Langkah Mudah Agar Membaca Buku Jadi Kebiasaan yang Menyenangkan
Dambaan banyak orang tua adalah anak mereka suka membaca buku. Edukasi dan dorongan moral sangat penting diberikan kepada anak-anak supaya mereka suka membaca buku. Akan tetapi, orang tua juga harus memperhatikan kesukaan atau hobi anak sebelum menyediakan buku bacaan untuk mereka. Jika hal ini tidak diperhatikan, maka anak akan jadi bosan dan akhirnya mereka tidak suka membaca. Bahkan, mereka juga bisa menjadi benci karena niat kita memberikan edukasi kepada mereka mengandung unsur paksaan.
Tidak semua orang suka membaca buku dengan topik yang beragam. Beberapa menyukai buku cerita bergambar, komik, novel, sastra, atau buku ilmu pengetahuan tertentu. Dorongan untuk membaca buku bisa timbul karena berbagai hal. Salah satunya adalah kewajiban seseorang untuk membaca buku berisi ilmu pengetahuan tertentu. Seorang mahasiswa suka atau tidak suka harus memperdalam ilmu pengetahuan yang terkait dengan jurusan mereka guna menguasai bidang keilmuan mereka.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu membaca. Misalnya seorang ibu rumah tangga membaca buku resep masakan sebelum memasak, seorang montir membaca buku panduan sebelum memperbaiki mobil merek tertentu, seorang anak SD membaca soal ujian, remaja menghabiskan waktu liburan dengan membaca deskripsi dari foto yang diunggah di Instagram, seorang kakek membaca koran, dan sebagainya. Mulai dari pekerjaan yang paling sederhana hingga pekerjaan yang paling sulit selalu melibatkan aktivitas membaca. Oleh karena itu, tingkat pemahaman seseorang harus sangat baik agar bisa memahami bacaan dengan benar.
Daftar isi
Alasan Malas Membaca Buku
Hobi membaca sering kali muncul pada seseorang yang berhasil merasakan manfaat dari membaca. Orang itu akan memiliki rasa penasaran yang tinggi untuk mencari tahu lebih banyak mengenai sesuatu yang mereka suka. Buku adalah sumber bacaan yang paling umum digunakan seseorang untuk memperdalam ilmu tertentu. Namun, seseorang yang tidak terlalu suka membaca buku selalu membuat alasan sehingga ia menjadi malas membaca buku. Beberapa alasan tersebut, yaitu:
1. Buku yang terlihat tebal menyurutkan niat untuk membacanya
Buku tebal pasti memiliki jumlah halaman yang banyak. Jika kita tidak memiliki niat yang kuat untuk membaca, maka kita langsung malas untuk membacanya
2. Harga buku mahal
Ada beragam faktor yang mempengaruhi harga buku menjadi mahal. Hal ini sebenarnya sudah lama menjadi dilema bagi para pecinta buku di Indonesia. Namun, masih ada beberapa buku bagus dengan harga murah jika kita rajin mencarinya di banyak toko buku. Salah satu jenis buku dengan harga murah adalah buku bekas. Meskipun kondisi fisiknya sudah tidak bagus, buku bekas yang masih bisa dibaca dapat menjadi bahan bacaan yang sangat berharga. Salah satu alasannya adalah banyak buku bekas yang bagus dan menjadi langka karena buku tersebut sudah tidak dicetak ulang.
3. Tidak memiliki uang untuk membeli buku
Perencanaan keuangan yang tepat menjadi solusi utama untuk mengatasi permasalahan ini. Kita bisa menyisihkan sedikit uang dari gaji bulanan untuk membeli satu atau beberapa buku murah dalam sebulan. Selain itu, jangan membeli buku baru jika masih ada buku lama yang belum selesai dibaca. Cara ini juga dapat membantu menghemat pengeluaran bulanan kita dengan bijak.
4. Belum ada buku yang sangat menarik minat untuk membaca
Jika kita masih belum menemukan satu pun buku yang menarik minat, coba dengan buku paling sederhana, yaitu buku cerita. Menemukan buku yang cocok dengan minat kita memang tidak mudah. Semakin sering kita membaca beragam buku, maka kita akan lebih mudah menentukan buku yang cocok dengan minat kita. Untuk melakukannya, kita bisa membaca buku di perpustakaan terlebih dahulu agar kita tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk membeli buku yang belum tentu kita suka.
