Menelusuri Monumen Kresek, Kabupaten Madiun
|
Dokumentasi pribadi |
Daftar isi
Lokasi peninggalan sejarah ini seluas 3,3 hektar, berjarak sekitar 8 km ke timur dari Kota Madiun. Berada di lereng Gunung Wilis, pemandangan alam berupa hamparan hutan jati dan puncak gunung terlihat dari monumen. Dulunya, kawasan ini merupakan permukiman warga Desa Kresek. Muso dan para pendukung PKI membawa banyak tawanan menuju ke Desa Kresek saat terdesak oleh serangan pasukan Divisi Siliwangi yang ditugaskan untuk menumpas pemberontakan. Mereka membunuh semua tawanan di dalam rumah warga yang ada di tempat dimana sekarang berdiri Monumen Kresek. Setelah itu, Musso dan pasukannya menuju ke daerah Ponorogo dimana akhirnya ia tewas dalam baku tembak dengan pasukan TNI.
Saat anda berada di Monumen Kresek, anda akan melihat ada patung di atas bukit yang membawa senjata tajam ingin memenggal kepala seseorang yang bertekuk lutut dan tangannya diikat dengan tali. Patung yang berdiri sambil mengayunkan senjata tajam itu adalah Musso, sedangkan yang kepalanya akan dipenggal itu adalah Kyai Husen.
Kolonel Marhadi, prajurit TNI berpangkat tinggi yang gugur dalam pertempuran Desa Kresek, namanya diabadikan sebagai nama Jalan di Kota Madiun dan didirikan patungnya di Alun-Alun Kota Madiun menghadap ke selatan sebagai bentuk penghormatan untuk mengenang jasanya. Selain dua tokoh tersebut, masih banyak tokoh-tokoh lain yang gugur selama penumpasan PKI Madiun dan pembantaian di Desa Kresek ini. Di bawah patung Musso, terdapat patung 5 anak-anak yang menjadi korban PKI. Kelima patung ini memberikan pesan lewat raut muka dan gestur tubuh untuk menuntut pembelaan dari pemerintah RI agar mengakhiri pemberontakan PKI Madiun. Kedua patung ini berada di atas bukit. Untuk mencapai ke atas bukit kecil ini, terdapat tangga dengan jumlah anak tangga yang sarat makna. Anak tangga ini saling berundak. Tiap undakan berjumlah 17, 8, dan 45 yang melambangkan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Di belakang patung Musso terdapat relief yang menceritakan pemberontakan PKI dan penumpasannya oleh Divisi Siliwangi dipimpin oleh Kolonel Sadikin dan Divisi Jawa Timur pimpinan Kolonel Sungkono. Di sebelah kanan relief tersebut, terdapat ukiran pesan dari Gubernur Jawa Timur pada masa pembangunan monumen tahun 1987 hingga diresmikan tanggal 10 Juni 1991. Relief pesan tersebut berbunyi:
Monumen keganasan PKI ini kita persembahkan kepada para Generasi Muda untuk mengingatkan kebrutalan dan kekejaman musuh-musuh Pancasila dan perjuangan bangsa. Tegakkan dan pertahankan terus Pancasila dan UUD 1945.
Kresek 10-6-1991
(H SOELARSO)
Gubernur Jawa Timur
|
Dokumentasi pribadi |
Di sebelah selatan monumen terdapat pendopo kecil yang merupakan bekas rumah warga yang dijadikan markas PKI sekaligus tempat pembantaian para tawanan. Di dalam pendopo berukuran sekitar 6 x 2 meter persegi dengan lantai keramik berwarna hitam ini, terdapat informasi mengenai profil Monumen Kresek sebagai berikut:
Profil Monumen Kresek
- Bangunan Monumen Kresek merupakan monumen yang menggambarkan keganasan PKI di Madiun tahun 1948, menjadikan peristiwa pembantaian dan pemberontakan, yang dibangun dari tahun 1987 selesai tahun 1991 di atas tanah seluas 3,3 ha, terletak 8 km ke arah timur Kota Madiun, tepatnya di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun
- Bangunan patung paling atas adalah patung Muso membawa pedang yang ingin memenggal kepala seorang kyai yang dikenal dengan nama Husen. Kyai Husen adalah seorang kyai yang arif dan bijak, beliau sebagai anggota DPRD Kabupaten Madiun tahun 1948.
- Di sebelah barat bangunan Patung Muso ada bangunan relief yang menggambarkan proses pemberontakan yang dilakukan oleh PKI sekaligus penumpasannya, penumpasan terhadap PKI dilakukan oleh Divisi Siliwangi dipimpin oleh Kolonel Sadikin dan Divisi Jawa Timur dipimpin oleh Kolonel Sungkono.
