Monumen Tentara Genie Pelajar Kota Madiun

    Monumen TGP (Tentara Genie Pelajar) Kota Madiun adalah sebuah monumen untuk memperingati peran pelajar khususnya Tentara Genie Pelajar dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Lokasi monumen ini dekat dengan RTH Monumen PETA dan kompleks bangunan Bosbow (Boschbouw). 

    Keterangan: Pengamatan dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2022

Lokasi

    Monumen TGP berada di Jalan TGP, Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, Provinsi Jawa Timur. Untuk menuju ke Jalan TGP, pengunjung harus menuju ke Jalan Diponegoro. Jalan Diponegoro adalah jalan yang terkenal dengan banyaknya jenis kuliner. Di sepanjang Jalan Diponegoro banyak rumah makan yang selalu ramai, khususnya pada malam hari. 

    Monumen TGP berdekatan dengan RTH Monumen PETA dan kompleks bangunan Bosbow (Boschbouw). Kawasan sekitar Jalan Diponegoro Kota Madiun memiliki banyak bangunan yang sudah ada sejak zaman Belanda. Sayangnya,  sebagian kompleks bangunan Bosbow tertutup oleh deretan rumah makan sehingga tidak terlihat dari Jalan Diponegoro. 

Dokumentasi pribadi: Monumen TGP

Bentuk Monumen TGP
    Monumen TGP berdiri di atas sebuah taman yang dikelilingi oleh Jalan TGP. Taman ini tidak memiliki banyak tanaman hias atau pohon. Di ujung selatan monumen terdapat papan nama berukuran besar bertuliskan "TGP". Di belakang papan nama terdapat dua meriam. Di bagian bawah masing-masing meriam terdapat prasasti yang bertuliskan sebagai berikut:

  1. Prasasti di meriam sebelah kiri
    Kemerdekaan hanyalah didapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad "Merdeka, Merdeka atau Mati!"

    2. Prasasti di meriam sebelah kanan

    Beri aku 1.000 orang tua, niscaya kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia.

Dokumentasi pribadi: Meriam dan dua prasasti di depan Monumen TGP

    Monumen TGP menjulang tinggi di atas tanah yang ditinggikan di sisi utara. Di puncak monumen terdapat logo TGP (Tentara Genie Pelajar). Ada sebuah prasasti di bagian bawah monumen yang bertuliskan:

MONUMEN PERJUANGAN
Tentara Genie Pelajar Brigade XVII
Dipersembahkan:
Kepada generasi penerus atas pengabdian para pelajar pejuang dalam perang kemerdekaan Republik Indonesia
Madiun: 2 Pebruari 1947
2 Pebruari 1964

Dokumentasi pribadi: Meriam dan dua prasasti di depan Monumen TGP

Sejarah Terbentuknya TGP
    Peran pelajar di masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan sangat besar. Perjuangan para pelajar pada masa tersebut tidak hanya belajar, tetapi juga mengangkat senjata dan menggunakan keahlian teknis untuk mendukung perjuangan tentara Republik Indonesia. 

    Tentara pelajar yang terbentuk pada masa mempertahankan kemerdekaan dilakukan secara sukarela. Kesatuan yang dibentuk oleh pelajar ini berisikan pelajar dari tingkat SMP, SMA, dan Mahasiswa. Beberapa kesatuan dari kalangan pelajar, antara lain:
  1. Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) di Jawa Timur
  2. Tentara Pelajar (TP) di Jawa Tengah
  3. Tentara Genie Pelajar (TGP) 
    TRIP dan TP adalah kesatuan pelajar yang memiliki fungsi yang sama, tetapi keduanya memiliki penyebutan yang berbeda menurut daerah asalnya. TGP adalah kesatuan pelajar yang mendapat peran sebagai pasukan zeni. Zeni adalah tentara yang mengurus persenjataan dan perlengkapan, seperti membuat jembatan, membentuk perkubuan, membuat konstruksi prasarana militer, dan merakit bom. Dengan demikian, pelajar yang mengisi kesatuan TGP adalah pelajar sekolah teknik. 