5. Sampul buku tidak menarik
Seperti kata pepatah, "Jangan menilai buku dari sampulnya," kita tidak bisa menilai isi atau kualitas sebuah buku hanya berdasarkan penampilan luarnya. Kita sering menemukan buku di toko dikemas dengan plastik sehingga kita terkadang tidak bisa membaca isinya. Namun, masih ada beberapa toko menyediakan buku yang bebas dibaca oleh pembeli agar pembeli bisa mengetahui isi dari buku yang dijual. Jika tidak ada, kita bisa membaca deskripsi promosional di sampul belakang buku (disebut juga blurb) atau resensi buku di internet.
6. Tidak ada diskon atau promo dari toko buku
Diskon dan promo menarik tidak selalu tersedia di toko buku tertentu. Namun, kita dapat mencari informasi tentang penawaran serupa di toko buku lain. Alternatifnya, bazar buku yang diadakan oleh pemerintah, lembaga, atau organisasi sering menjadi kesempatan untuk mendapatkan buku dengan harga diskon. Jika belum menemukan bazar, diskon, atau promo yang sesuai, kita bisa bersabar sambil menyisihkan uang untuk pembelian buku di masa mendatang.
7. Buku ilmu pengetahuan tidak digemari karena dianggap memerlukan kemampuan berpikir yang tinggi
Buku ilmu pengetahuan sering kali hanya diminati oleh kalangan terbatas, seperti pelajar, ilmuwan, dan orang dengan profesi tertentu. Namun, buku ilmu pengetahuan memiliki manfaat yang lebih besar dibandingkan buku-buku cerita yang hanya berfungsi untuk menghibur pembacanya. Ilmu pengetahuan tidak akan lekang oleh waktu sehingga kita sebaiknya membaca buku cerita dan buku ilmu pengetahuan dengan seimbang.
8. Tidak ada toko buku terdekat dari rumah
Di masa sekarang ini, ketiadaan toko buku di dekat rumah tidak bisa menjadi alasan. Aplikasi belanja online dan media sosial sudah menjadi media jual beli yang sering digunakan banyak orang. Kita bisa dengan mudah, cepat, dan aman untuk membeli buku dari kedua media jual beli tersebut.
9. Buku hanya memiliki sedikit ilustrasi
Buku tidak selalu harus disertai dengan ilustrasi. Jika buku mengandung terlalu banyak ilustrasi, maka buku tersebut harganya akan mahal dan jumlah halamannya bertambah banyak. Kita hanya perlu fokus dalam membaca sehingga imajinasi kita bisa membentuk kisah dan membantu memahami isi buku.
10. Tidak ada buku yang sesuai dengan hobi tertentu
Lebih dari jutaan buku sudah dicetak di dunia sehingga ada banyak buku yang membahas berbagai hobi, pekerjaan, ilmu pengetahuan, cerita fiksi, dan sebagainya. Akan tetapi, banyak judul buku yang memang tidak dicetak ulang karena berbagai alasan. Kita masih bisa menemukan buku lama yang sudah tidak dicetak ulang dan jumlahnya terbatas melalui aplikasi belanja online, internet, dan media sosial.
11. Penulis buku tidak populer
Kepopuleran penulis buku tidak selalu disebabkan oleh isi buku yang ditulis bagus, berkualitas, atau bermanfaat. Beberapa penulis buku menjadi populer karena mereka memang seorang artis yang sudah banyak dikenal orang sebelum mereka mulai menulis buku. Masih ada penulis buku lain yang hasil karyanya tidak populer, tetapi isi bukunya sangat bagus dan berkualitas. Selain itu, ada banyak buku yang dahulu pernah populer, tetapi saat ini sudah tidak populer sehingga tidak dikenal lagi oleh banyak orang. Oleh karena itu, kita harus mempertimbangkan kualitas buku dibandingkan hanya memperhatikan kepopuleran buku yang hanya sesaat.
