Suasana Telaga Wahyu Lebih Menenangkan Dibandingkan Telaga Sarangan

    

Pemandangan Telaga Wahyu

    Telaga Wahyu terkenal dengan suasana yang menenangkan, keindahan alam yang masih terjaga, dan tempat yang cocok bagi para pemancing ikan. Telaga Wahyu juga menjadi destinasi wisata yang cocok untuk pengunjung yang ingin melihat keindahan telaga sambil berkemah. Meskipun demikian, telaga ini masih belum dapat bersaing dengan Telaga Sarangan yang lebih populer. Jumlah fasilitas pendukung pariwisata di Telaga Wahyu juga masih sangat sedikit. Pemerintah Kabupaten Magetan tampaknya belum memberikan banyak perhatian terhadap pariwisata di Telaga Wahyu, meskipun telaga ini jaraknya sangat dekat dengan Telaga Sarangan.

    Keterangan: Pengamatan dilakukan pada tanggal 3 November 2024

Lokasi

    Telaga Wahyu berada di Dusun Gemurti, Desa Dadi, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Selain Telaga Wahyu, Kecamatan Plaosan juga merupakan lokasi dari Telaga Sarangan. Kedua telaga ini hanya berjarak sekitar 3,5 km. Meskipun jaraknya berdekatan, Telaga Wahyu masih kalah saing dengan Telaga Sarangan. Uniknya, pengunjung yang ingin menuju ke Telaga Sarangan dari pusat Kabupaten Magetan pasti melewati tanjakan yang menyusuri pinggir Telaga Wahyu. Telaga Wahyu bahkan terlihat jelas dari jalan menanjak, tepat sebelum pengunjung berbelok ke jalan menurun menuju pintu masuk Telaga Sarangan.


Kelebihan Telaga Wahyu Dibandingkan Telaga Sarangan

    Meskipun Telaga Wahyu masih belum dapat bersaing dengan Telaga Sarangan, telaga ini memiliki banyak kelebihan, yaitu:

    1. Lingkungan sekitar Telaga Wahyu masih dipenuhi oleh pepohonan, semak, dan perkebunan warga

    Telaga Wahyu masih dikelilingi oleh perkebunan sayur, pepohonan, dan semak belukar. Sebaliknya, Telaga Sarangan hanya memiliki sekitar seperempat wilayah hijau yang dikelola oleh Perhutani, sementara sisanya telah dipenuhi oleh bangunan seperti hotel, rumah, dan pertokoan.

    2. Daratan di pinggir Telaga Wahyu landai dan luas sehingga dapat digunakan untuk berkemah

    Telaga Sarangan dikelilingi oleh dinding beton dan daratan landai hanya dapat muncul saat air telaga surut. Telaga Wahyu masih memiliki daratan yang landai karena telaga ini memang tidak terlalu dalam, yaitu hanya sekitar 16 meter (Telaga Sarangan memiliki kedalaman sekitar 28 meter). Menariknya, pengunjung diperbolehkan berkemah di lahan kosong sekitar Telaga Wahyu. Sebaliknya, tidak ada lahan kosong yang luas di Telaga Sarangan sehingga pengunjung tidak bisa berkemah dengan tenda kecuali menginap di hotel.

    3. Lahan parkir luas dan dekat dengan Telaga Wahyu

    Lahan parkir pengunjung Telaga Wahyu berada di pinggir telaga. Sebaliknya, pengunjung harus bersusah payah mencari tempat parkir di Telaga Sarangan, khususnya saat hari libur, dan jaraknya terkadang jauh dari telaga. 

    4. Telaga Wahyu memiliki beragam jenis ikan air tawar sehingga banyak pengunjung datang untuk memancing ikan di sana

    Ikan air tawar juga ada di Telaga Sarangan, tetapi pemancing akan kesulitan menangkap ikan di sana. Hal ini disebabkan oleh permukaan air yang selalu berombak akibat aktivitas speedboat di sana. Telaga Wahyu lebih sepi pengunjung dan tidak ada permainan air dengan speedboat sehingga ikan lebih mudah ditangkap. Di tengah Telaga Wahyu juga ada sebuah keramba ikan air tawar. Pengunjung bisa membeli ikan di keramba itu dengan cara memancingnya.

    5. Pengunjung dapat mengendarai perahu bebek dengan tenang di Telaga Wahyu

    Satu-satunya wahana air di Telaga Wahyu adalah perahu bebek. Menariknya, harga sewa perahu bebek di sini dihitung berdasarkan jumlah putaran, bukan durasi bermain, sehingga pengunjung dapat menikmati keindahan telaga lebih lama. Selain itu, permukaan air Telaga Wahyu yang tenang membuat perahu bebek tidak mudah berguncang. 

    6. Suasana Telaga Wahyu lebih tenang dibandingkan dengan suasana di Telaga Sarangan

    Kondisi Telaga Wahyu yang sepi pengunjung membuat suasananya tenang. Sebagian besar pengunjung Telaga Wahyu adalah pemancing ikan yang cenderung menjaga ketenangan selama memancing. Satu-satunya suara keramaian di kawasan ini berasal dari klakson dan mesin kendaraan bermotor yang melintas di sekitar Telaga Wahyu saat hari libur. 