    Doel Arnowo, ketua KNI (Komite Nasional Indonesia) Keresidenan Surabaya, menganjurkan para pelajar SMP (Sekolah Menengah Pertama), ST (Sekolah Teknik), SMT (Sekolah Menengah Teknik), dan SMTT (Sekolah Menengah Tinggi Teknik) di Surabaya untuk mengadakan rapat. Hasil rapat tersebut adalah pembentukan pasukan pelajar yang dibagi menjadi empat kelompok besar yang masing-masing kelompok disebut dengan staf, antara lain:
  1. Staf I: Gabungan pelajar SMT Darmo 49, dipimpin oleh Isman
  2. Staf II: Gabungan pelajar SMTT dan ST Sawahan, dipimpin oleh Sunarto
  3. Staf III: Gabungan SMP Ketabang dan SMP Praban, dipimpin oleh Anirun
  4. Staf IV: Gabungan pelajar sekolah lainnya, bermarkas di Heeren Straat (Saat ini bernama Jalan Rajawali), dipimpin oleh Sutoyo Raharjo
    Pembentukan keempat pasukan staf tersebut dilaksanakan pada akhir bulan September 1945. 

    Kesatuan pelajar berubah nama menjadi BKR Pelajar sejak adanya Badan Keamanan Rakyat (BKR). BKR Pelajar staf II memisahkan diri dari induk BKR Pelajar dan masuk ke dalam BKR Pelajar Dinas Genie Pertahanan Surabaya yang dipimpin oleh Ir. Nowo Joyo Senotono. Pasukan ini disebut dengan Pasukan Sekolah Teknik Surabaya (Pasukan STS). 

    Pada tanggal 14 Oktober 1946, perjuangan bersenjata para pelajar sempat berhenti akibat adanya gencatan senjata untuk merintis diadakannya Perjanjian Linggarjati. Selama gencatan senjata tersebut, para pelajar kembali melanjutkan pendidikan di sekolah. Pelajar dari BKR Pelajar Dinas Genie Pertahanan Surabaya sempat berpindah-pindah sekolah, antara lain:
  1. Sekolah di Lawang dengan asrama berada di Jalan Sumberwaras, Lawang
  2. Sekolah Katolik Cor Jesu, Malang
  3. SMP Kristen di Jalan Semeru No. 42 Malang
    Pada saat bersekolah di SMP Kristen dibentuklah kesatuan Tentara Genie Pelajar (TGP) di bawah komando Detasemen Genie Divisi VII yang diketuai oleh Sunarto pada tanggal 2 Februari 1947. Semboyan dari TGP adalah "Berjuang Sambil Belajar". Pembentukan TGP diawali dengan pendaftaran bagi calon TGP, pendidikan, dan latihan dasar kemiliteran. Para pelatih latihan dasar kemiliteran berasal dari Sekolah Kadet Angkatan Laut Malang. Batalyon TGP yang berhasil terbentuk dibagi menjadi 4 kompi, di antaranya:
  1. Kompi I di Malang, Blitar, dan Pare (Kediri)
  2. Kompi II di Madiun, Bojonegoro, dan Pati
  3. Kompi III di Surakarta
  4. Kompi IV di Yogyakarta
Tentara Genie Pelajar (TGP) Kompi II Madiun
    Setelah terjadinya peristiwa pemberontakan PKI pimpinan Muso pada tahun 1948, Agresi Militer Belanda II dilancarkan oleh Belanda. Para senior TGP membuka pendaftaran bagi para pemuda calon TGP untuk mempertahankan kemerdekaan. Pendaftaran dilaksanakan di gedung Sekolah Teknik (ST) depan Markas Mobrig Kletak (sekarang SMP Negeri 12 Madiun). Jumlah pendaftar TGP yang didapatkan sebanyak 98 anggota. 