12. Lebih memilih menonton film yang diadaptasi dari novel ketimbang membaca novelnya
Film yang diadaptasi dari novel sering kali mengubah atau memodifikasi alur cerita dari novel. Film memang lebih mudah dinikmati karena kita tidak perlu membaca buku dalam waktu yang lama. Jika kita menganggap sebuah film sangat bagus, kita harus mencoba untuk membaca buku yang diadaptasi oleh film tersebut. Kita mungkin akan mendapatkan alur cerita yang lebih lengkap dan banyak fakta menarik di dalam cerita yang tidak kita dapatkan dari film.
13. Tidak memiliki cukup ruang kosong di rumah untuk menyimpan buku
Di Jepang, banyak orang yang gemar membaca komik kemudian mereka membuang buku itu setelah mereka selesai membacanya. Hal ini disebabkan oleh ketiadaan ruang kosong di dalam rumah mereka. Bagi peminat film Doraemon, kita juga sering melihat ibu Nobita membuang komik-komik milik Nobita dan majalah bekas karena dianggap sudah memenuhi rumah. Beberapa pecinta buku menyayangkan hal ini karena mereka menganggap buku bisa dibaca lagi di masa mendatang. Daripada kita membuang buku, kita bisa memberikannya ke orang lain atau mendonasikannya ke sekolah dan perpustakaan umum.
14. Suasana perpustakaan terasa membosankan
Perpustakaan menetapkan peraturan tertentu untuk menjaga kenyamanan dan keamanan para pembaca buku di dalamnya. Beberapa peraturan tersebut adalah tidak boleh makan dan minum di dalam perpustakaan, tidak boleh berisik, tidak boleh mencuri buku, diwajibkan membuat catatan peminjaman buku, mengembalikan buku di tempat asalnya, dan sebagainya. Misalkan kita suka membaca buku sambil mendengarkan musik, maka kita bisa menggunakan headphone supaya tidak mengganggu orang lain di perpustakaan. Jika kita tetap tidak suka dengan suasana perpustakaan, kita bisa meminjam buku saja supaya kita dapat membacanya di tempat lain yang kita suka.
15. Berusaha menghindari risiko buku menjadi rusak selama meminjam buku milik perpustakaan
Buku yang kita pinjam dari perpustakaan harus dijaga dengan baik supaya tidak rusak. Kita harus bertanggung jawab dalam menggunakan buku tersebut di luar perpustakaan. Jika kita khawatir merusak buku pinjaman secara tidak sengaja, maka sebaiknya pertimbangkan untuk membeli buku yang sama di toko buku atau meminjamnya dari teman.
16. Tidak berada dalam lingkungan pergaulan yang suka membaca
Lingkungan pergaulan memang menjadi faktor yang mempengaruhi niat untuk membaca. Namun, kita bisa berinisiatif untuk membentuk lingkungan pergaulan yang gemar membaca dengan cara mengajak teman-teman membaca buku bersama, berkunjung ke bazar buku, atau patungan untuk membeli buku. Kebiasaan ini lambat laun akan diterima oleh teman-teman.
17. Tidak memiliki banyak waktu luang untuk membaca buku
Pada saat pekerjaan menuntut kita untuk bekerja lebih banyak, waktu luang kita semakin berkurang. Jika kita berniat untuk tetap membaca buku dalam sehari, maka kita bisa menggunakan waktu istirahat sebelum tidur atau sebelum berangkat kerja untuk membaca sedikit halaman buku. Pada akhirnya, kita akan berhasil menyelesaikan pembacaan sebuah buku, meskipun membutuhkan waktu yang lebih lama.
18. Tidak ada penghargaan dari orang tua atau orang lain setelah kita selesai membaca sebuah buku
Penghargaan tidak selalu berasal dari orang tua atau orang lain. Penghargaan bisa berasal dari diri sendiri. Contohnya adalah seorang pekerja kantor mengapresiasi diri sendiri dengan membeli makanan mahal setelah ia sudah bekerja keras selama sebulan dan sudah mendapatkan gaji bulanan. Cara serupa juga dapat kita lakukan setelah selesai membaca sebuah buku, misalnya dengan menghadiahkan buku baru kepada diri sendiri. Setelah kita selesai membaca satu buku, kita akan memiliki dorongan untuk membeli buku selanjutnya. Kita juga harus percaya bahwa pengetahuan dan pengalaman yang kita dapatkan dari membaca buku suatu saat akan bermanfaat bagi kita dan orang lain.
