Taman Wisata Pemandian Tawun adalah salah satu
obyek wisata yang paling terkenal di Kabupaten Ngawi setelah Benteng Pendem
Van den Bosch, Alun-Alun Ngawi, Museum Trinil, dan Kebun Teh Jamus. Taman
Wisata Pemandian Tawun atau lebih dikenal dengan nama Tawun adalah sebuah
obyek wisata yang menawarkan keindahan sendang, mata air, dan bulus.
Disediakan kolam renang dengan kedalaman yang beragam sehingga anak-anak dan
orang dewasa bisa asyik berenang dengan aman. Selain itu, Taman Wisata
Pemandian Tawun sering menjadi lokasi penyelenggaraan acara seperti Pasar
Djadoel dan tradisi Keduk Beji.
Keterangan: Pengamatan dilakukan pada tanggal
28 Juni 2023
Lokasi
Taman Wisata Pemandian Tawun berada di Desa
Tawun, Kecamatan Kasreman, Kabupaten Ngawi. Lokasinya dekat dengan pusat
Kabupaten Ngawi, yaitu berjarak sekitar 7,2 km. Dari Perempatan Kartonyono
Ngawi, pengunjung melewati Jalan Basuki Rahmat - Jalan Sukowati - Jalan Raya
Ngawi-Caruban. Setelah melewati pertigaan jalan yang salah satu jalannya
mengarah ke ring road Ngawi (Jalan Ir. Soekarno), pengunjung akan
melihat gapura besar di sebelah utara (kiri jalan raya). Gapura tersebut
bertuliskan "Selamat Datang di Taman Wisata Tawun" dan di depan gapura
terdapat dua patung bulus. Perjalanan dilanjutkan dengan melewati jalan desa.
Terdapat papan penunjuk jalan di setiap belokan jalan sehingga pengunjung
tidak perlu khawatir tersesat. Sebuah tugu dengan patung bulus di puncaknya
menandakan lokasi Taman Wisata Pemandian Tawun sudah dekat.
Fasilitas
Fasilitas di dalam Taman Wisata Pemandian
Tawun cukup lengkap, antara lain:
- Tempat penjual makanan, minuman, dan jajanan
- Kamar mandi dan ruang ganti pakaian
- Musala
- Kursi taman
- Saung
- Arena bermain anak-anak
- Tempat parkir
- Perahu bebek
Tempat parkir disediakan oleh warga sekitar di
luar Taman Wisata Pemandian Tawun.
Suasana di Taman Wisata Pemandian Tawun
Setelah pengunjung membayar tiket masuk dan
melewati gapura Taman Wisata Pemandian Tawun, pengunjung akan disambut dengan
penjual mainan yang berjejer di kedua sisi jalan. Selanjutnya, jalan bercabang
menjadi 3 yang mengarah ke 3 area yang berbeda.
|
Dokumentasi pribadi: deretan penjual di dekat pintu masuk
|
Jika berbelok ke kiri, maka pengunjung masuk
ke area pertama. Area ini sangat cocok untuk bersantai dan berbincang-bincang
dengan teman atau keluarga. Area ini merupakan sebuah taman yang dipenuhi
dengan pepohonan yang rindang. Di bagian tengah taman terdapat sebuah patung
bulus berukuran besar yang dikelilingi oleh kolam air. Untuk menuju ke taman
ini, pengunjung harus melewati sebuah jembatan berukuran kecil yang melintang
di atas sungai. Aliran air di sungai ini berasal dari mata air yang berada di
bagian belakang dari Taman Wisata Pemandian Tawun. Di area ini tidak ada
pedagang sehingga suasana cukup tenang. Taman ini bersebelahan dengan area
kolam renang sehingga pengunjung yang sudah lelah berenang bisa beristirahat
di taman sejenak.
|
Dokumentasi pribadi: Patung bulus di tengah taman area pertama
|
Jika berbelok ke kanan, maka pengunjung akan
memasuki area kedua. Area kedua adalah hutan bambu. Pepohonan bambu dengan
diameter batang yang kecil tumbuh di sepanjang jalan. Hijaunya daun bambu
sangat indah dan cocok untuk lokasi swafoto atau foto bersama teman dan
keluarga. Di area hutan bambu juga sering diadakan acara Pasar Djadoel
setiap hari Ahad (Minggu) Legi.
Jika lurus, maka pengunjung masuk ke area
penjual makanan dan minuman. Di bagian tengah area makan ada arena bermain
anak, yaitu seluncuran berukuran kecil. Area makan sangat nyaman dan sejuk
karena dikelilingi oleh sungai dan dinaungi oleh rimbunnya pepohonan.