- Di sebelah timur bangunan Patung Muso ada bangunan patung anak-anak korban PKI yang menuntut bela kepada pemerintah RI agar menumpas kegiatan PKI di Kota Madiun.
- Undak-undak masuk monumen masing-masing berjumlah 17, berjumlah 8, dan berjumlah 45 menunjukkan tanggal 17-08-1945 sebagai hari kemerdekaan RI.
- Di dekat pintu masuk sebelah selatan juga terdapat prasasti batu ukiran nama-nama prajurit TNI Polri, Pamong Praja, tokoh masyarakat, dan guru yang menjadi korban keganasan PKI.
- Di depan prasasti ukiran nama-nama korban juga terdapat sumur tempat pembuangan korban keganasan PKI yang telah ditutupi dan dibuat relief korban-korban di atasnya.
- Pendopo di area Monumen Kresek merupakan bekas rumah penduduk / warga yang dijadikan markas PKI sebagai ajang pembantaian para korban keganasan PKI
- Monumen Kresek merupakan kenangan pahit yang ditimbulkan oleh PKI yang tidak boleh terlupakan dan harus diingat oleh generasi muda bangsa dalam memperjuangkan tegaknya Pancasila dan UUD 1945
- Di samping sebagai pengenalan anak sekolah untuk mengenang kejadian waktu itu, Monumen Kresek sekarang dijadikan objek wisata yang banyak dikunjungi masyarakat sebagai tempat rekreasi dan telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti mainan anak, balai pertemuan/pendopo, dan kios masakan kuliner
Profil lengkap ini membantu pengunjung untuk memahami sejarah singkat peristiwa dan pembangunan Monumen Kresek. Sesuai informasi tersebut, di sebelah selatan dekat pintu masuk terdapat sumur pembuangan korban PKI yang sudah ditutup dengan relief korban-korban. Relief ini berbentuk korban yang terbaring secara berkelompok dan seperti ditutupi oleh selimut. Ada satu relief korban yang berada di atas korban lain. Relief salah satu korban ini memperlihatkan leher dan kedua tangan yang masih terikat tali. Di sekeliling relief terdapat pagar pendek dari rantai. Prasasti batu yang terdapat ukiran nama-nama korban tersebut berada di selatan sumur. Detail prasasti sebagai berikut.
Korban Keganasan PKI Tahun 1948 yang Gugur di Desa Kresek
- Kol. Marhadi
- Letkol Wiyono
- Insp. Pol. Suparbak
- May Istiklah
- R.M. Sarojono (Patih Madiun)
- Kyai Husen (Anggota DPRD Kabupaten Madiun)
- Mohamad ( Pegawai Dinas Kesehatan)
- Abdul Rohman (Asisten Wedono Jiwan)
- Sosro Diprodjo (Staf PG Rejo Agung)
- Suharto (Guru Sekolah Pertanian Madiun)
- Sapirin (Guru Sekolah Budi Utomo Madiun)
- Supardi (Wartawan Free Lance Madiun)
- Sukadi (Tokoh Masyarakat)
- K.H. Sidiq
- R. Charis Bogio (Wedono Kanigoro)
- 1K.H. Barokah Fachrudin (Ulama)
- Maidi Marto Disomo (Agen Polisi)
Selain 17 korban yang tertulis namanya di prasasti tersebut, masih ada banyak korban pembantaian oleh PKI lainnya. Namun, mereka belum teridentifikasi sehingga hanya ada 17 nama korban yang ditulis di prasasti.
|
Dokumentasi pribadi |
Fasilitas yang ada di Monumen Kresek
- Monumen Kresek Madiun, Tempat Eksekusi Tawanan PKI yang Dulunya Perkampungan. (2020, Oktober 3). Diakses pada Agustus 28, 2021 dari solopos.com: https://www.solopos.com/monumen-kresek-madiun-tempat-eksekusi-tawanan-pki-yang-dulunya-perkampungan-1084334 pukul 00.11 WIB
- Monumen Kresek. (2020, Juni 24). Diakses pada Agustus 28, 2021 dari id.wikipedia.org: https://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Kresek pukul 00.27 WIB
- Monumen sebagai Pembakar Semangat Penerus Bangsa. (2018, Oktober 18). Diakses pada Agustus 28, 2021 dari dindikkabmadiun.com: https://dindikkabmadiun.com/index.php/en/cendekia-sd/1273-monumen-sebagai-pembakar-semangat-penerus-bangsa pukul 09.22 WIB
|
Dokumentasi pribadi |
Komentar
Posting Komentar