19. Tidak mau dianggap sombong karena orang lain melihat kita suka membaca
Penilaian orang lain tidak boleh mempengaruhi cara kita dalam menjalani hidup. Jika kita memiliki motivasi yang baik, maka kita tidak perlu khawatir dengan penilaian orang lain. Orang yang tidak suka melihat kita membaca buku mungkin iri dengan pengetahuan yang kita miliki sehingga ia berusaha mencegah kita membaca buku dengan apa pun caranya.
20. Sulit mendapatkan tempat yang cocok untuk membaca buku
Buku bisa dibaca di mana saja dan kapan saja, asalkan kita memiliki banyak waktu luang. Rumah, perpustakaan, sekolah, kantor, taman, dan berbagai tempat lain dapat menjadi lokasi yang cocok untuk membaca buku. Pemilihan tempat membaca yang cocok dipengaruhi oleh minat dan kepribadian kita. Bahkan, kafe yang berisik bisa menjadi tempat yang cocok jika kita memang suka membaca buku di tengah keramaian.
Cara Membaca Buku yang Efektif
Ada satu tips paling penting supaya kita rajin dan suka membaca buku, yaitu tetapkan niat untuk membaca. Jika kita sudah memiliki niat untuk membaca, kita dapat membaca di mana saja dan kapan saja tanpa merasa terganggu dengan lingkungan sekitar. Namun, tidak banyak orang yang bisa dengan mudah membentuk niat yang kuat. Mereka suka mempersoalkan kondisi lingkungan yang cocok untuk membaca buku. Berikut ini beberapa saran untuk membantu kita memilih lokasi yang cocok untuk membaca buku:
1. Pilih buku yang sesuai
Jangan pilih buku yang sebenarnya tidak ingin kita baca. Jika kita memang diharuskan untuk membaca buku itu, misalnya untuk mendukung pekerjaan atau studi, maka pastikan pilih buku yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Kita juga sebaiknya tidak memilih banyak buku dan membawa semuanya ke lokasi baca. Tumpukan buku yang banyak mungkin bisa menyebabkan kita malas karena buku yang akan kita baca seolah-olah tidak ada habisnya.
2. Cari tempat yang nyaman
Cari tempat yang sesuai dengan kepribadian kita. Misalnya seseorang yang pendiam, tetapi suka keramaian akan memilih kafe, taman di tengah kota, atau ruang kelas untuk membaca buku. Sebaliknya, orang yang suka tempat sepi memilih kamar di rumah atau perpustakaan sebagai lokasi baca.
3. Tetapkan waktu yang sesuai untuk membaca
Pastikan kita terbebas dari jadwal pekerjaan dengan cara menentukan tanggal dan waktu yang kosong. Membaca bisa menjadi kurang menyenangkan dan bahkan terasa menjengkelkan jika kita harus tiba-tiba berhenti di tengah proses membaca karena ada pekerjaan mendadak.
4. Cari tempat yang terang
Pastikan lokasi baca adalah tempat yang terang. Beberapa orang suka membaca di tempat gelap dengan menggunakan senter atau lampu belajar sebagai satu-satunya sumber cahaya. Namun, mata kita akan lebih mudah lelah karena membaca di tempat gelap dengan sumber pencahayaan yang jaraknya terlalu dekat dengan buku. Membaca buku membutuhkan waktu yang tidak singkat sehingga kita harus menjaga agar mata kita terasa nyaman dan tetap sehat selama membaca buku.
5. Sediakan berbagai keperluan pendukung
Beberapa orang suka membaca buku sambil mendengarkan musik, meminum kopi, memakan camilan, dan sebagainya. Pastikan berbagai keperluan pendukung tersebut sudah diletakkan di lokasi baca supaya kita nyaman selama membaca buku. Namun, kita tidak boleh makan dan minum saat membaca buku pinjaman dari perpustakaan supaya buku tidak kotor dan rusak.
