Taman Dungus Ngawi
|
Dokumentasi pribadi |
Kabupaten Ngawi memiliki beberapa taman untuk menambah keindahan dan kebersihan udara di dalam kota, diantaranya Taman Lalu Lintas dan Taman Pintar di Alun-Alun Ngawi, Taman Sukowati dan Taman Dungus di Karangasri, dan Taman Candi. Taman Dungus berada di antara Jalan Basuki Rahmat dan Jalan Sukowati, Dusun Dungus, Desa Karangasri, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi. Pintu masuk taman berada di Jalan Basuki Rahmat. Taman Dungus dekat dengan Taman Sukowati dan Jembatan Dungus.
Taman Dungus diresmikan oleh Bupati Ngawi, Ir. H. Budi Sulistyono pada tanggal 7 Desember 2019. Taman ini ramai dikunjungi warga sekitar pada sore hari. Banyak PKL dan penyewaan mainan anak-anak di pinggir taman. Konsep Taman Dungus adalah Zona Lingkungan Sculpture sehingga ikon utama dari taman adalah sebuah patung. Terdapat satu patung petani pembajak sawah setinggi 7 meter dan dikelilingi oleh air mancur. Bentuk taman bagian tengah adalah segi delapan. Banyak saung untuk bersantai dan tanaman berbunga sebagai pendukung objek swafoto.
Daftar isi
Fasilitas yang ada di Taman Dungus antara lain:
1. Saung
Kira-kira ada 4 saung di tengah taman untuk bersantai. Saung ini terbuat dari kayu. Pada sore hari, tiupan angin yang segar dan udara dingin dari air mancur sangat cocok untuk pengunjung bersantai.
2. Zona PKL
Di barat taman terdapat bangunan untuk menampung PKL. Desain terbuka dari bangunan dengan beberapa sekat digunakan untuk warung-warung berjualan. Tujuannya adalah agar PKL yang ada di sekitar taman tertata rapi di satu tempat. Sebelum bangunan ini difungsikan sepenuhnya, ada warung dari bambu dan beratap terpal di dekat pintu masuk taman dari Jalan Basuki Rahmat. Agar bangunan warung menjadi lebih nyaman dan permanen, pemerintah menyediakan bangunan PKL tersebut. Di antara bangunan PKL dan Taman Dungus terdapat lapangan luas untuk pedagang kecil, penyewaan arena bermain anak, dan lahan parkir.
Penjual pentol, siomay, dan lainnya sering mangkal di barat taman. Penyewaan bermain anak yang ada selama pengamatan tanggal 5 Februari 2022 antara lain skuter, mainan sepeda motor listrik, permainan memancing, odong-odong, dan istana balon.
|
Dokumentasi pribadi: searah jarum jam: bangunan PKL, penyewaan permainan anak, lapangan barat taman |
3. Air mancur
Air mancur dan kolam-kolam air yang ada di tengah taman difungsikan untuk menambah keindahan dan kesejukan udara. Kolam air mancur tidak dilengkapi dengan ikan hias di dalamnya. Taman jarang dikunjungi pada siang hari karena suhu udara panas. Akan tetapi, ada juga pengunjung yang tetap datang ke taman seperti pengemudi ojek online untuk beristirahat. Adanya air mancur membantu mengurangi udara panas di taman.
4. Terowongan bunga
Ada dua terowongan bunga di pinggir taman. Tanaman merambat berbunga yang menutupi terowongan dari terali besi ini memiliki akar menggantung. Sayangnya, ketinggian terowongan tidak terlalu tinggi sehingga akar-akar menggantung tersebut akan mengganggu kepala dan muka pengunjung yang melewati terowongan. Meskipun demikian, terowongan ini tetap bagus untuk berfoto khususnya bagi anak-anak.
|
Dokumentasi pribadi: gambar atas tampak tanaman merambat berbunga
di atas terowongan; gambar bawah tampak akar menggantung di dalam
terowongan
|
Sebuah sengkalan Anggatra Bhumi Luhur Manembah merupakan Bahasa Kawi atau Jawa Kuna, sedangkan dalam Bahasa Indonesia berarti “Berbakti Luhur dengan Mengolah Tanah”. Mengapa sengkalan tersebut dipilih untuk menandai Taman Dungus di Negeri Ngawi Ramah. Diketahui bahwa 72% tanah di Kabupaten Ngawi berupa sawah, hutan, dan perkebunan yang menyerap 76% tenaga kerja. Dan sudah jamak dikenal kebanyakan penduduk negeri Ngawi Ramah bekerja sebagai among tani dengan mengolah sawah mereka, bercocok tanam padi.Dengan sekilas pandang tersebut dipilih suatu ikon, penanda Taman Dungus Negeri Ngawi Ramah dengan patung Tani yang sedang membajak, tentunya dengan alat utama bajak, dalam Bahasa Jawa luku yang dihela 2 ekor kerbau. Luku dalam Bahasa Jawa biasa disebut bajak. Berawal dari kata laku atau mlaku yang artinya orang membajak sawah ibaratnya adalah orang yang sedang memulai sebuah kehidupan, yang memiliki falsafah penting bagi para among tani yang hidup di Negeri Ngawi Ramah yang termasyur dengan negeri agraris, negeri tetanen. Ada 7 bagian dari sebuah luku:Yaitu:Gagang, pancadan, tanding, singkal, kejen, olan-aling, dan racuk.Gagang (pegangan)Bahwa manusia hidup mesti memiliki pegangan ilmu; pancadan (jejakan) berarti ilmu yang dimiliki tadi tentu harus diamalkan.Pancadan(jejakan)Berarti ilmu yang dimiliki tadi tentu harus diamalkanTanding(membandingkan)Dalam bertindak selalu bisa membandingkan mana yang benar mana yang salah, mana yang utama mana yang nista.Singkal(sing nganggo akal/gunakan akal budi)Akal budi digunakan untuk selalu bisa mawas diri atau instropeksi.Kejen(kasawijen/pemusatan/fokus)Dalam melakukan suatu hal harus dengan tekat yang kuat dan sungguh-sungguhOlang-aling(terbuka tabirnya)Bila dalam bertindak bersungguh-sungguh dan ajeg mengamalkan lima hal tersebut di atas maka tersibaklah tabir kehidupan yang sejati atau sejatinya kehidupan.Racuk(ngarah sing pucuk/mencapai yang ujung luhur)Akhirnya dalam perjalanan hidupnya manusia sempurna akan selalu melakukan yang terbaik bagi dirinya, bagi sesama dan bagi Tuhannya.
|
Dokumentasi pribadi: prasasti di Taman Dungus |
|
Dokumentasi pribadi: searah jarum jam: saung di dalam taman, Patung Petani Membajak Sawah, pohon Asam Jawa, pohon Asam Jawa dekat patung |
|
Dokumentasi pribadi: papan nama Taman Dungus di Jalan Basuki Rahmat |
Komentar
Posting Komentar