Wisata Arsip di Diorama Arsip Jogja

    Diorama Arsip Jogja adalah sebuah wisata arsip yang menampilkan sejarah panjang Yogyakarta dari zaman Panembahan Senopati hingga zaman yang terkini. Di sini pengunjung bisa mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman yang bisa menjadi oleh-oleh berharga dan tidak akan terlupakan. Diorama arsip jogja tidak hanya memamerkan arsip-arsip, tetapi juga budaya dan visualisasi sejarah melalui berbagai macam media. Pengunjung akan merasa seperti kembali ke masa lalu dengan menelusuri lorong waktu. Perpaduan teknologi, seni, dan sejarah berkolaborasi menjadi pertunjukkan diorama yang sangat menarik. 

    Keterangan: Pengamatan dilakukan pada tanggal 3 September 2022

Lokasi

    Diorama Arsip Jogja berada di Gedung Depo Arsip. Gedung tersebut berada di sebelah selatan Gedung Grhatama Pustaka, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Pemerintah Daerah D.I.Y yang berlokasi di Jalan Janti, Pedukuhan Wonocatur, Kalurahan Banguntapan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

    Untuk menuju ke Gedung Depo Arsip, pengunjung harus melalui gerbang masuk utama yang ada di depan Gedung Grhatama Pustaka kemudian belok kiri (timur) menuju ke belakang Gedung Grhatama Pustaka. Sesampainya di Gedung Depo Arsip, pengunjung bisa memarkirkan kendaraan di tempat parkir yang berada di depan gedung. 

Tiket Masuk

    Pada saat pengamatan dilakukan, tiket masuk masih gratis. Penarikan retribusi masih belum ditetapkan karena belum ada Peraturan Gubernur atau regulasi yang mengatur berapa biaya tiket masuk ke Diorama Arsip Jogja. Pemesanan tiket bisa dilakukan melalui situs resmi diorama arsip jogja, yaitu arsipjogja.id.

Jadwal Running Harian Diorama Arsip Jogja

    Diorama Arsip Jogja buka dari hari selasa hingga hari minggu. Pada hari senin dan hari libur nasional Diorama Arsip Jogja tutup. Jadwal untuk mengunjungi Diorama Arsip Jogja dibagi menjadi dua sesi, yaitu sesi pagi dan sesi siang. Pengunjung harus sudah memesan tiket termasuk mengkonfirmasi tanggal dan jam kunjung melalui situs arsipjogja.id. Sebaiknya, pengunjung datang lebih awal agar tidak terlambat karena jika pengunjung terlambat, maka pengunjung tidak diperbolehkan masuk ke diorama dan harus melakukan reservasi ulang. Pengunjung akan ditemani oleh seorang pemandu selama berada di dalam diorama. Satu sesi bisa diisi oleh 20 orang dengan durasi kunjungan tiap sesi selama 90 menit. 

Peraturan Diorama Arsip Jogja

    Sebelum masuk diorama, pemandu akan memberitahukan peraturan diorama yang harus ditaati pengunjung. Semua pengunjung diorama harus melepas alas kaki sebelum memasuki diorama dan pengunjung dilarang untuk menyentuh berbagai benda yang dipajang. Selain itu, kegiatan mendokumentasikan dengan lengkap film, deskripsi benda dan detail dari benda-benda yang dipajang juga tidak diperbolehkan. Pengunjung boleh mengambil gambar di dalam diorama asalkan tidak melanggar ketentuan yang berlaku.

    Untuk mencegah terjadinya kerusakan arsip asli, maka seluruh arsip yang dipajang di dalam diorama adalah arsip replika. Pengunjung akan melihat replika arsip ini mirip dengan aslinya karena dikerjakan dengan seni yang tinggi. 

Dokumentasi pribadi –Replika arsip yang dipajang di dalam diorama

Sejarah 4 Abad sampai Sekarang
    Yogyakarta memulai perjalanan sejarahnya dari zaman Kerajaan Mataram. Perkembangannya tidak lepas dari budaya lokal dan semangat masyarakatnya melalui berbagai tantangan zaman yang harus dihadapi. Diorama arsip jogja dibuat dengan tujuan ingin menghidupkan ingatan kolektif masyarakat tentang sejarah lokal di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. 

    Diorama Arsip Jogja tersusun dari 18 ruang yang masing-masing menampilkan sejarah dengan berbagai media pendukung seperti arsip, foto, lukisan, benda budaya, miniatur, audio visual, dan masih banyak lagi. Di setiap benda yang dipajang disertai dengan informasi berupa deskripsi singkat. Setiap ruangan memiliki tema dan periodisasi sejarah yang berbeda sehingga pengunjung tidak akan merasa bosan. 

