Kemegahan Candi Kalasan
Candi Kalasan adalah sebuah candi Buddha yang memiliki hubungan dengan Candi Sari. Hal ini dibuktikan dengan teks dalam Prasasti Kalasan yang menjelaskan pembangunan kedua candi tersebut pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Selain itu, jarak Candi Kalasan dan Candi Sari cukup dekat. Tubuh Candi Kalasan yang tinggi dan berukuran besar juga menjadi daya tarik wisatawatan untuk melihat candi dari dekat. Kelebihan lainnya adalah Candi Kalasan berada di pinggir Jalan Raya Solo-Yogyakarta.
Daftar isi
Lokasi
Candi Kalasan berada di Jalan Raya Solo-Yogyakarta, Padukuhan Kalibening, Kalurahan Tirtomartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisatawan mungkin lebih mengenal nama 'Kalasan' dari makanan bernama Ayam Goreng Kalasan. Ada beberapa rumah makan yang menyediakan menu Ayam Goreng Kalasan di dekat Candi Kalasan. Oleh karena itu, pengunjung dapat menyempatkan diri untuk mencicipi Ayam Goreng Kalasan saat berkunjung ke Candi Kalasan.
Candi Kalasan terlihat jelas dari Jalan Raya Solo-Yogyakarta. Candi ini juga berdampingan dengan sebuah masjid yang kubahnya terlihat di sebelah utara candi. Hal tersebut menunjukkan toleransi beragama dari masyarakat sekitar candi. Selain itu, keberadaan Candi Kalasan menjadi salah satu objek wisata yang dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat sekitar.
Jarak antara Candi Kalasan dengan Candi Sari hanya sekitar 740 meter. Jarak yang dekat ini mengindikasikan adanya hubungan antara dua candi. Hal ini dapat dibuktikan dari teks dalam Prasasti Kalasan yang menyebutkan bahwa Candi Kalasan menjadi tempat ibadah untuk memuja Dewi Tara dan Candi Sari menjadi tempat tinggal para sangha.
Candi Kalasan dekat dengan sungai seperti candi-candi di dataran Soro Gedug (Prambanan Plain) pada umumnya. Dataran Soro Gedug merupakan lokasi dari banyak candi era Mataram Kuno. Pembangunan candi memang harus mengikuti aturan pembangunan, seperti yang tertulis dalam Kitab Manasara Silpasasatra. Salah satu contoh aturan pembangunan candi adalah lokasi candi harus dekat dengan sumber air. Ada dua sungai di dekat Candi Kalasan, yaitu Kali Opak yang berjarak 600 m di sebelah timur dan Kali Bening yang berjarak 300 m di sebelah barat.
Sejarah Candi Kalasan
Candi Kalasan adalah candi bercorak Buddha peninggalan masa Kerajaan Mataram Kuno. Corak agama Buddha terlihat dari atap candi yang berbentuk stupa. Bentuk ukiran dan pola hiasan juga mendukung corak agama Buddha di candi. Keberadaan Candi Kalasan tercatat dalam Prasasti Kalasan.
Pada tahun 1886, J.L.A. Brandes menemukan Prasasti Kalasan di pinggir rel kereta api yang berjarak beberapa ratus meter di selatan Candi Kalasan. Prasasti tersebut berangka tahun 700 Saka atau 778 Masehi. Prasasti Kalasan terbuat dari batu andesit dengan panjang 67 cm, lebar 46 cm, dan tebal 12 cm. Tulisan di dalam prasasti berbahasa Sansekerta dan berhuruf Pra-Nagari. Di dalam Prasasti Kalasan terdapat nasehat dari para guru agama Buddha Mahayana pada masa wangsa Syailendra tentang pembangunan bangunan suci untuk memuja Dewi Tara (Tara bhavanam) dan pembangunan sebuah wihara untuk tempat tinggal para pendeta agama Buddha (sangha) di Desa Kalasa. Bangunan suci yang dimaksud di dalam prasasti adalah Candi Kalasan dan wihara untuk tempat tinggal para sangha adalah Candi Sari. Pembangunan kedua bangunan tersebut dilaksanakan oleh Maharaja Dyah Pancapana Karyana Panamkaranah (Raja Rakai Panangkaran) yang memerintah sekitar tahun 760-780 M.
