Dilema Harga Buku bagi Pecinta Buku di Indonesia dan Solusinya
Buku adalah jendela dunia. Manfaat buku sangat
besar bagi kehidupan manusia. Sejak zaman dahulu hingga sekarang, buku menjadi
salah satu alat pembentuk peradaban manusia. Saat ini, buku juga hadir dalam
bentuk elektronik bernama e-book. Dengan e-book, kita dapat
membaca buku di mana saja dan kapan saja. Akan tetapi, buku elektronik
(e-book) belum bisa menggantikan peran buku fisik sepenuhnya.
Perkembangan teknologi membuat masyarakat dunia lebih memilih membaca
informasi secara online. Akibatnya, banyak terbitan berkala yang
dicetak, seperti majalah, koran, tabloid, dan lainnya mengalami penurunan
keuntungan. Perusahaan media cetak terpaksa harus menghentikan produksi atau
mengalihkan hasil produksi mereka ke dalam bentuk digital. Sebaliknya, nasib
serupa tidak menimpa penerbitan buku.
Banyak pecinta buku yang beranggapan membaca
buku fisik lebih terasa ‘benar-benar membaca’ dibandingkan dengan membaca buku
elektronik. Mereka berpendapat bahwa membaca buku tanpa memegang buku fisik
tidak dianggap sebagai pengalaman membaca yang sesungguhnya. Banyak faktor
pendukung yang dapat membuat aktivitas membaca terasa nyaman. Salah satu
syaratnya yang harus terpenuhi adalah kondisi lingkungan yang kondusif.
Gangguan lebih sering muncul saat kita membaca buku elektronik, misalnya
notifikasi aplikasi media sosial yang tiba-tiba muncul saat kita sedang
membaca buku elektronik, berita terbaru yang muncul di internet, atau aplikasi
gim yang selalu menggoda pengguna gawai untuk memainkannya.
Meskipun buku fisik masih populer di kalangan
pecinta buku, harga buku fisik di Indonesia masih mahal. Ada banyak faktor
yang mempengaruhinya sehingga daya beli masyarakat terhadap buku fisik menjadi
berkurang. Di antara berbagai faktor tersebut, faktor ekonomi paling
berpengaruh terhadap produksi buku sehingga harga buku menjadi mahal.
Penyebab Harga Buku Menjadi Mahal
Para pecinta buku di Indonesia selalu
menghadapi pilihan sulit dalam memenuhi kebutuhannya. Harga buku di Indonesia
cukup mahal sehingga para pecinta buku harus berpikir panjang sebelum membeli
buku favoritnya. Harga buku yang murah, seperti di luar negeri, menjadi
dambaan bagi para pecinta buku. Namun, selama kondisi ekonomi dalam negeri dan
tingkat minat baca masyarakat belum meningkat, harga buku akan tetap mahal.
Tiga penyebab harga buku di Indonesia masih mahal, antara lain:
1. Biaya produksi buku cukup
besar
Ada beragam jenis kertas. Kertas yang lebih
tahan lama, kuat, dan ringan sering kali memiliki harga yang mahal. Kualitas
hasil penjilidan yang bagus, sampul tebal, tinta hitam yang pekat, tinta
berwarna yang bagus, dan hasil cetak yang sempurna pada buku juga membutuhkan
biaya tambahan. Jika pemerintah Indonesia memberikan subsidi kepada penerbit
buku, maka harga buku tentu saja akan lebih murah.
2. Biaya distribusi buku yang
tinggi
Sebagian besar penerbit buku di Indonesia
berada di Pulau Jawa. Alasannya, jumlah konsumen buku dianggap lebih banyak di
Pulau Jawa dibandingkan jumlah konsumen buku di luar Pulau Jawa. Namun, alasan
ini belum tentu benar karena banyak pecinta buku yang berasal dari luar Pulau
Jawa. Para pengusaha menilai pertumbuhan ekonomi pada kota-kota besar di Pulau
Jawa sangat besar dan cepat. Selain itu, dinamika politik yang mempengaruhi
ekonomi Indonesia juga banyak berasal dari Pulau Jawa. Dua alasan
tersebut mungkin mendukung keberadaan lokasi penerbit buku yang tidak merata
di Indonesia.
