Pabrik Gula Soedhono
|
Dokumentasi pribadi |
Pabrik Gula Soedhono (EyD: Sudono) adalah
satu-satunya pabrik gula yang ada di Kabupaten Ngawi. Sebagai pabrik bekas
peninggalan kolonial Belanda, pabrik ini memiliki bangunan lama dan
lokomotif tua yang beberapa di antaranya masih beroperasi. Pabrik Gula
Soedhono memiliki luas 11 hektar. Pabrik ini sekarang dikelola oleh PT
Perkebunan Nusantara XI. PTPN XI memiliki kegiatan utama yaitu industri
produksi gula. Kantor pusat PTPN XI berada di Surabaya dan wilayah kerja
untuk pabrik gula tersebar di beberapa daerah di Jawa Timur. Beberapa pabrik
gula yang dikelola oleh PTPN XI berada di Ngawi, Magetan, Madiun, Pasuruan,
Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, dan Bondowoso. Untuk daerah eks
Karesidenan Madiun terdapat PG. Soedhono (Ngawi), PG. Poerwodadie dan PG.
Redjosarie (Magetan), PG. Pagottan dan PG. Kanigoro (Madiun). Ada juga
Pabrik Gula Rejo Agung Baru (Madiun) yang dikelola oleh PT PG Rajawali.
Daftar isi
Pabrik Gula Soedhono, Poerwodadie, Redjosarie, Pagottan, dan Rejo Agung Baru masih aktif memproduksi gula, sedangkan PG. Kanigoro sudah berhenti beroperasi dan rencananya akan menjadi tempat wisata dan edukasi di Kecamatan Wungu, Kota Madiun. Alasan diberhentikannya produksi gula di PG. Kanigoro pada tahun 2017 karena kurangnya jumlah buruh dan pasokan tebu dari daerah Madiun dan sekitarnya. Terdapat 3 pabrik gula di Madiun sehingga pasokan tebu harus dibagi kepada ketiganya. Oleh karena itu, PG. Kanigoro harus "bersaing" mendapatkan tebu. Hal ini disebabkan oleh kawasan perumahan dan alih fungsi lahan yang mempersempit kebun tebu di Madiun dan sekitarnya.
Pabrik Gula Soedhono memiliki cukup banyak
kebun tebu sehingga pasokan tebu tercukupi untuk produksi gula. Pabrik gula
terdekat dari PG. Soedhono adalah PG. Poerwodadie di Magetan. Pabrik Gula
Soedhono masih menggunakan lori untuk mengangkut tebu, tetapi hanya dilakukan
di dekat pabrik saja. Untuk mengambil tebu dari kebun sudah menggunakan
truk-truk. Pada masa Buka Giling, truk-truk tersebut akan parkir di lahan
kosong tenggara pabrik menunggu giliran menurunkan muatan tebu.
|
Dokumentasi pribadi: Pabrik Gula Soedhono dari Stasiun Geneng |
Sejarah dan Bagian-Bagian Pabrik
Lokasi Pabrik Gula Soedhono berada di Desa
Tepas, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Didirikan pada tahun
1888 oleh perusahaan Verenigde Vorsendsche Cultural Maatschaapy (VVCM). Pada
masa perpindahan kekuasaan dari Belanda ke Jepang, jumlah produksi gula
menurun karena industri gula bukan fokus utama pemerintahan Jepang dalam
Perang Dunia II. Setelah masa penjajahan Jepang dan dilakukan nasionalisasi
pabrik oleh Pemerintah Republik Indonesia, produksi gula dari pabrik ini
mengalami peningkatan. Perkebunan tebu yang semakin luas diiibangi dengan
penggunaan alat-alat dan cara produksi yang lebih modern dari masa ke masa.
Deretan lori dan rel banyak ditemukan di sekitar Pabrik Gula Soedhono,
tetapi frekuensi penggunaannya semakin berkurang.