Kelemahan Telaga Wahyu Dibandingkan Telaga Sarangan

    Jumlah fasilitas penunjang pariwisata di Telaga Wahyu sangat sedikit. Jumlah fasilitas yang sedikit ini berbanding lurus dengan jumlah wisatawan di Telaga Wahyu. Selain itu, Telaga Wahyu terlihat tidak menarik dan kurang dipromosikan oleh pemerintah daerah. Foto Telaga Sarangan selalu mendominasi berbagai iklan pariwisata Kabupaten Magetan, baik dalam promosi melalui media cetak maupun daring. 

Dokumentasi Pribadi: Fasilitas di Telaga Wahyu

    Telaga Sarangan memiliki beragam fasilitas penunjang pariwisata, seperti hotel, kawasan pertokoan dan pasar tradisional, wahana air berupa perahu bebek dan speedboad, dan aktivitas menunggang kuda mengelilingi telaga. Sebaliknya, Telaga Wahyu hanya memiliki lahan parkir, musala, gazebo, area bermain anak, dan kamar mandi umum. Ada dua bangunan baru yang dibangun oleh pemerintah daerah di pinggir Telaga Wahyu, yaitu Plaza Kuliner Telaga Wahyu dan Kios Cinderamata Telaga Wahyu. Sayangnya, kedua bangunan tersebut saat ini kosong dan tidak terawat. Berbagai kekurangan sarana pariwisata Telaga Wahyu ini membuat jumlah pedagang dan pengunjung Telaga Wahyu sangat sedikit.
 
Mitos Putus Cinta
    Sebagian orang mempercayai mitos putus cinta di Telaga Wahyu. Menurut mereka, hubungan dua orang yang berpacaran di Telaga Wahyu akan putus. Namun, ada juga sebagian orang menilai mitos ini hanya keyakinan dari masing-masing orang karena tidak ada pembuktiannya. Telaga Wahyu dahulu bernama Telaga Wurung atau Telaga Urung. Dalam bahasa Jawa, kata ‘wurung’ atau ‘urung’ berarti ‘belum’. Dengan demikian, nama lama Telaga Wahyu ada hubungannya dengan mitos putus cinta. Nama Telaga Wurung menyimbolkan hubungan dua orang yang berpacaran di sana belum sampai ke tahap pernikahan. Saat ini, nama ‘Telaga Wurung’ atau ‘Telaga Urung’ sudah tidak terkenal karena nama ‘Telaga Wahyu’ lebih sering dipakai secara resmi, baik pada papan nama di atas pintu masuk telaga maupun dalam promosi pemerintah daerah. 

    Selain itu, ada sumber air bernama Sumber Tamtu yang berada di sebelah Telaga Sarangan. Menurut sebagian orang, sumber air ini dipercaya mampu menyembuhkan penyakit gatal. Namun, sumber air ini belum dikenal oleh sebagian besar pengunjung telaga karena tidak ada papan penunjuk atau papan informasi mengenai Sumber Tamtu di Telaga Wahyu.

Kebersihan Telaga Wahyu
    Jumlah pengunjung yang sedikit ternyata tidak membuat Telaga Wahyu bersih dari sampah. Ada banyak sampah plastik dan sisa makanan di sekitar Telaga Wahyu. Sebagian besar sampah ini berasal dari para pemancing ikan dan warung di sekitar telaga. Kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan juga disebabkan oleh jumlah tempat sampah yang sedikit. 

    Pada musim kemarau, air Telaga Wahyu surut. Telaga Wahyu sebenarnya adalah sebuah genangan air yang besar. Telaga ini mendapatkan air dari hujan, sumber air terdekat, dan air irigasi dari perkebunan di sekitarnya. Pada saat air telaga surut, lumpur di beberapa bagian telaga akan terlihat dipenuhi oleh sampah. Ketika permukaan air telaga naik selama musim hujan, sampah yang menumpuk di pinggir telaga dapat terbawa air dan menumpuk di dasar telaga.

    Pengelolaan dari pemerintah dan berbagai pihak lainnya sangat diperlukan guna menunjang pariwisata di Telaga Wahyu. Promosi sangat diperlukan untuk memperkenalkan Telaga Wahyu sebagai destinasi wisata andalan lain di Kabupaten Magetan. Telaga Wahyu dapat tampil berbeda dari Telaga Sarangan, misalnya pembangunan Telaga Wahyu yang berfokus pada penyediaan area perkemahan dan pemancingan. Namun, pembangunan pariwisata di Telaga Wahyu sebaiknya tidak merusak atau menghilangkan keadaan alami di sekitarnya. 
 
    Sumber:
  1. Air Telaga Wahyu Magetan Dipercaya Patahkan Mitos Putus Cinta. (2022, Oktober 20). Diakses pada Desember 7, 2024 dari www.detik.com: https://www.detik.com/jatim/budaya/d-6359539/air-telaga-wahyu-magetan-dipercaya-patahkan-mitos-putus-cinta pukul 02.35 WIB
  2. Mitos Putus Cinta di Telaga Wahyu Magetan. (2022, Oktober 20). Diakses pada Desember 7, 2024 dari www.detik.com: https://www.detik.com/jatim/budaya/d-6359129/mitos-putus-cinta-di-telaga-wahyu-magetan pukul 02.40 WIB

Komentar

Populer

Pusat Agrowisata Plaosan Magetan

Sejarah Kerkop dan Keberadaannya di Indonesia

Kenali Ciri-Ciri Buku Bajakan dan Jangan Membelinya