Keindahan Daerah Gunung Api Purba di Wediombo
Wediombo adalah salah satu teluk di pesisir selatan pulau Jawa bagian tengah. Teluk Wediombo menawarkan keindahan alam sekaligus keunikan geologi yang menakjubkan. Aktivitas vulkanik (paleovulkanisme) di kawasan Wediombo diperkirakan berasal dari masa Miosen Tengah yang terjadi sekitar 16 juta hingga 11,6 juta tahun yang lalu. Aktivitas paleovulkanisme menyebabkan bentang alam di Wediombo sangat beragam. Salah satu bentang alam tersebut adalah hamparan pasir putih yang luas di pantai Wediombo yang diselingi oleh batuan beku lava andesit. Selain itu, batuan beku lava andesit juga membentuk sebuah kolam air yang unik di ujung timur teluk Wediombo.
Keterangan: Pengamatan dilakukan pada tanggal 10 Maret 2024
Daftar isi
Lokasi
Wediombo berada di Padukuhan Pendowo, Kalurahan Jepitu, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak antara pusat Kota Yogyakarta dengan Wediombo cukup jauh, yaitu sekitar 80 km karena Wediombo berada dekat dengan perbatasan DIY dan Wonogiri, Jawa Tengah. Pengunjung bisa melalui rute Yogyakarta – Wonosari – Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) atau Yogyakarta – Imogiri – Panggang – Paliyan - Jalan Lintas Selatan (JJLS). Selain 2 rute tersebut, pengunjung bisa melalui rute Yogyakarta – Wonosari – Semanu – Petir – Jepitu. Rute ketiga memang menempuh jarak yang lebih jauh. Namun, pengunjung bisa berangkat dari rute ketiga dan pulang dari rute pertama/rute kedua supaya pengunjung tidak bosan dengan pemandangan JJLS.
Jarak antara balai Kalurahan Jepitu dengan Wediombo sejauh 5,2 km. Kondisi jalan dari Balai Kalurahan Jepitu ke Wediombo sudah beraspal. Akan tetapi, pengunjung harus tetap berhati-hati karena bentuk jalan yang berkelok-kelok dan penuh tanjakan atau turunan. Bahkan, beberapa sisi jalan berbatasan langsung dengan jurang yang dasarnya berupa aliran sungai. Kalurahan Jepitu berada di kawasan kars Gunung Sewu sehingga pengunjung bisa melihat pemandangan bukit-bukit berbentuk setengah bulatan atau kerucut di sepanjang jalan. Bukit-bukit tersebut akan dipenuhi oleh rimbunan pepohonan jati pada musim hujan. Pada musim kemarau, batu-batu kars berwarna kehitaman akan terlihat mendominasi pemandangan karena daun-daun pohon jati meranggas.
Teluk Wediombo
Wediombo adalah sebuah teluk yang panjangnya kurang dari 2 km. Sejak menjadi lokasi wisata, teluk Wediombo lebih dikenal oleh masyarakat dengan nama pantai Wediombo. Teluk Wediombo sebenarnya terdiri dari dua pantai wisata, yaitu pantai Wediombo dan pantai Nampu. Pantai Nampu berada di sebelah barat teluk, sedangkan pantai Wediombo berada di sebelah timur teluk. Kedua ujung teluk Wediombo berbatasan dengan bukit breksi atau tinggian, salah satunya adalah gunung Manjung di sebelah timur teluk Wediombo. Selain itu, Wediombo ditetapkan sebagai kawasan geosite Gunung Sewu oleh UNESCO Global Geopark.
Ada beberapa pantai di dekat teluk Wediombo, yaitu pantai Jungwok di sebelah timur gunung Manjung, pantai Pesewan dan Pantai Watu Lumbung di sebelah barat teluk Wediombo atau sisi timur gunung api purba Batur, dan pantai Siung di sisi barat gunung api purba Batur.
Etimologi Wediombo
Dalam bahasa Jawa, nama Wediombo tersusun dari dua kata, yaitu “wedi” yang artinya pasir dan “ombo” yang artinya luas. Dengan demikian, nama Wediombo berarti pasir yang luas. Penamaan tersebut disesuaikan dengan kondisi teluk Wediombo yang memiliki hamparan pasir pantai yang luas.
Gunung Api Purba Batur
Sebaran gunung api purba di pulau Jawa berada di sebelah selatan barisan gunung api di masa sekarang. Kebanyakan gunung api purba tersebut aktif jutaan tahun lalu. Aktivitas vulkanik gunung api purba terjadi saat pulau Jawa masih berada di bawah permukaan air laut sehingga sebagian atau seluruh tubuh gunung api purba berada di bawah permukaan air laut. Pada saat daratan pulau Jawa mengalami pengangkatan, gunung api purba sudah tidak memiliki aktivitas vulkanik lagi dan hanya meninggalkan sisa-sisa aktivitas vulkanik, seperti batuan beku (intrusi), breksi, andesit, atau bentang alam yang kasar. Identifikasi keberadaan gunung api purba dilakukan dengan pengamatan terhadap sisa-sisa aktivitas vulkanik masa lalu atau penginderaan jauh peta rupa bumi untuk melihat geometri suatu wilayah yang membentuk bulatan.