Biaya distribusi juga memengaruhi harga buku.
Jika penerbit dan percetakan buku berada di Pulau Jawa, maka harga buku di
luar Pulau Jawa akan lebih mahal dibandingkan harga buku di Pulau Jawa. Biaya
transportasi darat dan laut menjadi penyebab utamanya. Hal ini dibuktikan dari
beberapa majalah sering kali menuliskan dua harga yang berbeda di sampulnya,
yaitu harga majalah untuk penjualan di Pulau Jawa dan harga majalah untuk
penjualan di luar Pulau Jawa. Pemerataan lokasi penerbit dan percetakan buku
dengan cara pembangunan cabang di luar Pulau Jawa adalah salah satu solusi
untuk mengatasi masalah ini.
3. Produksi, distribusi, dan
penjualan buku terkena pajak
Proses pemasaran buku akan terkena pajak
tergantung jenis pemasaran yang dilakukan oleh penerbit buku. Bahkan, penulis
buku juga terkena pajak. Pajak memang berguna untuk pembangunan negara. Namun,
tanpa subsidi dari pemerintah untuk produksi buku, penerapan pajak tersebut
dianggap memberatkan bagi banyak orang. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari
produksi dan penjualan buku akan dibebankan kepada konsumen. Caranya, jumlah
uang pembayaran pajak buku akan ditambahkan ke harga buku sehingga konsumen
harus membeli buku dengan harga yang lebih mahal dari harga buku sebelum
terkena pajak.
Tiga poin di atas adalah penyebab utama harga
buku di Indonesia lebih mahal dibandingkan harga buku di negara lain. Namun,
ada satu alasan yang menyebabkan pemerintah belum memberikan subsidi ke
produksi buku, yaitu tingkat minat baca orang Indonesia sangat rendah
dibandingkan negara lain. Alasan tersebut menandakan bahwa buku belum dianggap
menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat Indonesia. Padahal, ada banyak
keuntungan yang belum disadari banyak orang di Indonesia dari membaca buku.
Pemerintah sudah sering menyelenggarakan program peningkatan minat baca.
Beberapa program tersebut, antara lain acara bazar buku murah, pameran buku,
seminar dan webinar buku, serta aktivitas wajib baca di sekolah. Sayangnya,
hingga saat ini, program peningkatan minat baca tampaknya belum mengalami
perkembangan yang baik.
Solusi Pecinta Buku untuk Mendapatkan Buku Murah
Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh para
pecinta buku untuk mendapatkan buku murah. Cara-cara tersebut dianggap mampu
meringankan pengeluaran bulanan mereka. Dengan tetap menyisihkan sejumlah uang
untuk membeli buku, kebutuhan bulanan lainnya tetap dapat terpenuhi. Berbagai
cara untuk mendapatkan buku murah, yaitu:
1. Berkunjung ke bazar buku
Bazar buku sering memberikan diskon yang
tinggi. Selain itu, buku yang dijual sering kali adalah buku-buku lama yang
sudah tidak beredar di pasaran sehingga pecinta buku bisa menambah koleksi
buku yang unik dan menarik.
2. Menentukan buku yang ingin
dibeli
Pada saat berada di toko buku atau bazar buku,
kita sering kali memboroskan uang. Ribuan judul buku yang menarik akan membuat
kita tergoda untuk membelinya. Sebaiknya, kita membuat daftar buku-buku yang
ingin kita beli. Jika kita ingin membeli banyak buku, pilih buku-buku dengan
harga yang murah. Namun, jika kita ingin membeli buku dengan harga yang cukup
mahal, maka kita harus menunda pembelian buku lain. Setelah kita memiliki uang
yang cukup, kita bisa membeli buku yang belum dibeli berdasarkan daftar
pembelian buku yang sudah kita buat.
