Pasar Besar Ngawi

    

Dokumentasi pribadi

    Pasar Besar Ngawi adalah salah satu pasar yang menjadi pusat perdagangan tradisional di dalam Kota Ngawi. Pasar Besar Ngawi menghadap Jalan Sultan Agung dan bersebelahan dengan Jalan Mangkubumi dan Gang Kantil. Setiap hari denyut nadi perekonomian Kabupaten Ngawi berada di sepanjang Jalan Sultan Agung. Bangunan Pasar Besar Ngawi sebelum tahun 2020 sangat kusam dan kotor. Para pedagang lebih memilih berdagang di luar gedung. Pada November 2020, pembangunan gedung pasar yang baru dimulai. Bangunan pasar ini kemudian diresmikan oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo pada tanggal 17 Desember 2021.  

Lingkungan Sekitar Pasar Besar Ngawi

    Di Jalan Sultan Agung terdapat deretan toko yang menjual baju, peralatan listrik, lampu, bahan bangunan, apotek, makanan, minuman, perabotan rumah tangga, barang-barang elektronik, roti, perhiasan, bahkan tempat praktek dokter umum. Di tengah deretan toko tersebut ada sebuah Klenteng Sien Hien Kiong. Komunitas etnis Tionghoa mendiami daerah sekitar Pasar Besar Ngawi sejak ratusan tahun lalu. Melalui beberapa peristiwa bersejarah sejak zaman kolonial Belanda dan Jepang, usaha perdagangan etnis Tionghoa berlanjut hingga sekarang. Kawasan perdagangan ini letaknya tidak jauh dari Alun-Alun Ngawi, kantor pemerintahan Kabupaten Ngawi, Benteng Van Den Bosch, dan Kerkhof tahun 1885. 

Dokumentasi pribadi

    Kemungkinan posisi Pasar Besar Ngawi saat ini sudah ditentukan sejak era pemerintah kolonial Belanda. Buktinya adalah keberadaan beberapa tempat penting yang berdekatan. Pemerintah Hindia Belanda menggolongkan masyarakat Nusantara berdasarkan etnis. Masyarakat beretnis Tionghoa dikelompokkan dalam satu kawasan yang sama. Mereka berperan sebagai pedagang dan perantara antara pemerintah kolonial dengan pribumi. Beberapa kota dan kabupaten yang ada di Pulau Jawa memiliki kelompok etnis Tionghoa yang besar, khususnya di pesisir utara Jawa. Meski tidak sebesar kelompok etnis Tionghoa di kota-kota besar, etnis Tionghoa di Kabupaten Ngawi masih mendominasi kawasan sekitar Pasar Besar Ngawi.  

    Untuk menjaga keamanan perdagangan melalui Bengawan Madiun dan Bengawan Solo, pemerintah Gubernur Jenderal Van Den Bosch mendirikan benteng di timur laut kota pada tahun 1839 – 1845. Posisinya berada tepat di pertemuan kedua sungai besar ini. Kawasan permukiman Belanda berada di barat dan selatan Benteng tidak jauh dari pasar besar. Keberadaan Kerkhof yang didirikan di tahun 1885 membuktikan adanya permukiman Belanda. Dengan demikian, lokasi Pasar Besar Ngawi sangat strategis sejak zaman kolonial Hindia Belanda hingga sekarang

Bangunan Lama Sebelum Peresmian 17 Desember 2021
    Bangunan lama Pasar Besar Ngawi memiliki 2 lantai. Lantai pertama banyak ditempati oleh pedagang dan lantai kedua dibiarkan kosong. Bangunan pasar tampak kumuh dan gelap. Pintu masuk utama bangunan pasar berada di tengah fasad bangunan menghadap ke Jalan Sultan Agung. Ada empat tangga untuk menuju ke lantai 2. Tangga pertama dan kedua berada di luar pintu utama sedangkan tangga ketiga dan keempat berada di dalam pintu utama. Tangga luar ditutup pagar besi sedangkan tangga dalam ditutup tembok. 

    Kondisi lorong di dalam pasar gelap dan lembab. Langit-langit lorong rendah sehingga terasa sempit dan pengap. Tidak banyak pedagang yang berjualan di dalam pasar karena dagangannya tidak terlihat langsung oleh pembeli dari luar pasar. Tiap lorong dilengkapi dengan selokan kecil di tengah yang memanjang hingga luar pasar. Selokan ini tidak terlalu dalam dan ditutup terali besi. Banyak sampah berukuran kecil yang menumpuk di dalam selokan. Semakin ke dalam kondisi lorong pasar semakin gelap. Penerangan hanya didukung oleh lampu milik pedagang baju di kios masing-masing.