    Sebuah monumen untuk mengenang perjuangan TGP juga didirikan di depan SMP Negeri 12 Madiun. Monumen ini terdiri dari sebuah patung pejuang TGP dan sebuah prasasti berukuran besar yang berisi daftar anggota TGP yang gugur. Isi dari prasasti tersebut, yaitu

Di Bawah Naungan Lambang Tentara Geni Pelajar Be XVII
Telah Gugur Sebagai Pahlawan Kusuma Bangsa
Kepangkuan Ibu Pertiwi untuk Mempertahankan
Kemerdekaan Negara Republik Indonesia
  1. Agoes Soewarno (25-12-1948, MDN)
  2. Heroe Moeljono (25-12-1948, MDN)
  3. Oetomo (25-12-1948, MDN)
  4. Ibnoe Hadjar (25-12-1948, MDN)
  5. Boerhan (12-05-1949, Pati)
  6. Satrijo (25-12-1948, MDN)
  7. Wandojo (31-12-1948, MDN)
  8. Koesminhat (02-01-1949, NGW)
  9. Soegiman (08-01-1949, PRG)
  10. Kresno (16-02-1949, DLP)
  11. Moch. Dakir (07-07-1949, NGW)
  12. Dwisodo Jatomo (21-02-1949, NGW)
  13. Sentot Santoso (21-02-1949, NGW)
  14. Soemantri (21-02-1949, NGW)
  15. Soetopo C. (21-02-1949, NGW)
  16. Koeswadi (22-02-1949, NGK)
  17. Soekatminaris (10-05-1949, WLK)
  18. Wakiran Woerjanto (12-08-1949, SRD)
  19. Singgih (22-03-1949, Pati)
  20. Rachmad (12-05-1949, Pati)
  21. Ismoekandar (12-05-1949, Pati)
  22. Moch. Chafit (12-05-1949, Pati)
  23. Soedarmadi (?*-02-1949, Pati)
  24. Boentaran (12-05-1949, Pati)
  25. Tekek Soedarsono (12-05-1949, Pati)
  26. Kamil Setijadi (20-06-1949, GBG)
  27. Soewito (20-06-1949, GBG)
  28. Saparno (14-07-1949, SRD)
  29. Soebagyo (14-07-1949, SRD)
  30. Soedajad (07-08-1949, KDG)
  31. Soewadi (07-08-1949, KDG)
  32. Soebandi (03-05-1949, MDN)
  33. Noermahdi (21-02-1949, MDN)
  34. Soewelo (01-02-1949, MDN)
  35. Imam (07-05-1949, MDN)
  36. Imam Sabdani (05-01-1949, MDN)
Mereka Gugur dalam Usia Antara 15-20 Th. Sewaktu Perang
Kemerdekaan Th. 1948-1949 disekitar Kota Madiun Pati Melawan 
Tentara Kolonial Belanda

Atas Nama Mantan Komandan 
Kompi II SYWA TGP Be.17

(H.R. Koesbagiyo)


Diresmikan Oleh Bpk. Walikota Madiun
Madiun TGL: 2005

(Kokok Raya SH.)
    Keterangan:
        MDN: Madiun
        NGW: Ngawi
        PRG: Ponorogo
        DLP: Dolopo
        WLK: Walikukun
        SRD: Saradan
        GBG: Gebangayu
        KDG: Kedung Glagah
        *: tanggal hari gugur tidak dicantumkan

Dokumentasi pribadi: Monumen TGP di depan SMP Negeri 12 Madiun

    Pada awal mula perlawanan terhadap agresi Belanda, dua anggota TGP yaitu Agus Suwarno dan Heru Muljono gugur pada saat menjalankan tugas meledakkan kantor telepon akibat diberondong oleh serdadu Belanda. Pemuda Subagyo dan Saparno gugur saat memasang ranjau di Jalan Raya Saradan (dekat SMP 2 Saradan saat ini). Sebanyak 28 pejuang TGP Kompi II Madiun gugur dalam waktu satu tahun. 

