret 7, 2022 dari www.lensaindonesia.com: https://www.lensaindonesia.com/2021/06/09/sebuah-kisah-pasukan-pembela-tanah-air-peta-di-madiun.html pukul 15.41 WIB



Komentar