Lokasi Pabrik Gula Soedhono berdekatan
dengan Stasiun Geneng. Keduanya saling terhubung dengan sebuah jalur lori,
tetapi jalur lori ini sudah dinonaktifkan. PG. Poerwodadie dan PG.
Redjosarie terhubung dengan Stasiun Barat, PG. Rejo Agung Baru terhubung
dengan Stasiun Besar Madiun, PG. Kanigoro terhubung dengan Stasiun Kanigoro
(nonaktif), dan PG. Pagottan terhubung dengan Stasiun Pagotan (nonaktif).
Perusahaan Verenigde Vorsendsche Cultural
Maatschaapy ( VVCM ) membangun Pabrik Gula Soedhono tepat berseberangan
dengan Stasiun Geneng. Jika dilihat dari koneksi antara pabrik gula dengan
stasiun-stasiun kereta api terdekat, maka dapat disimpulkan bahwa stasiun
kereta api pada masa kolonial Belanda selain digunakan untuk halte kereta
api mengangkut penumpang, juga digunakan untuk mengangkut hasil industri
salah satunya gula. Gula yang diproduksi di pabrik-pabrik gula Karesidenan
Madiun akan dikirimkan ke Surabaya untuk diekspor ke Eropa.
Beberapa lokomotif yang ada di Pabrik Gula
Soedhono berukuran kecil sebab hanya digunakan untuk menarik beberapa lori.
Lori adalah gerobak berbahan logam yang digunakan untuk mengangkut tebu. Di
masa jayanya, lori digunakan untuk mengangkut tebu langsung dari kebunnya
yang bersebelahan atau dekat dengan rel lori ini. Di masa sekarang, lokasi
perkebunan tebu yang lebih tersebar karena semakin luasnya areal persawahan
dan biaya perawatan lokomotif, rel, dan lori yang lebih mahal menyebabkan
penggunaan truk lebih ekonomis dan mudah dalam menjangkau perkebunan tebu
yang jaraknya jauh dari pabrik gula.
|
Dokumentasi pribadi: Stasiun remise dengan salah satu lokomotif dipajang di depannya |
Tempat untuk menyimpan lokomotif yang
fungsinya seperti garasi bagi kendaraan bermotor disebut stasiun remise.
Stasiun remise ini juga menjadi tempat bengkel lokomotif yang mengalami
kerusakan atau sekadar perawatan. Pabrik Gula Soedhono memiliki stasiun remise
di seberang jalan depan pabrik (sisi tenggara). Ada banyak rel panjang untuk
lori yang ada di dekat stasiun remise. Jika pabrik tidak sedang masa Buka
Giling, maka lahan sekitar stasiun remise ini akan menjadi lahan parkir lori
dan lokomotif. Terdapat lokomotif bertenaga uap dan diesel di Pabrik Gula
Soedhono, tetapi lokomotif bertenaga diesel lebih banyak digunakan karena
lebih mudah dan hemat penggunaannya. Salah satu dari beberapa lokomotif yang
ada dipajang di ujung Jalan PG. Soedhono yang mengarah ke Jalan Ngawi-Maospati
sebagai monumen. Sisanya disimpan sekaligus dipajang di stasiun remise.
|
Dokumentasi pribadi: Lori yang ada di dekat stasiun remise |
|
Dokumentasi pribadi: Lokomotif nomor 3 tampak depan |
|
Dokumentasi pribadi: Lokomotif nomor 3 tampak samping |
|
Dokumentasi pribadi: Detail lokomotif nomor 3 |
Salah satu lokomotif bertenaga uap yang ada di
stasiun remise berukuran besar dipajang di teras stasiun remise menghadap ke
taman kecil. Kondisi fisik lokomotif masih terawat. Selain itu, tungku
pembakaran batu-bara atau kayu lokomotif bernomor 3 ini bisa dibuka. Cerobong
asap yang dimiliki sangat besar serta di sisi kiri dan kanannya terdapat
tempat lampu penerangan lokomotif. Pada sisi kanan pintu lokomotif terdapat
kalimat dengan ejaan lama berbunyi, "Di larang keras naek jang ndak
berwadjib." Kondisi mesin lokomotif penuh debu, terdapat sarang laba-laba, dan
sampah kecil di dalam tungku pembakaran. Di mesin lokomotif juga tertera nama
pabrik dan tahun pembuatan sebagai berikut.