    Penjual makanan, minuman, sembako, dan perabot banyak yang berjualan di kios terluar bangunan karena pembeli lebih mudah melihat dagangan dan dekat dari parkiran kendaraan. Beberapa penjual kecil memilih berjejal-jejalan di teras bangunan pasar dan jalan. Di semua sisi bangunan pasar terdapat jalan aspal berukuran kecil untuk kendaraan pengangkut lewat. Pada siang hari, jalan kecil ini dibuka untuk kendaraan pembeli. Tak jarang suasana pasar menjadi lebih ramai dan macet karena kendaraan bermotor roda dua pembeli parkir sembarangan. Banyak pembeli tetap menaiki sepeda motor sambil menengok kanan kiri karena malas berjalan kaki. Seringkali pembeli yang naik sepeda motor berhenti tiba-tiba saat akan membeli sesuatu. Oleh karena itu, pejalan kaki dan pembeli lain yang juga menaiki sepeda motor harus tetap waspada. 

    Bentuk bangunan pasar tidak persegi dan jalan aspal di sekitarnya mengikuti bentuk bangunan. Ada belokan jalan berbentuk L di sisi timur laut bangunan. Lebar jalan berkurang karena semakin banyak penjual yang membuka lapak di atas jalan. Penjual kecil menggunakan payung dan terpal untuk berteduh. Sudut timur laut bangunan pasar terdapat Masjid Al-Muhajirin. Toilet berada terpisah dari bangunan pasar di sudut barat laut dan sisi belokan jalan. 

    Sisi selatan pasar terdapat teras parkiran sepeda motor yang memanjang dari ujung ke ujung. Sisi barat (muka pasar) juga terdapat sedikit ruang parkir untuk mobil dan sepeda motor. Terdapat banyak pohon di depan pasar untuk tempat berteduh kendaraan. Ada 3 pintu masuk kawasan pasar yang bisa dilalui kendaraan, yaitu satu di barat laut, satu di barat daya, dan satu di tenggara. Terdapat jalan tembus setapak di sisi utara ke Jalan Untung Suropati. 

    Penjual yang menjual baju, kacamata, peralatan elektronik, perhiasan, dan buah banyak yang berjualan di sisi barat (muka pasar) dan selatan (berhadapan dengan parkiran selatan). Penjual yang menjual sayuran, makanan, minuman, daging ikan dan ayam, perabot rumah tangga, dan sembako berada di sisi utara. 

Kondisi Selama Revitalisasi Pasar Besar Ngawi
    Menurut KBBI, revitalisasi adalah proses, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali. Jadi, proses merevitalisasi adalah membuat agar lebih hidup dan lebih giat kembali. Pemerintah Kabupaten Ngawi menganggap bangunan lama sejak 1990 sudah tidak representatif dan tidak layak. Bangunannya terkesan kuno, kurang nyaman, dan kurang aman. Untuk membuat perekonomian masyarakat Kabupaten Ngawi kembali normal selama pandemi covid-19, pemerintah melakukan revitalisasi pasar. Rancangan bangunan pasar yang baru dinilai lebih modern dan berbasis Bangunan Gedung Hijau (BGH). 

    Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia, Bangunan Gedung Hijau adalah bangunan gedung yang memenuhi persyaratan bangunan gedung dan memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam penghematan energi, air, dan sumber daya lainnya melalui penerapan prinsip bangunan gedung hijau sesuai dengan fungsi dan klasifikasi dalam setiap tahapan penyelenggaraannya. Konsep BGH diwujudkan untuk penyelenggaraan bangunan gedung berkelanjutan yang efisien, ramah lingkungan, dan mengurangi emisi gas rumah kaca. 

Parkiran sepeda motor di depan Pasar Besar Ngawi tanggal 29 Desember 2021

    Ratusan pedagang direlokasi ke Jalan Mangkubumi, Jalan Sultan Agung, dan Jalan Untung Suropati yang ada di sekitar Pasar Besar Ngawi. Sekitar 350 pedagang harus dipindahkan ke kios-kios sementara yang dibangun di sepanjang ruas ketiga jalan tersebut. Kios sementara ini berbahan besi hollow dan atap galvalum. Jarak antar kios dagang hanya 2 meter untuk memaksimalkan ruang karena banyak pedagang yang masih belum mendapatkan tempat relokasi. Ada pedagang yang menjejal-jejalkan dagangannya di kios baru ini karena memiliki banyak barang jualan. 

    Pedagang daging ayam potong, sayuran, tahu, tempe, dan ikan banyak yang direlokasi di depan Pasar Unggas dan Burung, Jalan Untung Suropati dalam petak persegi berukuran kecil. Kira-kira setiap petak berukuran 1 meter persegi. Tiap petak memiliki jarak tertentu untuk mencegah penularan covid-19. Mereka menggunakan payung untuk berteduh dari panas dan hujan.