    Berikut ini daftar anggota TGP Kompi II beserta dengan tempat dan tanggal gugur di pertempuran:
  1. Agus Suwarno (Madiun, 25 Desember)
  2. Heru Muljono (Madiun, 25 Desember)
  3. Muljadi (Madiun, 26 Desember)
  4. Wandojo (Kwadungan - Ngawi, 31 Desember)
  5. Kusminhat (Ngawi, 2 Januari 1949)
  6. Sugiman (Slaung - Ponorogo, 8 Januari 1949)
  7. Kresno (Kayang - Dolopo, 16 Februari 1949)
  8. Dwisodo Jatono (Kedungprau - Ngawi, 21 Februari 1949)
  9. Sentot Santoso (Kedungprau - Ngawi, 21 Februari 1949)
  10. Sumantri (Kedungprau - Ngawi, 21 Februari 1949)
  11. Sutopo C (Kedungprau - Ngawi, 21 Februari 1949)
  12. Kuswadi (Sambiroto - Nganjuk, 22 Februari 1949)
  13. Wakiran Woerjanto (Beran - Nganjuk, 12 Maret 1949)
  14. Sukatminaris (Walikukun, 10 Mei 1949)
  15. Sudarmadi (Sukolilo - Pati, Februari 1949)
  16. Singgih (Tegal Wero - Pati, 22 Maret 1949)
  17. Rachmad (Pucakwangi - Pati, 12 Mei 1949)
  18. Ismukandar (Pucakwangi - Pati, 12 Mei 1949)
  19.  Moch Chafit (Pucakwangi - Pati, 12 Mei 1949)
  20. Burhan (Pucakwangi - Pati, 12 Mei 1949)
  21. Buntaran (Pucakwangi - Pati, 12 Mei 1949)
  22. Tekek Sudarsono (Pucakwangi - Pati, 12 Mei 1949)
  23. Kamil Sedijadi (Gebangayu, 20 Juni 1949)
  24. Moch Dakir (Kendal - Ngawi, 7 Juli 1949)
  25. Saparno (Saradan, 14 Juli 1949)
  26. Subagyo (Saradan, 14 Juli 1949)
  27. Sudajat (Kedung Glagah, 7 Agustus 1949)
  28. Suwadi (Kedung Glagah, 7 Agustus 1949)

Dokumentasi pribadi: papan informasi di Monumen TGP

    Terdapat perbedaan data di antara daftar anggota TGP yang tercantum pada monumen TGP di SMP Negeri 12 Madiun dengan daftar anggota TGP pada papan informasi di depan monumen TGP, Oro-Oro Ombo. Perbedaan tersebut terletak pada tempat gugur, nama (mengabaikan penggunaan ejaan lama), dan tanggal gugur dari nama pahlawan TGP yang sama. Pada daftar di bawah, data sebelah kiri adalah data yang tercantum pada monumen TGP di SMP Negeri 12 Madiun, sedangkan data sebelah kanan adalah data yang tercantum pada papan informasi depan monumen TGP, Oro-Oro Ombo. 
  1. Wandojo : Madiun | Kwadungan-Ngawi
  2. Dwisodo Jatomo | Dwisodo Jatono
  3. Wakiran Woerjanto : 12-08-1949, Saradan | 12 Maret 1949, Beran, Nganjuk
  4. Kamil Setijadi | Kamil Sedijadi

Sumber:
  1. Satriana Raka Chrisma Putra. (2019). Peran Tentara Genie Pelajar Dalam Perang Kemerdekaan II di Yogyakarta Tahun 1948-1949. Jurnal Prodi Ilmu Sejarah Vol.4 No.1, hlm. 64-65. Universitas Negeri Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta.
  2. Awal Mula Tentara Genie Pelajar (TGP). (2011, November 7) Diakses pada September 18, 2022 dari aliepermadi.wordpress.com: https://aliepermadi.wordpress.com/2011/11/07/awal-mula-tentara-genie-pelajar-tgp/ pukul 09.41 WIB
  3. Papan informasi di Monumen TGP (Tentara Genie Pelajar) Kota Madiun
  4. Suryadi, Ahmad. (2018). Tentara Republik Indonesia Pelajar Madiun Tahun 1946 - 1949. Avatara, e-Journal Pendidikan Sejarah Vol.6 No.1, hlm. 45. Universitas Negeri Surabaya. Jawa Timur



Komentar