Intrusi (terobosan dalam) adalah produk aktivitas vulkanik gunung api berupa batuan beku yang terbentuk dari pembekuan magma saat magma berada di bawah permukaan tanah atau di dalam gunung. Sebaliknya, ekstrusi (terobosan luar) adalah batuan beku yang terbentuk dari pembekuan magma saat magma berada di atas permukaan tanah. Selain itu, intrusi bisa terjadi di kedalaman yang dangkal sehingga disebut dengan intrusi dangkal (terobosan dangkal).
Tingkat kedalaman pembekuan magma dangkal (intrusi dangkal) diperkirakan tidak lebih dari 10 km di bawah kaldera atau kawah gunung api. Pembekuan magma di dekat permukaan bumi bisa terjadi saat gunung api meletus. Pada saat erupsi gunung api terjadi, magma akan bergerak dari dapur magma ke kaldera atau kawah gunung api. Setelah erupsi gunung api selesai, magma yang berada di tengah perjalanan antara dapur magma dan kaldera atau kawah gunung api tidak akan kembali ke dapur magma, melainkan magma membeku menjadi batuan beku dangkal. Batuan beku dangkal tersebut dapat berupa retas, sill (kubah lava), dan leher gunung api (sumbat lava).
Beberapa peneliti menggunakan pembagian batuan menjadi empat litofasies. Keempat litofasies ini masing-masing berada di bagian-bagian gunung, yaitu mulai dari puncak gunung hingga kaki gunung. Pembagian keempat litofasies tersebut, antara lain:
- Fasies Pusat (central fasies/vent facies) yang berada di puncak gunung
- Fasies Proksi (proximal facies)
- Fasies Medial (medial facies)
- Fasies Distal (distal facies) yang berada di kaki gunung
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak gunung api purba. Penelitian terhadap bentuk geografis pegunungan Menoreh di Kulon Progo dan Gunung Sewu berhasil mengidentifikasi banyak gunung api purba berukuran besar. Beberapa gunung api purba tersebut, antara lain:
- Gunung Parangtritis
- Gunung Dengkeng
- Gunung Sudimoro
- Gunung Plencing - Sindet
- Gunung Siluk
- Gunung Candisari
- Gunung Wediombo
- Gunung Watuadeg
- Gunung Tegalrejo
- Gunung Panggung
- Gunung Wonolelo
- Gunung Pilang
- Gunung Banyakan
- Gunung Gelap
- Gunung Nglanggran
- Gunung Ijo / Gunung Kukusan
- Gunung Gajah
- Gunung Menoreh
Gunung Wediombo atau Gunung Batur adalah salah satu gunung api purba di Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung Batur berbentuk batuan beku dangkal kubah lava. Ketinggian Gunung Batur sekitar 208 meter di atas permukaan laut dan menjadi daerah tertinggi di Wediombo. Sumber erupsi purba di daerah Wediombo diperkirakan berada di Gunung Batur dan Teluk Wediombo. Berbagai bentang alam yang tersebar di Wediombo menjadi bukti keberadaan aktivitas vulkanis jutaan tahun lalu, yaitu kubah lava (intrusi andesit-mikrodiorit) Gunung Batur, batuan beku lava andesit di Teluk Wediombo, dan tebing breksi (tinggian) di sekeliling teluk dan Gunung Batur.
![]() |
Dokumentasi pribadi: Pemandangan Gunung Api Purba Batur dari Pantai
Wediombo |
![]() |
Dokumentasi pribadi: Pemandangan Batuan Beku Lava Andesit di Sisi Timur Pantai Wediombo |
![]() |
Dokumentasi pribadi: Laguna Wediombo |
![]() |
Dokumentasi pribadi: Batuan Beku Lava Andesit Berukuran Besar di Sisi Barat Pantai Wediombo |
![]() |
Dokumentasi pribadi: Pantai Nampu |
- Kamar mandi bersih dan jumlahnya banyak
- Lahan parkir kendaraan bermotor
- Pos Wilayah Satlinmas Rescue Istimewa
![]() |
Dokumentasi pribadi: Pos Wilayah Satlinmas Rescue Istimewa |
- Kamar mandi bersih
- Tempat parkir kendaraan bermotor
- Hartono, G. Bronto, S.(2007). Asal-usul Pembentukan Gunung Batur di Derah Wediombo, Gunung Kidul, Yogyakarta. Jurnal Geologi Indonesia, 2(3), 143-158.
- Bronto, S. (2013). Geologi Gunung Api Purba. Bandung: Badan Geologi.
- Papan informasi di pantai Wediombo
Komentar
Posting Komentar