Setelah menentukan lokasi yang sesuai, langkah berikutnya adalah menerapkan saran-saran untuk membaca secara efektif. Membaca yang efektif adalah membaca yang tepat, ilmu di dalam buku berhasil dipahami, dan kita mendapatkan pengalaman membaca yang baik. Berikut ini beberapa cara agar membaca menjadi efektif:
1. Tetapkan target jumlah halaman yang akan dibaca
Jika kita ingin membaca buku secara bertahap, tetapkan jumlah halaman yang ingin kita baca minimal 20 halaman setiap hari. Jika dalam satu kesempatan kita dapat membaca lebih dari 20 halaman, maka kita bisa mencoba hingga 50 halaman. Jika sudah merasa lelah atau bosan, kita bisa berhenti dan melanjutkannya besok.
2. Pahami inti atau pokok pikiran dari setiap paragraf
Setiap paragraf memiliki satu pokok pikiran dan dalam satu teks ada lebih dari satu pokok pikiran yang saling berhubungan. Jika kita tidak memahami satu pokok pikiran, maka kita tidak dapat memahami pokok pikiran yang lain. Kita tidak boleh membaca buku dengan terburu-buru. Kemampuan membaca seseorang memang berbeda-beda, tetapi kecepatan membaca tidak menjamin kita memahami isi buku dengan benar.
3. Duduk dengan posisi yang benar
Posisi duduk yang benar dan nyaman berguna agar kita tidak sakit punggung karena terlalu lama duduk dengan posisi yang salah. Pastikan kita duduk di kursi yang kokoh, gunakan kursi yang memiliki sandaran, duduk dengan posisi tegak atau punggung menyandar ke sandaran kursi, dan posisi tubuh lurus ke arah buku.
4. Baca buku pada jarak yang aman dan nyaman
Selain lokasi yang terang, kita sebaiknya juga selalu menjaga jarak baca yang aman. Jika mata terlalu dekat dengan buku, maka mata kita akan mudah lelah dan, dalam jangka panjang, kita bisa meningkatkan risiko terkena miopi (rabun jauh). Setelah kita membaca selama 20 menit, kita harus mengistirahatkan mata sejenak dengan tidak melihat buku dan melihat sesuatu pada jarak yang jauh selama sekitar 5 menit.
5. Beri tanda pada bagian-bagian yang dianggap penting
Beberapa orang suka memberi tanda pada kalimat-kalimat yang dianggap penting atau menarik, misalnya pesan singkat yang puitis atau kalimat-kalimat bijak dari penulis buku. Dengan memberi tanda, kita bisa menemukan tulisan-tulisan tersebut dengan lebih cepat dan mudah. Namun, kita sebaiknya menggunakan pensil atau pembatas buku dan tidak menggunakan pulpen atau pena penyorot (highlighter) karena keduanya bisa membuat halaman buku menjadi kotor.
6. Hindari membaca secara berulang-ulang
Untuk menghemat waktu, kita sebaiknya tidak membaca secara berulang-ulang. Jika kita memang belum paham maksud dari sebuah teks atau paragraf, kita bisa membaca ulang secara sekilas dan mengambil intinya saja.
7. Pasang pembatas buku setelah selesai membaca
Kita sebaiknya selalu menggunakan pembatas buku (bookmark) untuk menandai halaman terakhir yang telah dibaca. Tanpa pembatas buku, kita mungkin akan kesulitan menemukan halaman yang tepat, terutama pada buku yang sangat tebal. Pembatas buku yang baik dan tidak merusak jilid buku adalah pembatas buku yang terbuat dari kertas karton yang kuat dan tipis.
8. Buat ringkasan bab
Beberapa orang malas membuat ringkasan setelah membaca buku. Membuat ringkasan buku sangat penting, khususnya bagi orang yang mudah lupa, supaya kita tidak perlu membaca ulang seluruh isi buku. Ringkasan bisa berupa daftar poin penting atau kumpulan pokok pikiran dari setiap bab di dalam buku.
9. Ceritakan isi buku yang sudah selesai dibaca kepada teman atau keluarga
Menceritakan kembali isi buku kepada orang tua atau teman berdasarkan pemahaman kita mampu membuat kita lebih mudah mengingat inti dari sebuah buku. Tanpa melakukan hal ini, kita mungkin akan lupa dengan apa yang sudah kita baca. Semakin sering kita menceritakan kembali ilmu atau kisah yang telah kita pelajari dari buku, semakin kuat ingatan kita terhadap ilmu atau kisah tersebut.
Komentar
Posting Komentar