    Ada juga pedagang roti atau sandal yang berjualan dengan mobil. Letaknya berada di ujung jalan Untung Suropati dan kemungkinan bukan pedagang tetap di pasar. Mereka adalah pedagang keliling yang sering berada di pinggir jalan menggunakan mobil. Mereka menggunakan kesempatan berjualan di sana saat lokasi pasar di jalan raya. 

    Kebersihan ketiga kawasan relokasi ini terjaga karena pada siang hari ada petugas pengangkut sampah yang menggunakan truk sampah berukuran besar. Karena lebar jalan raya berkurang, truk ini sering menyebabkan kemacetan pada siang hari. Kendaraan lain yang lewat harus menepi untuk menunggu bergiliran menggunakan satu ruas jalan tersebut. 

    Kios di Jalan Untung Suropati didominasi oleh pedagang sayur, sembako, dan buah. Kios di Jalan Sultan Agung didominasi pedagang baju, kacamata, topi, dan lainnya. Kios di Jalan Mangkubumi didominasi pedagang baju, jajanan tradisional, sembako, dan warung. Kios di Jalan Sultan Agung menghalangi toko-toko yang ada di sisi timur jalan. Pada ketiga jalan yang digunakan untuk relokasi, beberapa rumah penduduk dan teras toko diubah menjadi lapak baru penjual.

Bentuk Bangunan Baru Pasar Besar Ngawi
Atap joglo Jawa Timur Pasar Besar Ngawi dari dalam

    Bentuk atap bangunan pasar adalah atap rumah joglo Jawa Timur. Bentuk ini cukup menarik karena bangunan pasar kebanyakan rata (atap dak beton). Bentuk atap yang menjulang ke atas juga memberikan ruang langit-langit yang luas sehingga bagian dalam pasar tidak pengap. Lima atap membujur di satu sisi atap joglo adalah atap tembus pandang sehingga kondisi di dalam pasar tidak gelap.  Didukung dengan ventilasi yang banyak membuat sejuk suasana di dalam bangunan. 

    Luas bangunan baru ini adalah 15.940 meter persegi yang terdiri dari 324 dasaran kering, 282 dasaran basah, 38 los basah, 216 los kering, 232 kios kering, dan 58 kios basah. Permukaan dinding luar pasar dihiasi oleh ornamen berbentuk batik Parang. Ada dua wastafel dan pos penjaga protokol kesehatan selama pandemi di dekat pintu masuk. Kamar mandi disediakan di satu sudut pasar lantai bawah. Terdapat 3 bagian kamar mandi, yaitu kamar mandi pria, wanita, dan penyandang difabel. 

Kamar mandi pasar dari kiri ke kanan: kamar mandi pria, kamar mandi khusus penyandang difabel, dan kamar mandi wanita

    Pasar Besar Ngawi yang baru terdiri dari lantai bawah (basement) dan lantai atas. Bagian tengah lantai bawah ditempati oleh pedagang yang menjual dagangan tanpa kios. Mereka duduk di atas lantai yang sedikit ditinggikan dari lantai bangunan. Petak yang disediakan untuk tiap pedagang memiliki luas yang sama dan diberi garis pembatas. Dagangan sayuran, sembako, dan jajanan pasar diletakkan di atas meja-meja kayu yang mereka buat sendiri. Banyak meja dan kursi pedagang yang tidak diganti sejak mereka berdagang di tempat relokasi. Area pinggir lantai bawah ditempati oleh kios-kios yang berukuran sama. Lantai atas ditempati pedagang baju, kaos, topi, dan lainnya. Ada pedagang memiliki dua kios yang bersebelahan karena stok dagangan mereka banyak. 

    Pada pengamatan tanggal 29 Desember 2021, beberapa kios di lantai bawah sudah ditempati oleh pedagang, tetapi masih banyak kios yang belum ditempati. Pada tembok kios kosong ditempeli kertas bertuliskan nama pedagang yang akan menempati kios tersebut. Pedagang di tengah sudah menempati semua petak area yang disediakan. Lantai atas ditempati tidak lebih dari 10 pedagang baju. Bahkan, beberapa kios baru memasuki tahap finishing. Peralatan bangunan dan pekerja proyek masih ada di lantai atas. 