Di antara area pertama dan area makan ada
kolam renang yang cukup luas dengan kedalaman yang beragam. Di sekeliling
kolam renang ada kamar mandi yang bersih. Pengunjung gratis menggunakan
kamar mandi di dalam Taman Wisata Pemandian Tawun.
|
Dokumentasi pribadi: Gambar atas: Kolam renang; Gambar bawah:
area makan di Taman Wisata Tawun
|
Flora dan Fauna di Tawun
Desa Tawun terkenal dengan bulus (Amyda cartilaginea) atau labi-labi air tawar bercangkang lunak. Habitat bulus masih terjaga
dengan baik, termasuk di dalam Taman Wisata Pemandian Tawun. Bulus yang
berada di Sendang Beji sering muncul ke permukaan air. Saat bulus merasa
terganggu, ia akan bersembunyi ke dalam gua di dasar sendang yang merupakan
lokasi mata air Beji. Selain itu, ada mitos yang berkembang di masyarakat
Desa Tawun tentang bulus, yaitu orang yang mencuri bulus dari habitat
aslinya akan sakit. Terlepas dari mitos yang beredar, kita harus ikut
menjaga dan melestarikan bulus di Desa Tawun dengan tidak membuang sampah
sembarangan, tidak memberi makan bulus sembarangan, tidak merusak habitat
bulus, dan tidak membawa pulang bulus atau menyakiti bulus.
|
Dokumentasi pribadi: Seekor bulus berenang di mulut gua dasar
Sendang Beji
|
Selain itu, di dalam Taman Wisata Pemandian
Tawun ada ayam hias yang diletakkan di beberapa titik dekat pintu masuk.
Ikan-ikan kecil juga bergerombol di pinggir sungai mengikuti langkah kaki
pengunjung yang mendekati pinggir sungai. Kemungkinan ikan-ikan tersebut
menunggu makanan yang sering diberikan oleh pengunjung. Pengunjung bisa
membeli pakan ikan dan bulus yang disediakan di pintu masuk Taman Wisata
Pemandian Tawun.
|
Dokumentasi pribadi: Ayam hias di dalam Taman Wisata Tawun
|
Taman Wisata Pemandian Tawun dipenuhi oleh
pepohonan. Banyak burung yang terbang dan hinggap di dahan pohon. Kicauan
burung sangat indah menemani pengunjung yang bersantai di bawah naungan
pohon. Guna mengedukasi pengunjung, beberapa pohon diberi deskripsi nama
pohon.
Mata Air dan Sungai di Taman Wisata Pemandian Tawun
Di dalam Taman Wisata Pemandian Tawun
terdapat sebuah mata air bernama Sumber Air Beji. Mata air tersebut
mengeluarkan air yang sangat bening dan bersih. Sumber air Beji berada di
bagian belakang Taman Wisata Pemandian Tawun. Sendang yang terbentuk dari
mata air dikelilingi oleh undakan dari batu. Sumber air Beji sebenarnya
berada di dalam rongga batu yang berada di dalam tanah. Air sendang dangkal
dan di dasar sendang dipenuhi dengan daun pohon. Sendang akan dibersihkan
saat ritual Keduk Beji.
Air dari sendang akan mengalir hingga ke
lahan pertanian warga Desa Tawun. Aliran air dari sendang bercabang
membentuk beberapa sungai di dalam Taman Wisata Pemandian Tawun. Semua bibir
sungai sudah dicor semen sehingga lebih rapi dan bersih.
Banyak jembatan besi yang menghubungkan
beberapa area di dalam Taman Wisata Pemandian Tawun yang dipisahkan oleh
sungai. Bahkan, ada satu taman yang dikelilingi oleh sungai sehingga
membentuk sebuah pulau. Di tengah taman tersebut ada bangunan besar
berlantai keramik untuk bersantai.
Pasar Djadoel Taman Wisata Tawun
Pasar Djadoel (ejaan lama dari “Pasar
Jadul”) adalah sebuah pasar yang menjual beragam makanan dan minuman
tradisional yang enak dan murah. Pasar Djadoel dilaksanakan setiap hari Ahad
(Minggu) Legi di area hutan bambu Taman Wisata Tawun. Pasar Djadoel dimulai
dari jam 6 pagi hingga selesai. Selain kuliner jadul, pengunjung juga bisa
menemukan penjual mainan tradisional yang mendidik dan perabotan zaman
dahulu yang mampu membuat pengunjung bernostalgia.
|
Dokumentasi pribadi: Hutan bambu di Taman Wisata Tawun
|
Pedagang menggunakan meja dari kayu atau
anyaman bambu untuk memajang barang dagangan. Mereka berjejer di sepanjang
jalan yang dinaungi oleh pohon bambu. Pengunjung bisa menikmati makanan dan
minuman di atas tikar yang disediakan di belakang pedagang. Pemandangan
hutan bambu yang hijau dan bersih sangat cocok menjadi tempat menyantap
makanan, khususnya di pagi hari.