    Untuk memperjelas dan memperkaya pengetahuan sejarah, ada seorang pemandu yang akan membimbing para pengunjung untuk menelusuri ruang demi ruang. Pengunjung juga bisa bertanya kepada pemandu jika ada materi yang kurang jelas. Setiap ruangan akan menyalakan lampu dan mulai memutarkan video jika durasi kunjungan di ruangan sebelumnya akan habis. Tujuannya agar fokus pengunjung yang bereksplorasi di satu ruangan tidak teralihkan oleh sesuatu yang ada di ruangan selanjutnya. 

Dokumentasi pribadi – Salah satu ruangan di dalam Diorama Arsip Jogja

Periodisasi Sejarah di Diorama
    Periodisasi sejarah yang ada di dalam Diorama Arsip Jogja dibagi menjadi lima periode, antara lain:

1. Periode Mataram (1587 - 1755)
    a. Panembahan Senopati mendirikan Mataram
    b. Perlawanan Sultan Agung menghadapi VOC
    c. Perjalanan sejarah Kerajaan Mataram
    d. Perjanjian Giyanti tahun 1755

2. Periode Kasultanan (1755 - 1830)
    a. Sejarah Kasultanan Yogyakarta
    b. Sejarah Puro Pakualaman
    c. Pemerintahan pendudukan Belanda
    d. Pemerintahan pendudukan Perancis/Republik Bataaf di Indonesia; Daendels menjadi pemimpin populer di zaman ini
    e. Pemerintahan pendudukan Inggris; dimulai dari Geger Sepoy
    f. Pemberontakan Pangeran Diponegoro/Perang Jawa
    g. Runtuhnya Tugu Golong Gilig (akhir peradaban lama) dan pembangunan Tugu Pal Putih (awal mula peradaban baru)

3. Periode Perubahan dan Pergerakan (1830 - 1942)
    a. Penerapan Sistem Tanam Paksa
    b. Perkembangan pabrik-pabrik gula
    c. Perkembangan zaman revolusi industri
    d. Masuknya pengaruh budaya barat
    e. Organisasi Pergerakan Nasional

4. Periode Republik (1942 - 1998)
    a. Zaman pendudukan Jepang
    b. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
    c. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan
    d. Perjalanan sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta

5. Periode Reformasi (1998 - sekarang)
    a. Krisis moneter 1998
    b. Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Kota Revolusi, Kota Budaya, Kota Pendidikan, Kota Wisata, Kota Pelajar, dan Kota Sepeda
    c. Bencana alam yang pernah melanda Yogyakarta

Menonton Film Sejarah
    Ada banyak film pendek yang akan ditonton pengunjung selama di dalam diorama. Beberapa ruangan tidak hanya memamerkan benda-benda bersejarah, tetapi juga video singkat yang menambah ilustrasi sejarah. Jika pengunjung berada di ruangan periode Kasultanan, ada video tarian tradisional. Di ruangan tentang pendudukan Inggris ada video animasi Geger Sepoy. Setelah itu, ada video tentang penjajahan Jepang dan perjuangan kemerdekaan Indonesia di dalam ruangan periode Republik. Video tentang krisis moneter 1998 juga ditampilkan di ruangan periode Reformasi. 

    Dua ruangan diorama bahkan khusus disediakan untuk menonton film sejarah, yaitu film tentang awal mula berdirinya Mataram dan bencana gempa tahun 2006 yang melanda Yogyakarta. Tidak ada benda pajangan atau tempat duduk di ruangan khusus untuk menonton film. Pengunjung akan diminta oleh pemandu untuk duduk di lantai menghadap ke layar untuk menonton film.

Lokomotif Perubahan
    Salah satu ruangan diorama mengangkat tema lokomotif perubahan. Sesuai dengan namanya, pengunjung akan merasa seperti naik kereta melintasi sejarah revolusi industri. Transisi yang terjadi di periode Perubahan dan Pergerakan (1830 - 1942) dikemas dengan bagus dan menarik. Fokus pengunjung saat pertama kali memasuki ruangan ini adalah sebuah rel kereta yang panjang di tengah ruangan. Bentuk ruangan juga memanjang dan di tembok sisi kanan dan kiri terdapat video yang diputar dengan gerakan seolah-olah pengunjung melihat ke luar kereta. 

Dokumentasi pribadi – Ruang Lokomotif Perubahan

    Rel kereta tersebut berada di bawah lantai kaca. Banyak pengunjung yang merasa merinding saat menginjakkan kaki di atas lantai kaca ini. Beberapa pengunjung bahkan memilih untuk tidak menginjak lantai kaca. Namun, pengunjung tidak perlu khawatir lantai kaca pecah karena lantai kaca tersebut kuat untuk menahan beban berat. 

    Sumber:
http://www.arsipjogja.id/ diakses pada Minggu, 11 September 2022 pukul 17.10 WIB

Komentar