3. Menghadiri acara seminar maupun
webinar tentang penerbitan buku baru
Acara seminar atau webinar yang membahas
tentang penerbitan buku baru sering kali memberikan buku baru gratis kepada
peserta. Meskipun jumlah buku baru yang dibagikan sedikit, siapa tahu kita
bisa beruntung mendapatkannya. Selain membagikan buku gratis, acara ini juga
sering memberikan diskon untuk pembelian buku di lokasi acara.
4. Mencari tahu informasi terkini
tentang diskon buku
Ada banyak toko buku yang sering memberikan
promo menarik, seperti diskon buku. Supaya kita tidak melewatkan kesempatan
bagus ini, kita harus rutin melihat akun media sosial dari toko-toko buku.
Selain itu, akun media sosial resmi milik penerbit buku juga sering
menampilkan berita tentang bazar buku dan diskon buku.
5. Membeli buku secara daring
(online)
Diskon produk dan promo gratis biaya
pengiriman barang sering diberikan dalam aplikasi belanja online.
Kesempatan seperti ini cocok digunakan bagi para pecinta buku yang ingin
membeli buku dari toko yang jaraknya jauh dari rumah.
6. Membeli buku bekas
Buku bekas tidak selalu berupa buku yang rusak
atau jelek. Banyak judul buku yang sudah tidak diterbitkan ulang menjadi buku
yang langka dan berharga. Harga buku bekas juga lebih murah dari buku baru.
Bahkan, beberapa buku bekas memiliki harga yang mahal karena buku tersebut
langka, sudah tidak diterbitkan lagi, atau buku itu adalah buku cetakan
pertama. Jika kita beruntung mendapatkan buku bekas yang langka dengan harga
murah, kita bisa menjualnya kembali dengan harga yang mahal.
7. Membeli buku dengan sampul
tipis
Harga buku juga dipengaruhi oleh jenis sampul.
Sampul tebal (hard cover) menyebabkan harga buku menjadi lebih mahal,
meskipun jumlah halaman buku tersebut tidak banyak. Jika ingin membeli buku
dengan harga murah, kita sebaiknya membeli buku dengan sampul tipis (soft cover). Sayangnya, satu judul buku sering kali hanya tersedia dengan sampul tebal
atau sampul tipis saja.
8. Membandingkan terlebih dahulu
harga buku dari penerbit lain
Buku novel, sastra, dan buku hasil terjemahan
sering kali dicetak oleh lebih dari satu penerbit. Harga yang ditawarkan oleh
setiap penerbit juga bisa berbeda. Namun, satu toko buku jarang menjual dua
atau lebih judul buku yang sama meskipun berasal dari penerbit yang berbeda.
Oleh karena itu, kita harus berkunjung ke beberapa toko buku lain untuk
mencari judul buku yang sama dari penerbit lain.
9. Jangan membeli buku impor
Harga buku impor mahal karena terkena tambahan
biaya pengiriman dan bea cukai. Selain itu, jenis kertas dan sampul buku impor
biasanya berkualitas baik sehingga harga buku menjadi lebih mahal. Oleh karena
itu, sebelum membeli buku impor, perencanaan pengeluaran bulanan untuk membeli
buku harus sudah dilakukan sebaik mungkin.
Meskipun harga buku di Indonesia masih mahal,
tetapi membeli buku bajakan bukan solusi yang bijak. Buku bajakan merugikan
banyak pihak sehingga buku bajakan harus segera diberantas. Para pecinta buku
harus memahami
ciri-ciri buku bajakan
sebelum membeli buku sehingga para pecinta buku dapat ikut serta dalam
menghentikan penjualan buku bajakan.
Komentar
Posting Komentar