Legenda Sendang Beji
Sendang Beji yang airnya berasal dari Sumber
Air Beji disakralkan oleh masyarakat Desa Tawun. Menurut legenda, seorang
pengembara bernama Ki Ageng Metawun dari Padas (sekarang bernama Kasreman)
pada abad ke-15 menemukan sebuah sendang. Akan tetapi, sendang tersebut
berada di posisi lebih rendah dari lahan pertanian warga sehingga warga desa
kekurangan air untuk lahan pertanian mereka. Ki Ageng Metawun memiliki dua
anak, yaitu Seconegoro (kemudian menjadi senopati Mataram) dan
Ludrojoyo.
Ludrojoyo merasa prihatin melihat kondisi
warga desa yang kekurangan air. Ia memutuskan untuk bertapa matirto,
yaitu bertapa dengan merendam diri di dalam air sendang pada hari Kamis
Kliwon. Pada tengah malam saat cahaya bulan tertutup awan tebal tiba-tiba
terdengar suara ledakan yang sangat keras. Warga desa yang mendengar suara
ledakan menduga bahwa suara tersebut berasal dari Sendang Beji. Mereka
berbondong-bondong menuju ke Sendang Beji. Ternyata, lokasi sendang
berpindah tempat dari yang sebelumnya lebih rendah dari lahan pertanian ke
tempat yang lebih tinggi di sebelah utara lahan pertanian. Warga mencari
Ludrojoyo yang menghilang usai bertapa. Namun, warga tidak menemukan
Ludrojoyo meskipun sudah menguras air sendang. Untuk menghargai dan
mengenang jasa Ludrojoyo, warga mengadakan ritual Keduk Beji di Sendang
Beji.
|
Dokumentasi pribadi: Sendang Beji
|
Ritual Keduk Beji
Keduk Beji berasal dari dua kata, yaitu
keduk yang artinya "membersihkan" dan Beji yang merupakan nama sendang.
Ritual Keduk Beji merupakan serangkaian acara selama lima hari dengan puncak
acaranya adalah membersihkan sendang. Acara yang dilaksanakan setahun sekali
ini dimulai pada hari Kamis Kliwon dan berakhir pada hari Selasa Kliwon.
Beberapa acara yang diselenggarakan selama lima hari, antara lain selamatan,
gotong royong membersihkan desa, membuat gunungan dan memasang hiasan janur,
mandi bersama di Sumber Beji, menyiapkan perlengkapan sesaji, membersihkan
Sendang Beji dan lingkungan sekitarnya, pementasan tari Langen Bekso
(Gambyong) dan tari Kecetan, dan makan bersama Gunungan Lanang dan Gunungan
Wadon yang dipercaya bisa memberikan berkah dan keberuntungan.
Acara membersihkan Sendang Beji (Keduk Beji)
dilaksanakan pada hari Selasa Kliwon. Setelah pembersihan sendang bersama
warga, seorang juru kunci atau silem akan melakukan ritual
penyilepan. Juru kunci adalah keturunan sesepuh Desa Tawun. Setelah
persiapan sudah dilakukan, juru kunci akan menyelam (nyilem) ke dalam
gua yang berada di dasar sendang untuk meletakkan sebuah kendi kecil berisi
air badheg (air tape ketan) yang dianggap air suci.
Upacara adat Keduk Beji adalah salah satu
bentuk kearifan lokal untuk menjaga dan merawat lingkungan, terutama mata
air yang menjadi sumber kehidupan bagi warga, hewan, dan tumbuhan. Selain
itu, Keduk Beji juga menjadi daya tarik wisata yang dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat Desa Tawun.
Sumber:
-
Pasar Djadoel Taman Wisata Tawun Bikin Ketagihan!!!!!! (2022,
November 9). Diakses pada Juli 23, 2023 dari disparpora.ngawikab.go.id:
https://disparpora.ngawikab.go.id/pasar-djadoel-taman-wisata-tawun-bikin-ketagihan/
pukul 0.16 WIB
-
Keduk Beji. (2014, Januari 1). Diakses pada Juli 23, 2023 dari
warisanbudaya.kemdikbud.go.id:
https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=4696
pukul 15.07 WIB
Komentar
Posting Komentar