Suasana dalam Pasar Besar Ngawi tanggal 29 Desember 2021 pukul 11.08 WIB

    Pekerjaan proyek di bagian luar bangunan seperti taman, lampu taman, dan tangga dekat  pintu masuk utama belum selesai. Namun, lahan parkir sudah disediakan sehingga pengunjung bisa parkir dengan nyaman dan aman. Petugas parkir sudah bertugas di parkiran sepeda motor. Karena jumlah pedagang yang baru pindah sedikit, banyak pengunjung datang bukan hanya untuk berbelanja. Mereka berswafoto atau mengambil gambar bangunan pasar yang baru untuk dibagikan di akun media sosial mereka. Mereka banyak yang berfoto di teras utama pintu masuk pasar atau di tangga tengah menuju lantai atas. 

    Pada pengamatan sebelum tanggal 29 Desember 2021, pedagang di kios dalam bangunan baru pasar sangat sedikit. Jumlah pedagang di tengah juga masih sedikit. Tampak beberapa petak diisi oleh meja dan kursi pedagang saja. Mungkin mereka mulai pindah dari tempat relokasi beberapa hari setelahnya. Banyak pekerja proyek yang masih mengerjaan tahap finishing beberapa kios. 

Suasana lantai bawah tanggal 29 Desember 2021 pukul 11.05 WIB

    Sebelum peresmian tanggal 17 Desember 2021 oleh Presiden Joko Widodo, pemindahan beberapa pedagang dan pembongkaran kios sementara di Jalan Sultan Agung dikebut. Pembangunan pasar juga dipercepat. Kios sementara di Jalan Sultan Agung selesai dibongkar semalam sebelum peresmian keesokan harinya. Pedagang di Jalan Untung Suropati dan Mangkubumi masih menempati kios sementara mereka beberapa minggu setelah peresmian. 

Kios sementara yang sudah dikosongkan di Jalan Untung Suropati tanggal 8 Januari 2022

    Pengamatan pada tanggal 8 Januari 2022, kios sementara di Jalan Untung Suropati dan Jalan Mangkubumi sudah dikosongkan. Semua pedagang sudah pindah ke dalam bangunan pasar yang baru. Taman di luar pasar sudah selesai dibuat. Saat kondisi pasar masih baru, tentu kebersihan pasar masih terjaga. Perlu adanya kepedulian lingkungan dari pedagang dan pembeli agar kebersihan tetap terjaga.

Suasana lantai bawah tanggal 29 Desember 2021 pukul 11.05 WIB

    Sumber:

    1. Ditarget Oktober 2021 Kelar, Proyek Revitalisasi Pasar Besar Ngawi Mulai Dikerjakan.(2020, Desember 7). Diakses pada Januari 8, 2022 dari www.bangsaonline.com: https://www.bangsaonline.com/berita/84348/%E2%80%8Bditarget-oktober-2021-kelar-proyek-revitalisasi-pasar-besar-ngawi-mulai-dikerjakan?page=all pukul 20.43 WIB

    2. Permen PUPR No. 02 Tahun 2015 Tentaang Bangunan Gedung Hijau.(n.d.).Diakses pada Januari 8, 2022 dari ciptakarya.pu.go.id: http://ciptakarya.pu.go.id/pbl/index.php/preview/54/permen-pupr-no-02-tahun-2015-tentang-bangunan-gedung-hijau pukul 20.45 WIB

    3. Ground Breaking Pasar Besar Ngawi, Adopsi Konsep BGH.(2020, Desember 7). Diakses pada Januari 8, 2022 dari suara.ngawikab.go.id: https://suara.ngawikab.go.id/2020/12/07/ground-breaking-pasar-besar-ngawi-adopsi-konsep-bgh/ pukul 20.50 WIB

    4. Pasar Besar Ngawi Diresmikan Jokowi, Khofifah Optimistis Perputaran Ekonomi di Ngawi Makin Kencang. (2021, Desember 18). Diakses pada Januari 8, 2022 dari kominfo.jatimprov.go.id: http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/pasar-besar-ngawi-diresmikan-jokowi-khofifah-optimistis-perputaran-ekonomi-di-ngawi-makin-kencang pukul 20.51 WIB

    5. Relokasi Pedagang Pasar Besar Ngawi, Banyak Pedagang Belum Dapat Kios.(2020, Agustus 31). Diakses pada Januari 8, 2022 dari www.timesindonesia.co.id: https://www.timesindonesia.co.id/read/news/293936/relokasi-pedagang-pasar-besar-ngawi-banyak-pedagang-belum-dapat-kios pukul 21.03 WIB

    6. Anak Usaha PTPP Membangun Pasar Besar Ngawi Sebagai Harapan Baru Bagi Masyarakat Kabupaten Ngawi.(2021, Desember 18). Diakses pada Januari 9, 2022 dari www.ptpp.co.id: https://www.ptpp.co.id/media-center/news/anak-usaha-ptpp-membangun-pasar-besar-ngawi-sebagai-harapan-baru-bagi-masyarakat-kabupaten-ngawi pukul 12.35 WIB




Komentar