Keberadaan Prasasti Kalasan juga memengaruhi pemberian nama untuk Candi Kalasan. Selain itu, nama 'Kalasan' yang menjadi nama lokasi candi mungkin berasal dari nama 'Kalasagrama' yang tercantum di dalam Prasasti Kalasan.
Sejarah Penemuan Candi Kalasan
Ada beberapa dokumentasi dan catatan pemugaran Candi Kalasan pada masa Hindia Belanda. Catatan pertama mengenai Candi Kalasan berasal dari dokumentasi Mackenzie (1814) dan Raffles (1817) yang menyebut keberadaan Candi Kali Bening. Penamaan candi tersebut disesuaikan dengan nama dusun lokasi candi. Kemudian, Candi Kalasan dipugar oleh Ir. V.R. van Romondt, arkeolog Belanda, pada tahun 1927-1929. Penelitian terhadap struktur bangunan candi menunjukkan bahwa struktur Candi Kalasan telah mengalami penambahan, yaitu bagian penampil candi yang ditambahkan setelah bangunan awal selesai dibangun. Di dalam laporan Odheidkundige Verslag tahun 1928, sisa-sisa struktur awal candi ditemukan saat pembukaan lapisan batuan di bagian sudut barat daya pada dasar candi. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Stutterheim mengidentifikasi setidaknya ada tiga kali modifikasi yang dilakukan terhadap struktur candi. Dengan demikian, struktur Candi Kalasan yang ada saat ini adalah struktur bangunan candi hasil modifikasi ketiga terhadap bangunan awal candi yang dibangun tahun 778 M.
Publikasi Indiana vol. 1 yang terbit tahun 1854 menunjukkan penemuan sisa bangunan pendopo berjarak sekitar 137 m di selatan Candi Kalasan. Sisa pendopo terbuat dari batu bata dengan panjang 47 m dan lebar 28,5 m. Bagian beranda pendopo berukuran 12,5 m. Bangunan pendopo tersebut diperkirakan memiliki 22 pilar. Selain itu, ada 14 batu umpak berbentuk padma, sepasang dwarapala setinggi 3 m di sisi timur, dan sepasang dwarapala di sisi barat. Temuan umpak-umpak itu saat ini diletakkan di halaman Candi Kalasan.
Arsitektur Candi Kalasan
Candi Kalasan adalah sebuah kompleks bangunan yang terdiri dari bangunan induk candi dan 52 stupa yang mengelilingi batur candi. Dari setiap stupa tersebut diperoleh 81 peripih berisi sisa kain, sisa abu pembakaran, dan lempengan logam. Kemudian, sebuah genta perunggu berlapis perak setinggi 58 cm dan diameter 42 cm ditemukan pada tahun 1927 berjarak sekitar 400 m di barat laut candi.
![]() |
Dokumentasi Pribadi: genta dari Kalasan disimpan di Museum Sonobudoyo |
![]() |
Dokumentasi Pribadi: Stupa di Candi Kalasan |
![]() |
Dokumentasi Pribadi: Gambar atas: pintu masuk ke bilik utama; Gambar bawah: relung-relung candi |
![]() |
Dokumentasi Pribadi: Moonstone di Candi Kalasan |
![]() |
Dokumentasi Pribadi: berbagai ragam hias di Candi Kalasan |
- Candi Kalasan. (2020, April 16). Diakses pada Oktober 4, 2024 dari kebudayaan.slemankab.go.id: https://kebudayaan.slemankab.go.id/post/candi-kalasan pukul 13.42 WIB
- Candi Kalasan. (n.d.). Diakses pada Oktober 4, 2024 dari jogjacagar.jogjaprov.go.id: https://jogjacagar.jogjaprov.go.id/detail/676/displayrecords-i-nama-warisan pukul 15.34 WIB
- Mengenal Moonstone di Candi Kalasan. (2023, Juni 12). Diakses pada Oktober 4, 2024 dari buddhazine.com: https://buddhazine.com/mengenal-moonstone-di-candi-kalasan/ pukul 16.21 WIB
- Menguak Bajralepa, Lapisan Misterius di Candi Kalasan. (2020, Oktober 28). Diakses pada Oktober 4, 2024 dari buddhazine.com: https://buddhazine.com/menguak-bajralepa-lapisan-misterius-di-candi-kalasan/ pukul 16.43 WIB
- Sedyawati, E., Santiko, H., Djafar, H., Maulana, R., Ramelan, W.D.S., Ashari, C. (2013). Candi Indonesia Seri Jawa. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Komentar
Posting Komentar