|
Dokumentasi pribadi |
ORENSTEIN & KOPPEL
ARTHUR KOPPEL
AKT. GES. BERLIN
1913
12
Nro 6692
LOKOMOTIVFABRIK
Berdasarkan keterangan tersebut, pabrik
pembuat lokomotif ini bernama Orenstein & Koppel. Perusahaan ini memiliki
logo berbentuk belah ketupat dengan singkatan nama perusahaan yaitu O&K di
tengahnya. Perusahaan teknik besar dari Jerman ini didirikan oleh Benno
Orenstein dan Arthur Koppel pada tanggal 1 April 1876 di Berlin, Jerman.
Selain membuat lokomotif, pabrik ini juga memproduksi eskalator dan alat berat
lainnya.
|
Dokumentasi pribadi: Lokomotif nomor 1 |
Lokomotif bernomor 1 bertenaga diesel ini
masih beroperasi hingga sekarang. Jika diperhatikan dengan saksama,
lokomotif ini berangka tahun 1876 - 1959. Kemungkinan lokomotif diesel ini
juga diproduksi oleh Orenstein & Koppel karena tahun 1876 adalah tahun
berdirinya Perusahaan Orenstein & Koppel.
Sama seperti pabrik gula pada umumnya,
terdapat beberapa rumah dinas pengelola dan karyawan pabrik gula yang berada
di belakang pabrik (sisi barat laut). Bentuk bangunan rumah masih asli,
terdapat halaman yang luas, dan lapangan tenis di tengah perumahan. Namun,
kondisi jalan masih tanah dengan batu supaya tidak terlalu berlumpur saat
musim penghujan. Lingkungan pabrik tidak digunakan untuk umum sehingga
banyak warga sekitar yang tidak tahu seperti apa kondisi di dalam
pabrik.
Buka Giling adalah serangkaian upacara atau
ritual yang umum dilakukan oleh pabrik gula yang berada di Pulau Jawa
sebelum dilakukan proses produksi gula. Upacara yang diadakan sering
dipengaruhi oleh adat istiadat setempat dalam menyambut proses giling di
pabrik gula. Acara meriah juga diadakan di sekitar pabrik gula seperti pasar
malam. Tujuan dari diadakannya ritual ini adalah untuk memohon keselamatan,
kelancaran, dan kesuksesan bagi semua karyawan dan pabrik gula agar aman dan
mampu mencapai target produksi. Hal yang sama terjadi di Pabrik Gula
Soedhono. Rangkaian tradisi yang ada di Pabrik Gula Soedhono saat Buka
Giling antara lain:
1. Mempersembahkan kepala kerbau dengan karangan bunga melati yang
diletakkan bersebelahan dengan patung temanten (pengantin Jawa) di atas
mesin giling,
2. Ritual methil tebu (memetik 20 batang tebu) dari Desa Sidorejo, 5 km dari
PG. Soedhono yang kemudian diarak sejauh 1 km ke pabrik.
3. Membungkus 2 batang tebu dengan kain putih dan dihiasi janur kuning
kemudian diarak oleh putri domas dan manggolo disertai kesenian tradisional
seperti reog,
4. Pengantin yang naik kereta kuda bernama Raden Bagus Rosan Sejati dan Roro
Ayu Gendhis Manis. Rosan artinya buku-buku atau garis pada permukaan batang
tebu; Gendhis dalam Bahasa Jawa artinya adalah gula,
5. Sesampainya di tujuan, 20 batang tebu akan digiling sebagai simbolis Buka
Giling di PG. Soedhono.
Untuk perayaan seperti pasar malam di PG.
Soedhono tidak seramai Pabrik Gula Poerwodadie yang mengadakan pasar malam
sangat ramai sampai memadati jalan sekitar pabrik gula karena jalan sekitar
PG. Soedhono sempit. Hanya ada beberapa penjual makanan yang sering membuka
lapaknya tidak hanya pada saat Buka Giling. Mereka menjual kacang tanah
goreng, kacang tanah rebus, atau jagung bakar. Pada sore hingga malam hari
sering ada beberapa warga membawa anaknya bersantai dan melihat proses
produksi tebu dari luar pagar pabrik sembari memakan camilan kacang tanah
dan jagung bakar. Selama pandemi, acara Buka Giling tidak dilaksanakan
seperti biasanya karena bisa menyebabkan keramaian yang bisa menularkan
virus Covid-19.
|
Dokumentasi pribadi: Bagian bangunan pemroses tebu menjadi gula; tampak lokomotif kecil penarik lori berada di depannya |
Suasana pada 7 Agustus 2021
Pengamatan dilakukan pada saat proses
produksi yang sudah dilaksanakan sejak beberapa hari sebelumnya. Aktivitas
truk-truk pengangkut tebu, lokomotif yang menarik lori, dan proses
penggilingan tebu dilakukan di Pabrik Gula Soedhono. Beberapa lokomotif
dikeluarkan dari stasiun remise. Tidak ada keramaian warga sekitar yang
menonton proses produksi.
Penjual camilan dari kacang tanah dan jagung
bakar masih berjualan di depan pabrik. Beberapa kali lalu lintas Jalan PG.
Soedhono dihentikan oleh petugas keamanan pabrik untuk memberi giliran
lokomotif penarik lori lewat karena ada dua rel lori yang sebidang dengan
jalan raya. Kondisi taman yang ada di depan stasiun remise kotor.
|
Dokumentasi pribadi: Taman yang kurang terawat dengan banyak
sampah plastik |
Banyak sampah plastik yang berukuran kecil
bertebaran di bawah pohon trembesi. Tidak semua lori yang ada digunakan
sehingga tetap berada di dekat stasiun remise. Pabrik Gula Soedhono memiliki
beberapa bangunan bersejarah dan alat-alat produksi peninggalan Belanda.
Akan lebih baik untuk memberikan museum atau area khusus untuk edukasi dan
wisata sehingga masyarakat bisa belajar dan mengetahui bagaimana cara
memproduksi gula di Pabrik Gula Soedhono.
Sumber:
1.
Aktivitas dan Wilayah Kerja. (n.d.). Diakses pada Agustus 19, 2021
dari ptpn11.co.id: https://ptpn11.co.id/page/aktivitas-wilayah-kerja pukul
10.21 WIB
2. Stasiun Walikukun. (n.d.). Diakses
pada Agustus 19, 2021 dari heritage.kai.id:
https://heritage.kai.id/page/Stasiun%20Walikukun pukul 12.32 WIB
3. Orenstein & Koppel. (2021,
Juni 3). Diakses pada Agustus 19, 2021 dari en.wikipedia.org:
https://en.wikipedia.org/wiki/Orenstein_%26_Koppel pukul 13.05 WIB
4. Pabrik Gula Soedhono. (n.d.).
Diakses pada Agustus 19, 2021 dari ptpn11.co.id:
https://ptpn11.co.id/page/pabrik-gula-soedhono-1 pukul 13.55 WIB
5. Gulapedia: Serial Buka Giling.
(2020, Mei 26). Diakses pada Agustus 19, 2021 dari ptpn11.co.id:
https://ptpn11.co.id/berita/gulapedia-serial-buka-giling pukul 13.56 WIB
6. Harianto, Sugeng. (2018, Mei 8).
Persembahan Kepala Kerbau, Awali Musim Giling PG Soedhono Ngawi [Halaman web]. Diakses dari
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4010945/persembahan-kepala-kerbau-awali-musim-giling-pg-soedhono-ngawi
tanggal 19 Agustus 2021 pukul 14.03 WIB
Komentar
Posting Komentar